Monday, December 2, 2013

20 Besar DPAN13 Goes To Malang (part 1; Corpus Christy & RSJ Radjiman Wedyodiningrat)



Finally! Hari Rabu yang aku tunggu pun datang, 20 November 2013. Sore ini aku berangkat ke Malang bersama #20 Duta Pelajar Anti Napza 2013 (DPAN13), dalam rangka mengunjungi Pusat Rehabilitasi Corpus Christy dan RSJ. Radjiman Wedyodiningrat. Dari Jogja jam 4 sore, sampe disana jam 4 pagi, kita nginep di Villa, Wonosari Agro Wisata disingkat WAW._.v bukan Wonosari di Jogja tapi. Sekamar sama @AnggitaSarasati terus hari Kamis-nya (21 November) kita cus ke Corpus Christy dan RSJ Radjiman Wedyodiningrat. But.....sebelum itu, air panas di kran nggak mau nyala, terpaksa banget mandi make air dingin, mana udaranya dingin berkabut gitu, bah sial-_- waktu breakfast, menu kali ini nasi goreng dan dadar gulung:v , menggila sama @salsabilla_ADS @AnggitaSarasati and @Holy_Rhema, kita nafas kayak ada asapnya gitu saking dinginnya. Banyak kucing waktu breakfast, Salsa phobia, Holy malah ndeketin kucingnya #holypawangkucing. Terus mainan sebentar, tapi badluck banget rok-ku putih kena benda kotor(?), akhirnya aku ganti jeans.

Yayasan Corpus Christy: 21 November 2013, 8.45am
"Thinking smart with think smart"
            Bapak Samuel selaku pimpinan CC, menyambut kami di tempat yang udah disediakan dan memaparkan beberapa penjelasan tentang yayasan CC ini. Awalnya yayasan CC ini hanya berisikan anak-anak nakal dan depresi, tapi waktu itu ada seorang bapak yang menitipkan anaknya karena menyalahgunakan napza. Akhirnya yayasan ini menjadi pusat rehabilitasi, banyak lembaga yang mensubsidi yayasan ini. Pak Samuel bilang, pengguna napza konsep pemikirannya salah karena mungkin kehilangan kerabat, sahabat, keluarga yang menjadi inspirator mereka. Jadi mereka tak punya inspirator buat hidup lagi.

            Ada beberapa tahap rehabilitasi di yayasan CC ini, yang paling pertama adalah detoksifikasi atau pembersihan, lalu rehabilitasi, evaluasi setiap bulannya dan resosialisasi. Di tahap rehabilitasi sendiri ada mediasi dan terapi. Mediasi bekerjasama dengan dokter, lalu Terapi dengan cara paradikma, atau mengembalikan pola pikir dan cara pandang ke jalan yang benar(?), lalu secara Spiritual dengan cara pengembangan rohani dan keagamaan. Disini hanya ada 15 klien khusus napza, mayoritas beragama Kristen Katolik, tapi juga ada yang Islam dan Hindu. Disini ada beberapa asrama, yaitu asrama untuk menanganti orang stres dan depresi tinggi, asrama untuk sisufren atau gila, asrama untuk lansia stres, stres biasa dan khusus napza serta anak-anak nakal. Di tempat ini juga ada lapangan bulutangkisnya, sayang, tempat ini kurang terawat. Kita sempet kenalan sama beberapa klien disitu, ada yang udah 2 tahun ada yang beberapa bulan, ada yang cewek pula.
Pada dapet salam dari mereka nih;;)


Setelah sejam lebih kita disana, selanjutnya ke RSJ Radjiman Wedyodiningrat.

RSJ. Dr. Radjiman Wedyodiningrat, Lawang, Malang: 21 November 2013; 10.30am
REHABILITASI:
“Semua orang memiliki bakat dan kemampuan, tak terkecuali penyandang gangguan jiwa. Membantu mereka agar mampu mempertahankan kemampuan yang tersisa dan memanfaatkannya untuk kelangsungan hidup adalah kewajiban kita semua”
            Dari luar rumah sakit ini keliatan kecil, tapi aslinya luas banget. Sebelum kita masuk ke dalam, kita dialihkan ke Museum Keswa. Museum ini menyimpan dokumen-dokumen dan benda penting sebagai sejarah RSJ. Dr. Radjiman Wedyodiningrat ini. Benda-benda itu berasal dari peninggalan kolonial Belanda yang juga jadi bagian dari sejarah rumah sakit ini. RSJ. Dr. Radjiman Wedyodiningrat diresmikan pada tanggal 23 Juni 1902, sebelumnya nama rumah sakit ini adalah RSJ Sumberporong, nama Belanda-nya adalah Krankzinigen Gesticht te Lawang dengan kapasitas percobaan 55TT merupakan RSJ kedua di Indonesia setelah RSJ Bogor.
Best words:')

Main gate RSJ Radjiman Wedyodiningrat

                       Di Museum Keswa ada banyak sekali barang kuno yang juga berfungsi sebagai sarana pengobatan dan rehabilitasi sebelum modern, seperti strait jacket, permanente baden dan hidroterapi. Terapi rehabilitasi juga berupa terapi masa lalu untuk mengingat kejadian-kejadian yang klien pernah alami sebelumnya. Ada proyektor kuno, piringan hitam dan beberapa album band tahun 70an, pasung, lonceng, piano, alat ETC, alat timbangan, juga meja bilyard, dan.....sesuatu yang membuatku nggak bisa tidur di malamnya adalah._. bayi, ya.....bayi men, bayi manusia, bayi yang seharusnya ada dalam rahim ini ada di toples kaca, oke....tabung lah. Inget banget disitu ada tulisannya, “Kami tidak tahu bayi manusia ini berasal dari mana, sejak kapan dan umurnya berapa. Tetapi ia ada disini untuk menunjukkan kekuasaan-Nya” Subhanallah Allahu Akbar. Aku sama Salsa nemu meja biliard, ada Holy juga disitu, akhirnya kita bertiga main biliard, well we can still have fun, right?._. Lalu kita dipanggil buat masuk ke RSJ.RW-nya, no camera. Sepanjang perjalanan banyak paviliun dengan nama masing-masing dan jenis pasien yang berbeda, banyak dokter-dokter yang nampaknya masih muda. Belok sana, belok sini, akhirnya kita sampe di ruang napza. Disana udah ada 7 klien napza di depan untuk jadi narasumber kita. Namanya A, Y, W, B, S, I dan /satunya lupa._./. Mereka kenalan dan memberi kesan-kesan disini. Yang pertama menceritakan kisahnya adalah W.

            W, umurnya 20 tahun, sudah 2 bulan disini, dia mengonsumsi napza mulai kelas 6 SD. Awalnya dia dikasih temen, minum terus akhirnya kecanduan ganja dan double L dan jadi bandar narkoba. Lalu ke Kalimantan memakai shabu dan miras. Sempat jadi anak punk, ke Jogja, ke Malang, ke Surabaya. Kakak dari W ini juga pecandu, namun sudah meninggal akibat OD (over dosis). Wahyu berpesan: “Jauhi temen-temen pecandu, jauhi anak punk karena biasanya anak punk seorang pecandu dan jangan coba-coba merokok”. Setelah W selesai cerita, giliran teman kita yang cewek, namanya B. Sebelum dia menceritakan kisahnya, dia menyanyi diiringi gitar oleh W, B menyanyi Sandiwara Cinta dari Republik, suaranya bagus beneran, aku dan Anggita, dan mungkin semuanya terenyuh denger suara B dan kejujuran dia bernyanyi, lagunya juga menceritakan kisah tersendiri. Aku lihat mata B yang berkaca-kaca, dalam hati, aku remuk.

            Selesai bernyanyi, dia mulai cerita. B umurnya juga 20 tahun, dia mulai menggunakan narkoba pada usia 16 tahun, dia coba-coba rokok, coba-coba miras dan dikasih dextro 5 butir. Terus mulai berbohong sama mamanya minta uang 50.000 katanya buat beli alat-alat tulis, tapi ternyata 30.000 buat beli dextro dan 20.000 buat urunan miras. B memang memiliki latar belakang keluarga pecandu aktif, yaitu ayahnya. B pernah masuk rumah sakit, namun bukan untuk kasus miras, untuk kasus depresi, dia sering mendapat tekanan dari keluarga, terutama dari ayahnya. Setelah lama berhenti, B relaps (menggunakan kembali), dia memakai double L dan pil koplo (ekstasi). Dia bilang kalo cewek minum 5 sampai 7 butir aja udah nge-fly, terus dia ditanya, “Enak nggak pil koplo-nya?” dia jawab, “Enak banget!” sambil mengacungkan jempolnya. Dia ditanya lagi, “Mau lagi nggak?” dia jawab dengan jujur, “Ya sering kepikiran aja kalo lagi waktu kosong gini. Tapi untuk nyoba lagi enggak ah”. Betris berpesan: “Jangan sampai masuk lingkungan yang salah, salah masuk bisa salah pergaulan.”

            Ibu pembimbing ruang napza menjelaskan beberapa hal tentang ruang napza, kapasitas disini dari 15 orang sampai 20, disini juga teman-teman kita diajari cara untuk bersosialisasi dan memimpin dirinya sendiri, Wahyu berperan sebagai kepala keluarga yang menjaga teman-temannya. Mereka juga diajak berkarya, melukis, bermain musik, menyanyi dan masih banyak lagi, memang ada beberapa hasil karya mereka di ruangan ini, ada yang dijual, ada juga yang masuk pameran. Setelah itu, ibu pembimbing ruang napza menyampaikan beberapa pesan yang intinya jangan pernah coba-coba memakai napza. Sebelum kita pulang kita bersalaman dengan teman-teman kita dan mengucapkan terimakasih atas ceritanya yang sangat sangat sangat bermanfaat bagi kita, dan nggak lupa salaman sama dokternya. MIAPA DOKTERNYA ADA YANG GANTENG BANGET, KACAMATAAN, MUDA, TINGGI, PUNYA LESUNG PIPI, WEEEH(?).
(TO BE CONTINUED)


-Rd.

0 komentar:

Post a Comment

people who read my blog

search here?

Amaranggana Ratih Mradipta. Powered by Blogger.