Friday, December 29, 2023

2023: Year of Losing and Finding

Wah, WAAAAAAAAAH. 2023 was crazy. 2023: Year of Losing and Finding indeed. It has been a rollercoaster of emotions. I lost some people, and I found others. I lost some of my bad habits and found new ones. I lost my past self and found the new me. I genuinely thought 2023 was an end for me, I hadn't seen where I would go at the beginning of this year, I almost fell to my past self, yet, I survived. So let’s go.

Sejujurnya, aku baru nyelesain postingan yang ‘2022: Growing Old, Growing Up’ itu beberapa jam yang lalu, karena aku masih belum bisa kembali ke tahun-tahun memeras keringat itu wkwk (lebay). Aku nulis yang 2022 itu baru sampe Maret, aku nggak lanjut karena…aku nggak kuat lanjutin aja, gatau kenapa ya. Tapi aku merasa, kalo nggak aku lanjutin, bakalan ada burden juga di aku buat moving on. Anyways, mari kita ke tahun 2023!

Januari,

Mengawali tahun dengan perasaan yang campur aduk banget. Aku baru wisuda, aku belum langsung dapet kerjaan, dan aku harus ketemu sama keluarga besar di Jakarta, ngerti nggak sih rasanya? Meskipun waktu itu aku sendiri lagi ikut seleksi bersama BUMN (but I failed, lol). Gimana ya rasanya mendeskripsikan bulan Januari aku? Aku sebenernya belum selesai sama diriku di tahun 2022 lalu, masih ada sisa-sisa aku yang masih pingin hidup di 2022. Desember-Januari rasanya dragging banget, aku bingung, hilang arah, nggak tau mau ngadu ke siapa (manusia ya, kalo ngadu ke Tuhan mah tiap hari). Thankfully, di Jakarta, aku sempet jalan-jalan sendiri dan ketemu sama temenku disana, lumayan lah, ada waktu sendiri buat shutting down these voices in my head. Tapi kembali lagi ke Jogja aftermath dari kumpul keluarga besar, aku kembali hilang arah.

Unfortunately, it got worse, ketika aku putus. Yep, I broke up with my boyfriend of 7 years, my highschool sweetheart. It was hell, proses sebelum, saat dan sesudahnya itu bikin aku nangis 2 weeks straight. I got my first job too, cool, Alhamdulillah, malem harinya aku nangis lagi. I honestly don’t want to go back to December 2022-February 2023. Moving on!

Februari, Oh by the way, sejak Januari aku mulai nge-gym di Health and Sports Centre (HSC) UNY. Thanks to Devi dan Dinda yang udah merekomendasikan aku buat nge-gym di kampus sendiri, sekarang aku ketagihan nge-gym. Aku menggunakan gym sebagai sarana pelarianku, terutama pas treadmill. Aku emang biasanya jogging, in my free time, weekends biasanya, tapi aku mulai off pas skripsian, dan aku menemukan kehidupan lagi jogging di treadmill, cool. Aku juga udah mulai kerja, aku kerja di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY, dinas lagi wkwk, kayak udah takdirnya aku selalu berafiliasi sama dinas. February was like a transition phase, masih sakit sih dengerin December, Wish you Were Here sama Torn-nya Neck Deep, but I slowly healed.

Maret, I reunited with my junior high school friend in December. Berawal dari aku liat lowongan kerja, terus aku dm instagram dia, tanya dia jurusan arsitek atau teknik sipil, karena di lowongan kerja nya itu jurusannya arsitek, tapi ternyata dia jurusan teknik sipil. From that, kita move ke Line dan nge-gym bareng! funny how life’s going. Kita biasanya randomly kirim post/reels lucu-lucu di dm instagram/twitter. He has been on my dm for so long, as an old friend, tapi yaudah wkwk, dia seru aja. And now, I’m on my way to the most beautiful museum in Yogyakarta, far north, with him, repeating ‘Mirror’ by Justin Timberlake on his car’s stereo. Jehan, hi there, who would’ve thought? Ramadhan di tahun ini juga cukup berwarna, nggak banyak yang ngajakin buka bersama, dan karenanya aku merasa waktuku cukup buat buka di rumah sama keluarga. Meskipun aku merasa ibadahku masih kurang banget di Ramadhan tahun ini,aku harap, insyaallah tahun depan bisa ketemu lagi sama Ramadhan, aamiin. Sejujurnya aku pingin kembali ke masa spiritualku di SMA, aku sholat Dhuha hampir setiap hari, tadarus hampir setiap selesai maghrib dan bisa tahajud. Mungkin karena lingkungan juga aku bisa melakukan semua itu, tapi ya nggak ada alesan juga. I really need to work on that. April, Bulan April mulai kerasa sibuk di kantor, mulai banyak project dan kerjaan yang ditambah-tambah terus. Keadaan rumah juga kayaknya selalu ‘memburuk’ setiap masa akhir-akhir puasa, nggak tau perasaanku doang apa gimana. Mood-ku juga selalu buruk di hari lebaran, hari dimana harusnya bisa seneng-seneng ketemu banyak orang, salam-salaman, makan bersama, but no, masih sama kayak tahun-tahun sebelumnya. Tapi alhamdulillah, seminggu sebelum lebaran, aku sama Jehan bisa berdonasi ke Pesantren Yayasan Madania. Seneng banget rasanya bisa donasi lagi, it really brightens up my mood. Aku juga diajak ke banyak tempat makan baru sama Jehan, buat buka puasa dan makan malem. Di bulan April juga aku seakan diperlihatkan sama Tuhan mana orang-orang yang baik dan mana orang-orang yang buruk buat aku. Aku banyak nangis lagi di bulan April ini, karena sebenernya patah hati yang lebih menyakitkan selain putus sama pacar adalah somehow lost contact sama temen. I've been through this my whole life, masalah pertemanan adalah masalah yang aku sendiri juga nggak bisa handle, most of the time. But oftentimes, they just left and uninvited me again, that’s just, hurt.

Mei, I WENT TO DIENG FOR THE FIRST TIME IN MY LIFE AAAAAAAAAAAAAAAAA Nggak tau udah berapa kali wacana, sama siapa aja pokoknya cuma wacana. Tapi akhirnya aku bisa nonton milky way dan matahari terbit di Dieng, it was so breathtaking! Pas banget lagi cerah bisa liat gunung Prau dengan jelas, it was indigo and then it was orange, mashallah, so beautiful. Masih belom bisa move on sampe sekarang, pasti bakalan balik lagi ke Dieng. Karena cuma dikasih waktu sehari di Dieng, kita nggak pergi ke banyak tempat: Sunrise di Watu Angkruk, lanjut ke Batu Ratapan, Candi Arjuna dan makan mie Ongklok. But I’m so happy, I can relive my travel plans again, and with Jehan it all seems possible.

Juni, Juni ternyata lebih berat dari April-Mei, kebetulan juga ada acara dari ANRI di Jogja dan perwakilan dari kantorku jadi panitia di acara itu (termasuk aku). Tapi gapapa, jalan-jalan lagi, walau ke Kraton, at least bisa nonton pameran Kraton Narawandira gratis, and met with my old gallery-sitter friend as well! Bulan ini juga aku beli mesin cuci, akhirnya, setelah bertahun-tahun cuci pake tangan. Harusnya ini aku beli di bulan Mei, jadi kado ulang tahun buat kedua orang tuaku, tapi ternyata Mei ke Dieng, jadi mesin cuci harus ditunda dulu. Seeing my mom’s reaction when it was delivered to my home was funny yet touching. Untungnya dikirim pas libur, kalo nggak salah hari Sabtu, jadi aku bisa liat reaksi bunda. Mom’s happy, I’m happy.

Juli, What’s the funniest way to meet your partner’s parents? Mine was diajak ke Malang semalem. Yap, aku ketemu sama orang tuanya Jehan (dan tetangga-tetangganya) langsung ke Blitar-Malang semalem, aku juga masih nggak percaya. Anyways! akhirnya ke Jawa Timur lagi, woohoo! Kali ini lebih banyak wisata kulinernya: Warung Wader Mak Ti Blitar, Kampung Coklat Blitar, Selecta Malang, Alun-alun Malang (Bakso Cak Toha) dan balik ke Jogja tengah malem wkwk. Juli ini juga banyak deep talk-nya sama Jehan. Aku seneng banget dia bisa diajak ngobrol hal-hal kayak gini. He has a clear picture of what he wants to do in the future, he’s very hardworking and consistent, I adore him so much. Kita bisa deep talk di tempat-tempat yang random, kayak di warung entog Turi, di cafe, random aja gitu.

Agustus, Oke, Agustus ini kocak banget. Dimulai dari deep talk lagi sama Jehan di cafe yang aku temukan di tiktok, CAFE INI JUGA TERNYATA DEKET BANGET (di tirtonirmolo, lol). Terus Ramayana Prambanan, Jehan and Sesil came to watch me. Aku seneng banget, this is the first time people that I actually care watched me perform on such a stage. Aku juga seneng liat mereka merasakan pengalaman tersebut, terutama Sesil sih, sebagai anak perantauan yang nggak rantau-rantau banget wkwk. Dilanjutkan dengan kurang dari 12 jam di Solo sama temen-temen lagi. Catching afternoon KRL ke Solo, berdesak-desakan (ril) and catching another one early buat upacara 17an di kantor. Diakhiri dengan MENANG JUARA 3 PAMERAN VIRTUAL ARSIP SE-JAWA, yang bahkan aku udah nggak ngarep apa-apa sama sekali. Agustus kocak banget.

September, Early September aku dapet kesempatan buat ke Bandung, bareng 6 LKD Simpul Jaringan Terbaik Nasional dan ANRI. Aku belum pernah naik kereta dari Jogja ke Bandung langsung, di pagi hari, dan ternyata pemandangannya mashallah indah banget. Bakalan naik kereta ke Bandung lagi sih. September juga adalah bulan ulang tahun Jehan. I’ve been keeping the name of the restaurant that we will have lunch at for sooooo long. Aku sendiri juga pingin banget ke restoran ini, tidak lain tidak bukan adalah Jiwa Jawi. Ternyata emang bagus banget, terutama buat yang suka foto-foto for the gram, makanannya secara harga average restoran, enak sih, will come back. Akhir bulan September malah diajak ke Solo lagi sama mama-nya Jehan dan temen-temen (mama)nya. Tapi kali ini kami cuma ke Mall Paragon, Selat Viens sama ke Pasar Wedi, Klaten, but we were having fun anyway. Sayangnya akhir bulan September jadi penutup yang cukup pahit buat kita berdua.

Oktober, Oktober bulan tercapek sih, aku ngurusin pameran lagi dan kegiatanlainnya. Tapi bulan Oktober ini aku beli BANYAK BANGET buku, dari dua pameran buku terbesar yang diadakan waktu itu, yaitu Gramedia Wholesale di Tajem dan FKY x Bookfair di….depan halaman kantorku sendiri wkwk. Aku juga berkesempatan buat ikut Jogja Heritage Track, nonton pagelaran Bedhaya Mintaraga sebagai pembukaan Pameran Lenggahing Harjuna, dan ikut flashmob perayaan ditetapkannya Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Budaya Dunia di depan Kepatihan. Seru sih bulan ini, tapi capek banget juga.

November, A rollercoaster lagi, karena ada banyak banget kejadian yang aneh-aneh di bulan ini. Tapi aku seneng bulan November ini aku bisa banyak menyendiri, rutin nge gym, dan cukup rutin journaling. Aku kangen banget rasanya journaling, langsung mencurahkan isi hatiku saat itu juga. Kegiatan kantor bulan November malah banyak banget, selain persiapan akhir tahun, ternyata masih ada event lain yang harus diselesaiin.

Desember, PENGELUARAN YANG NGGAK TERKIRA. Mulai dari temen ulang tahun, temen nikah, hari ibu, dan SEMARANG AAAAAAAA. Seneng banget akhirnya bisa ke Semarang lagi, setelah….gatau berapa tahun yang lalu. Panas banget sih tapi Semarang, aku pulang-pulang malah demam sama diare, beneran, tapi cuman sehari aja sih wkwk. Seru banget pokoknya, i might make a post about it too later.


And here are the photodumps:

new friends i made this year, my coworkers!

congrats to my graduate friends
for finally finishing this chapter!

ketemunya setaun sekali updates-nya gapernah garing

ini ketemunya seabad sekali, udah beda-beda kota
updatesnya plot twist banget anjir.
taun ini aku ya yang plot twist wkwk
ini ketemunya sebulan sekali
plot twist mulu. tetap tenang di tengah
gempuran temen nikah

anak yang literally aku adopt setelah aku sama Jehan wkwk

malah jadi 24/7 sampe manamana

tahun depan enaknya beli rumah gasi?
fix ya? aku beliin rumah ya tahun depan ya?

thank you so much for this one junior high school friend
and yet become my everything and everyday now.
thank you for your accompany, you've been so lovely
towards me, you make my ashy forgotten travel lists alive again.
to more journey ahead of us!


appreciation for myself yang udah mulai nge-gym,
travelling, baca buku, journaling dan nggak relaps
setahun full. you are amazing!


2024 here we go


Sunday, July 23, 2023

Working Life

Ah, akhirnya aku menemukan waktu yang cukup senggang dan enak buat nge-blog lagi. Sunday afternoon, di kamar, sedikit gelap, grounded feeling. I want to share my working life with you guys, because it's been interesting so far, and i'm glad that i work in this place for my first career. Aku kerja di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY, belakang Grhatama Pustaka, Janti, sebagai petugas layanan arsip. Aku dapet lowongan ini dari grup alumni jurusanku, and i immidiatelly sign myself. Long story short, sebenernya, awalnya, yang keterima bukan aku, tapi nampaknya kandidat yang (harusnya) lolos kurang setuju sama beberapa hal jadilah batal dan i was their second option.

Tugas utamaku adalah sebagai petugas layanan arsip, kalau ada pengunjung yang mau pinjem arsip atau penggandaan arsip, aku yang ngurus administrasinya. Kedua, aku juga bertugas buat input arsip di situs yang terintergrasi, namanya Sistem Jaringan Informasi Kearsipan Nasional (SJIKN), intinya aku masukin khazanah arsip punya DPAD DIY ke website itu agar bisa diakses oleh masyarakat luas. Tugas tambahanku adalah mengelola sosial media utamanya instagram dan handling events. It's not that many sebenernya, dan aku merasa worth dengan gaji dan fasilitas yang diberikan, belum lagi hal-hal lain kalo misal ada acara di luar. Aku mulai kerja Februari 2023, dan kontrak selama 11 bulan, so it'll end on December, setelah itu gimana? I haven't figure it out yet, tapi aku sangat berharap kalo kontrakku ini dilanjutin, paling enggak satu kali kontrak lagi buat aku nabung and preparing for my next step.

terhimpit arsip

I met many new people, of course. Banyak dari mereka adalah pemandu diorama, yap, THAT Diorama Arsip Jogja, some of them adalah kakak tingkatku juga wkwk. Coworkers-ku yang ASN juga sangat membantu, very welcoming dan mereka juga bisa diajak diskusi, mungkin karena kebanyakan dari mereka masih cukup muda (newly wed-anak satu) jadi enak aja diajak diskusi.

Wow, rasanya punya gaji (rutin bulanan) itu, kinda mixed feelings for me. Aku biasanya dapet duit dari lomba sejak SMP plus project waktu kuliah, rasanya beda sama terima gaji kerja beneran. Money management sangat sangat sangat penting, dan aku rasa semua orang WAJIB belajar caranya money management (disesuaikan dengan gaji mereka) on a very early stage. Gaji bulan pertamaku habis untuk beli kebutuhan rumah, apalagi waktu itu menjelang puasa juga, aku baru bisa nabung di bulan kedua kerja dan sampe sekarang. Some other things yang aku makin kerasa setelah terima gaji kerja bulanan adalah:
1. Kebutuhan sehari-hari (groceries) mahal (dibandingkan dengan UMR).
2. Punya duit cadangan untuk beberapa hal yang mendesak dan tiba-tiba adalah suatu KEWAJIBAN.
3. Kalau kamu sandwich generation, punya gaji UMR aja nggak bakal cukup. you need to really invest on something that you want (misal tas, baju atau celana), biar sekalinya beli walau mahal tapi kualitasnya bagus sehingga dia berumur panjang. Belum lagi kamu harus nabung buat masa depanmu sendiri, side-job is definitely an option.
4. Beli kebutuhan sehari-hari (sabun, sampo) bundle atau sekalian beli yang ukuran besar jatuhnya jadi lebih murah daripada beli yang kemasan kecil/medium dan harus beli setiap bulan, cari diskonan adalah kunci.
5. INVEST FOR YOUR HEALTH, beli suplemen, sign for a gym subs, jogging rutin, sumpah kerasa banget perubahannya di badan and my whole performance.

Time management adalah satu hal lain yang perlu diperhatikan setelah kerja, apalagi kalo kerja 8-4 Mon-Fri. Mengatur waktu untuk kebutuhan sosial sangatlah sulit, apalagi kalau temen-temen kamu juga udah pada kerja, terlebih kalau tanggal gajian dan jam kerja mereka berbeda (swasta vs. kantor pemerintah). Aku udah ngerasain sendiri sama beberapa temenku, dan pacarku sendiri sejujurnya, mereka Sabtu masuk setengah hari, tanggal gajian beda seminggu sama aku, dan ada yang kerja sampe jam 5 baru kelar, hadehadeh sekali. Time management buat diri sendiri juga nggak kalah penting, make sure you make time for yourself, saat weekend, buat tidur (beneran ini), buat self-love, luluran, keramas pake hair tonic dan conditioner, at home facial, make body butter, journaling, itu semua bener-bener membantu produktivitas. Aku sendiri selalu punya me-time setiap hari Kamis sepulang kerja dan hari Minggu sore-malem, minimal luluran dan at home facial.

Satu lagi adalah relationship dengan coworkers. Apapun yang terjadi di kantor, ends di kantor juga, termasuk kerjaan dan hubungan dengan rekan kerja. Apapun yang ada di kantor nggak perlu dibawa hati, and your life would be nicer. Intinya gitu.

I think that's all for now.

Saturday, July 1, 2023

finally went to Dieng!

Udah nggak tau berapa kali wacana sama temen sana sini mau ke Dieng, akhirnya baru keturutan bulan Mei lalu. Aku berangkat sama Jehan dan temen-temennya, ini dadakan banget sih, kita ngerencanainnya dari awal bulan dan berangkat pertengahan bulan, karena kita tanggal gajiannya beda-beda. Thankfully, mereka udah tau mana tempat-tempat yang enak buat dikunjungi dalam waktu dua hari semalem. Kita jelas nggak milih buat ke Sikunir, karena selain bakalan rame dan jalannya cukup jauh. Kita juga memutuskan buat santai-santai aja soal makan, nggak kudu dapet banget mie ongklok, tapi pas pulang kita makan mie ongklok kok hehe.

Kita berangkat hari Sabtu, 13 Mei jam 2 siang, karena Jehan pulang jam 12 siang kerjanya wkwk. Kita terus langsung caw ke Dieng. Awalnya kita pingin malem itu jalan-jalan di sekitar hotel, cari udara dingin, cari yang anget-anget, tapi kayaknya kok nggak candhak, akhirnya kita makan sore di Mas Budi Mertoyudan, i know, off a great start. By the way, kita nginep di Dieng Lodge, cuman SEBELAH dari tugu titik nol Dieng. Dari Mas Budi Mertoyudan, kita lanjut perjalanan dan berhenti buat sholat di SPBU Candimulyo. Proper tempatnya, kalo siang pemandangannya juga bagus, parkir cukup luas, masjid juga cukup luas. 

Karena kita merasa kok udah malem banget nih (sekitar jam 7), mungkin kita terlalu santai ya, wkwk, kita langsung tancap gas ke hotel. Tapi sayang banget kita sempet kecegat pertunjukan rakyat dan disetop sama polisi. Udah panik kan:
polisinya lewat sambil bilang ke jendela supir, "mbak berhenti sebentar"
DAN PERGI GITU AJA, yaudah kita berhenti minggir kan, TERNYATA TRUCK PANJANG LEWAT, minimal konteks sih. Kita baru sampe hotel sekitar jam setengah 10 malam. Untung aja udah makan sore dan makan nya Mas Budi lagi, masih kenyang, cukup juga buat menahan dingin Dieng. 

OH BY THE WAY, sekitar beberapa menit menuju hotel, kita ngeliat MILKY WAY! it was so beautiful, sayang banget nggak sempet kita dokumentasi karena jalannya cukup ramai dan kita juga terlanjur melongo saking indahnya, mashallah. Begitu sampe hotel, kita unpacking dan langsung tepar. Ini posisinya kita tuh sama-sama habis ada kegiatan di kantor dan ngide ke Dieng, alhasil tepar yang ada.

Nah untung kita nggak kesiangan bangun paginya buat nonton sunset. Selepas subuh, kita langsung cus ke Watu Angkruk, untungnya belum terlalu rame dan kita juga dapet spot yang enak buat duduk-duduk dan foto-foto. Surreal, mashallah, indah banget i might cry



Karena kita sampe hotel itu malem, setelah terang gini, jadi keliatan jalanan yang kita lalui semalem dan ternyata indah banget surroundings kita. Kita bengong di Watu Angkruk sekitar 2 jam, karena-ya enak aja buat bengong, no reason. Habis itu kita cari sarapan di sebelah hotel, enak banget udaranya. Habis sarapan kita TIDUR LAGI HAHAH.

Sekitar jam 8 kita bangun, mandi dan packing, kita lanjutkan perjalanan kita ke Batu Pandang Ratapan Angin. Wah disini nggak kalah indah, pemandangannya adalah Telaga Pengilon dan Telaga Warna, cukup rame disini, ada banyak rombongan. Jalannya cukup nanjak, tapi ada berbagai jenis bunga yang mekar, cantik cantik! Pulangnya kita juga beli carica buat oleh-oleh.

Perjalanan selanjutnya ke akulah arjunaaa AAAAAAAAAAAAAAAAA, ke Candi Arjuna, hehe. Sampe sini udah cukup panas dan cukup crowded, tapi nggak apa-apa. Untungnya pagi itu cerah banget, jadi langitnya biru terang kontras sama pemandangan sekitar yang ijo. Another bucket list has been ticked.

Selanjutnya, kita pulang sambil cari mie ongklok, dan baru dapet mie ongklok di kota Wonosobo, tepatnya di Mie Ongklok Longkrang. Banyak temen yang bilang kalo mereka kurang suka sama mie ongklok karena teksturnya: mie tebal dan kuah yang kental, ditambah sate sapi. Tapi ternyata aku suka suka aja, aku pikir teksturnya tuh kayak rujak cingur ya wkwk, gadulu sih kalo rujak cingur.

Perjalanan pulang kita tepar wkwk, gantian tidur dan gantian nemenin supir. Nah, Jehan sebagai supir saat itu, ngide buat mampir ke es dawet di Magelang biar kita seger lagi. Ini cukup nyelempit dawetnya dan unexpected sih, kayak, kok bisa nemu es dawet random disini. Tapi beneran enak dan seporsi cuma 4 ribu, manisnya pas, dan ada tape ketan nya juga, BEUH.

Kurang sih kalo cuma semalem di Dieng, masih banyak bucket list disana, ada Sikunir, Telaga Menjer dan Kebun Teh Tambi. Tapi aku seneng banget bisa ke Dieng tahun ini, bareng temen-temen yang asik, ada aja guyonan di jalan.

See you another time, Dieng!

Saturday, June 17, 2023

how's life so far?

Writing this on my weekend, half through 2023. It's been CRAZY, banyak banget hal yang terjadi di hidupku setengah tahun ini. I mostly get through it screaming, crying, throwing up, but also, happily jumping around Dieng. Well, let me update a little bit.

Januari-Februari mungkin adalah dua bulan yang sangat kacau buat aku, terutama buat hatiku. I broke up with my 7 years boyfriend. After going through many ups and downs, but mostly downs, aku ngobrol sama dia dan kita sepakat untuk mengakhiri mimpi-mimpi masa depan kita, for good. Rasanya sakit banget, jelas, apalagi kita putus karena udah beda pandangan aja, bukan sesuatu yang 'dramatis' kayak orang ketiga or whatever. Kita juga enggak ribut besar terus putus, udah jarang banget ribut besar malah since 2021. Kita berkembang sendiri-sendiri dan ternyata enggak ketemu, it's impossible for him to change and so do i. Aku udah merasakan banyaaak hal sejak akhir 2021, been on and off sama perasaanku sendiri, rasanya selalu sendirian. Tapi semua ketutup sama fokusku buat nyelesaiin satu skripsi (yang aku target selesai dalam satu semester). Salahku juga buat nunda deep talk, karena kita sama-sama ngerjain skripsi (dalam tempat dan ruang yang berbeda) dan dia lulus langsung dapet kerjaan (which i am so so so sooo proud of). Jadi ketika ada satu dan beberapa hal yang triggering, rasanya sesek banget.

Long story short, kita masih kontakan beberapa kali, ulangtahun ibunya, dan ulangtahunnya, aku ngucapin. Ada beberapa terms yang kita sepakati, terutama buat adeknya, dan juga buat kesehatan hubungan kita dengan teman-teman SMA kita. Kita berawal dari temen, jadi seharusnya selesai juga tetep jadi temen. Karena menurutku (kami) rasanya sayang kalau temenan udah dari awal SMA harus berakhir karena ini, we stay friends, and we look forward to it.

Januari aku sempet ke Jakarta, cousin's wedding and some other things (meyakinkan diriku sendiri aku mampu enggak kerja di Jakarta). Jadi aku sempet dapet offering juga di Jakarta, udah interview user dan HR, perusahaan digital SE Asia, kerjaannya hybrid, di Jakarta Barat. Di saat yang hampir bersamaan, aku juga apply kerjaan (di kerjaanku sekarang), aku bener-bener dilema dan memperhitungkan banyak hal. Pada akhirnya, aku memutuskan buat kerja di Jogja dulu, as a kick-off for my career, dan liat-liat dulu, oh orang kerja tuh gimana sih kesehariannya? gimana cara dia ngatur waktu antara kerja, temen dan diri sendiri, bagaimana berprosesnya, bagaimana atur gajinya.

Alhamdulillah, mulai Februari aku udah kerja di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY, sebagai petugas layanan arsip. I'm so happy i can finally step to a new phase, lingkungan baru, temen-temen baru. Banyak banget yang aku rasain tentu aja, banyak bingungnya, banyak nangisnya, banyak mikirnya. Kerjaanku pun banyak (ternyata, haha), selain kerjaan pokok, kerjaan tambahan kalo lagi ada event ternyata banyak, MALAH, kembali kepada dunia video editing. Nevertheless, aku seneng, this rollercoaster of feelings, tapi ya namanya juga hidup.



Aku sekarang nge-gym! di kampus sendiri. Shoutout to Devi yang udah ngajak aku gym dan Dinda yang beberapa kali nemenin aku nge-gym juga. Aku nge-gym dari Januari, nguras tabungan buat langsung subscribe selama 3 bulan, tapi worth banget. Aku emang dari dulu kan physically active, entah nari, jogging, sepedaan, hiking, tapi itu nggak terlalu rutin, hitting the gym is different. Aku rutin training dan cardio bisa 2-3 kali seminggu, rasanya enak banget di badan, aku bisa atur nafas, I become healthier, menstruasi lancar dan teratur, enggak gampang capek, dan seger aja rasanya.

I also FINALLY, first time in forever, ke Dieng. Dieng is breathtakingly beautiful, it was perfect, the stars, the sunrise, the mountains and the friends, my companies were so lovely. Aku juga ticking banyak bucket list, utamanya yang di Jogja, and many more will. With whom am I ticking my list with? Well, let me introduce you. I also met someone, not really someone new, mungkin lebih tepatnya reuniting with an old friend. Someone who has been on my instagram/twitter dm for so long, sharing funny/stupid things around the internet. Mmm, mulai dari mana ya ceritanya? Berawal dari dm aku tanya dia jurusan arsitek apa teknik sipil, terus aku tanya bedanya apa. I'll tell you about him in another post.

So, sementara gitu. A little update from me.

Cheers!

Friday, December 30, 2022

2022: growing old, growing up.

How can I explain about this year, ya? Oh God, so many things happened, it flashes before my eyes. Lebay, tapi emang beneran itu yang terjadi, kayak, aku nyusun skripsi, sidang, wisuda, sekaligus ke Cirebon, Jakarta, Ungaran, Magelang, Solo, dan Jakarta lagi, ke hampir semua event dan pameran di Yogyakarta, semua di tahun ini. Let's roll the tape back, shall we?

Januari,
Bulan di mana aku mulai menyusun lagi masalah dan latar belakang yang aku anggurin sejak April 2021 karena lockdown kedua. Tapi, ke Cirebon dulu enggak sih, teteh nikah, lumayan aku reuni lagi sama keluarga besar dari bunda, sekaligus memanjakan lidah dengan kuliner Cirebon yang nggak pernah nggak enak (oh kecuali empal gentong, karena aku enggak makan daging). Udah sampe Cirebon nih, sayang banget kalo enggak sekalian ke Jakarta, ke ANRI dan Pusnas, ah sial, kan aku enggak bawa laptop, dan memang sengaja enggak bawa laptop karena aku mau healing dulu dari KKN dan magang yang baru kelar satu bulan yang lalu. Ah, enggak bisa, aku HARUS ke ANRI dan Pusnas. Akhirnya aku ke Jakarta, sendiri, dari ANRI ke Pusnas, sendiri, kenapa enggak sekalian coba MRT? Oke, gas kita ke blok M, jajan-jajan, sekalian naik MRT kan? Anjir kamu keasikan ngobrol sama sodara-sodara kamu, setelah hampir 3 tahun enggak ketemu, karena pandemi, kamu jadi ketinggalan kereta! Gapapa, tapi Alhamdulillah aku sampe Cirebon dan sampe Jogja dengan selamat, cuma capek aja soalnya berangkat bawa satu koper, pulang dengan 4 bawaan lainnya. Susun lagi proposalnya, ah aku gagal buat seminar proposal sebelum hari ulangtahunku. Let's try again, Ratih, focus. Kira-kira secepat itu Januari buat aku, cepat dan sangat melelahkan. Apalagi waktu itu masih zaman antigen, udah berapa kali coba hidungku dicolok.

Februari,
Alhamdulillah aku bisa seminar proposal bulan Februari ini, semangat buat lanjutin. Bulan ini aku bener-bener merencakan satu bulan untuk satu BAB, syukurnya aku punya dosen pembimbing yang juga percaya (read: mendorong dan memaksa) aku buat menyelesaikan ini agar Agustus aku bisa wisuda. Tapi meskipun aku merasa aku sudah mempersiapkan semuanya, aku merasa kalau aku masih belum maksimal, aku kesel kenapa lembaga-lembaga yang sudah ada sejak zaman dulu, itu mereka nggak menyimpan arsip mereka sendiri. Aku harus wawancara, aku harus percaya diri untuk bertemu orang-orang baru, orang-orang yang jelas sudah berpengalaman. Nangis sedikit nggak apa-apa, tahun ini aku memang banyak nangis, dan aku membiarkan diriku nangis, buat apa aku tahan-tahan lagi, aku butuh fokus mengerjakan skripsi. Tapi somehow di bulan Februari ini, aku juga sakit-sakitan, lambungku kambuh lagi, aku dilarikan ke IGD, skipped my period again, i'm not in the best physical condition. Aku merasa sendiri, karena aku merasa aku udah mencuri start. Tapi aku juga tiba-tiba diberikan tanggungjawab untuk jadi DPO di KAMASETRA, how nice.

Maret,
Aku lagi semangat banget garap skripsi, dan alhamdulillah BAB II udah aman banget, tapi aku stuck di BAB III karena ada satu benang yang ilang. Benang ini cuman bisa ditemuin kalo aku wawancara sama seniman-seniman yang lebih senior, pak Bondan Nusantara, contohnya, cuman aku masih ciut banget nyalinya buat wawancara beliau. Aku cari buku kemana-mana: FIB UGM dan Perpusat UGM (karena waktu itu perpustakaan kampus sendiri belom buka, wkwk), Sonobudoyo sampe koleksi deposit Grhatama Pustaka, juga berburu koran di Jogja Library Centre. Aku bisa seharian di perpustakaan Museum Sonobudoyo, mulai dari jam 9 sampe jam 4 sore, karena emang tempatnya se-pewe itu. Bulan Maret BAB II aman, bulan April siap buat BAB III, siapin wawancara dan siapin mental juga! Bulan Maret ini juga aku berkesempatan buat jalan-jalan dan nyadran bareng keluarga besar. Kami nyadran ke Magelang, Ungaran dan Purworejo, terus jalan-jalan naik VW safari Borobudur, asik banget!

April dan Mei
Aku stuck banget di bulan April, waktu puasa rasanya nggak ada semangat buat kemana-mana. BAB III aku juga enggak kelar-kelar, ada-ada aja hal yang aku harus overthinking, aku ragu sama tulisanku sendiri. Ditambah, salah satu narasumber kunci-ku meninggal seminggu sebelum aku wawancara, Bondan Nusantara, may he rests in peace. Mei pun aku masih stuck di BAB III, Mei rasanya lambat banget. Ada banyak hal yang aku diskusikan sama dosenku, aku wawancara lagi, cari-cari sumber data lagi. Alhamdulillah BAB III aku acc akhir bulan Mei, it has been a very long journey bolak-balik ke rumah narasumber, auditorium RRI Nusantara II dan kampus. Untungnya, dosenku menghendaki buat bimbingan di rumah beliau (yang jaraknya nggak lebih dari 1km dari rumahku), mungkin itu juga kunci dari komunikasiku dengan dosen pembimbingku.

Juni,
Skripsian sambil tetep main di Ramayana Prambanan? bisa dong, siapa bilang gabisa. Alhamdulillah Kamasetra UNY dipercayakan untuk pentas lagi di panggung Ramayana Prambanan, dan kali ini langsung panggung open air! Setelah BAB III acc, aku langsung ngebut ke BAB IV dan V, sekaligus merapikan tulisan sesuai dengan kaidah penulisan. BAB IV aku rumusan masalahnya juga diubah sama dosen pembimbing, jadi aku harus cari data lagi, but thankfully aku udah ngumpulin banyak artikel dan koran sebelumnya, jadi bisa langsung aku susun. Aku harus sidang paling lambat pertengahan Juli!

Juli,
Bulan Juli ini aku ke Jakarta lagi untuk menghadiri pernikahan saudara, emang kayak nggak ada capek-capeknya ke Jakarta lagi. Aku juga nggak lupa buat jalan-jalan sendiri, kali ini aku mengunjungi Museum Nasional, Museum Fatahillah, Blok M lagi dan Sudirman. Seneng banget bisa ke Museum Nasional dan Museum Fatahillah, walaupun capek ngos-ngosan karena kalo jalan-jalan di Jakarta itu harus KUAT JALAN KAKI. Suatu malem, aku dan keluargaku lagi asik ngobrol kesana-kemari, tiba-tiba aku dihubungi kepala program studi kalau aku dijadwalkan buat sidang, SATU MINGGU dari hari itu (28 Juli). Aku langsung buru-buru minta buat pulang, panik lah, aku masih harus nyusun halaman, print dan siapin power point. Thankfully, aku ditemenin Dina, temen SMP aku yang juga anak jurusan Pendidikan Sejarah, yang juga akan sidang di hari yang sama. But, a news came tanggal 26 Juli, kalo sidangku harus diundur jadi tanggal 29 Juli. Nevertheless, I passed, straight A.

Agustus,
Sayang banget aku nggak bisa ikut wisuda Agustus, aku baru bisa ikut wisuda November, lama banget ya nunggunya. Tapi ternyata ngurus berkas dan yudisium itu ribet banget asli, jadi ya, ada untungnya juga sih, bisa lebih jauh persiapannya. Dua minggu pertama bulan Agustus aku (dan Dina) habiskan buat revisi dan ngurus berkas sampe akhirnya terdaftar buat yudisium. Thankfully, aku sama Dina lagi ngurus berkasnya, pokoknya seneng banget bisa ditemenin dia, mulai dari ngurus masalah pembayaran UKT, foto pasfoto, ambil kartu Ikatan Alumni, sampe kita melepas penat main Danz Base di Galeria Mall. Sukses terus deh bu guru Dina yang sekarang udah jadi guru di Jakarta Pusat, keren banget, gangerti lagi.

September,
Now what?
Setelah yudisium, tapi belom wisuda, now what? September adalah bulan-bulan ngelangut. Aku harusnya bisa diem aja di rumah, menikmati masa istirahat setelah ngebut selama 4 bulan (4 tahun juga sih wkwk), tapi otakku ini gabisa, aku harus jalan-jalan. Akhirnya aku dateng ke hampir semua event yang ada di Yogyakarta, bahkan sampe Solo (Solo International Performing Arts). Aku juga bikin CV, benerin halaman LinkedIn yang udah berbulan-bulan aku anggurin, karena selalu insecure sama pencapaian orang wkwk. Aku masukin CV-ku ke beberapa project (karena belum punya ijazah, beraninya baru sampe intern). Tapi bulan September ini juga aku mulai nulis mental journal lagi dengan serius, aku mulai berani lagi menulis perasaanku setelah beberapa bulan fokus skripsi (dan gaberani menulis perasaanku karena aku harus fokus skripsian aja (jangan dicontoh ya)).

Oktober,
Bulan yang cukup rollercoaster, aku seneng banget karena temen-temenku yang lain juga udah pada sidang dan bisa wisuda bareng di November: Dinda, Burhan, Qimal. Aku bisa nonton Manifest 2022, yang bintang tamunya Coldiac dan Reality Club AT THE SAME TIME! Sumpah seneng banget asli, gangerti lagi. Konsernya semalem tapi terngiang-ngiang suaranya mas Tama dan bang Era setaun inimah wkwk. Aku juga sempet belanja skincare di MSBB Popstar bareng Acil. Aku juga ikut project dosen lagi sama pak Kuncoro dan pak Laksana, as always, aku sama Aya (dan Aldias), my one and only 24/7. Ozi wisuda, akhir bulan Oktober ini dan dia juga langsung kerja, i'm so happy! Tapi sayang banget, I relapsed this month, aku nyesel banget.

November,
Bulan-bulan fokus cari duit, aku diajak buat jadi gallery sitter di pameran tahunan Kraton Yogyakarta, yang kali ini bertajuk Sumakala. Seneng banget aku ketemu temen-temen baru, aku dapet pengalaman jadi gallery sitter (yang ternyata aku nggak begitu minat guiding wkwk). Aku juga masih lanjut project video profile prodi sama dosen, ikut proses akreditasi nasional dan internasional juga. Aku juga sekali ikut di Ramayana Prambanan. It's really nice to have my life back on track, akhirnya bisa sibuk lagi, cari duit buat wisuda wkwk. Oya btw, wisudaku diundur ke Desember, kan kocak.

Desember,
Minggu pertama Desember yang dinanti-nanti, akhirnya bisa duduk di GOR UNY pake samir merah dan samir cum laude. Tapi ternyata wisuda secapek itu ya, apalagi kalo enggak pake jasa MUA, karena aku harus make up bundaku dan diriku sendiri. Persiapan dari sebelum subuh rasanya nggak cukup, karena harus udah sampe di GOR maksimal jam 6.30 pagi, padahal prosesi wisudanya baru dimulai jam 9 pagi. Euforia wisuda aku rasakan maksimal dua hari, setelahnya aku balik ke LinkedIn buat cari-cari kerjaan.

It has been such a rollercoaster, sometimes it was very fast and it was very slow, gapapa namanya juga hidup. And finally, the photo dumps!

mengawali tahun mengucapkan farewell kepada Mia dan Sanny
sukses kalian!

farewell Qimal, bismillah bisa nyusul ke Bangka

WJNC spesial buat Qimal sama Abdul



met the legendary mas Rianto Lengger Lanang!



ketemu di Kamasetra, cintanya nggak pernah se tumpah-tumpah ini


nambah temen di Sumakala November
see ya again Geo and Asa!

17 years of friendship, tahun ini ketemunya plot twist banget
minus Ara yang lagi di hutan.

CIAHK TERBAIK PRODI
bikin banner pasang depan gerbang SMP gasi?

four years well spent wicu all

thank you for the coolest stroll we had
on 2022 and these past 4 years.

my 24/7 temen cari duit wkwkw
bismillah inshallah duitnya lebih banyak tahun depan

special appreciation to Dina yang udah nemenin
dari persiapan sebelum sidang sampe wisuda bareng




My irreplaceable high school friends
seneng banget bisa liat kalian selesaiin apa yang kalian mulai
see y'all on top!


this year i met my family from both sides of my parents
how cool!


kakak kakak 24/7 yang selalu ada buat aku, thankyou
so much for this year, sukses buat mas Alin juga di akpol!

keluarga besar RRI Nusantara II
I cannot be thankful enough for the warmest welcome
semoga ketoprak mataram selalu langgeng rahayu




my beloved Ozi,
2022 has been so hard, but little did we know
it was our winning year, proud of us
!

as promised, to keep you proud of me


what a year, you should be proud of yourself

cheers to 2023



people who read my blog

search here?

Amaranggana Ratih Mradipta. Powered by Blogger.