Sunday, April 22, 2018

What social media means to me

    So, Imma share to you how's my life after I quit social media for a month. It's actually the thing that I really wanted to do since a long time ago. And I'm not a social media junkie, I don't really like to scrolling over Instagram timeline and stories for the rest of my day, and I don't update my story too often. I also don't really like to whinning around or be wise so sudden in my Twitter timeline. I can survive a week without logging into my Instagram account. So, quitting social media for a month is easy-peasy for me.
    Jadi sekitar sebulan sebelum UNBK sama UAMBN, I uninstalled Instagram, Line (I switched to Line Lite), Twitter and Tumblr. Actually for many reasons; 1). I don't want to be distracted by social medias on my phone while I use my phone for good, 2). For the sake of my data and money, 3). For the sake of my storage after I downloaded The Sims Freeplay (cheat mod, HA). And I have no idea how much it changes my life. I'm not even lying or advertising any eye health products or campaign for #antiantisocial. Even after UNBK aku belum install Intagram lagi, jadi aku pinjem hape temenku or my boyfriend's buat bikin story atau scrolling aja liat-liat "mau lulus" themed posts on my timeline.
    Efek yang aku rasain, yang pertama adalah aku bisa enjoy my time with my friends and family, without social medias on my phone then I have no reason not to listen to them. Second, I can be more productive, I realized that scrolling over any timeline can be very addictive, I must say. Without any social medias on my phone then, again, I have no reason to be lazy in my bed again. Third, I can really.....DO something, you know? Jadi nggak cuman campaign di social media, atau favoritku signing di change.org, tapi beneran terjun di masyarakat, donating to orphanage. And fourth, nggak tau, rasanya itu lebih less-stressful gitu. Maybe it's just me overthinking, tapi dengan (mungkin) nggak melihat sesuatu yang nggak seharusnya kamu liat (misal gebetan kamu jalan sama orang lain) bisa bikin kamu nggak---mikir aneh??? if that makes sense, soalnya kalo kata Tame Impala "The Less I Know the Better". Jadi dengan kamu nggak liat gebetan kamu story sama orang lain, kamu nggak harus nangis, or sorrowing or making it rain---if that makes sense---Yang terakhir yang paling membantu adalah mengurangi, bahkan aku sekarang jarang banget insomnia. Biasanya kan aku scrolling Twitter sampe tengah malem, akhirnya kelewatan terus insomia deh.
    Sampe sekarang, even I installed Instagram back again, but I always logged out. And, with installing Line Lite it can actually save your data (iya soalnya nggak ada timeline, can't access vote, albums and stickers. Kalo Line bukan preffered social media kamu, this would be the best app). I still haven't install Tumblr and Twitter back, cz, lama-kelamaan aku jadi terbiasa gitu. This is a very positive thing for me, and I think I would continue doing this. But I'm not 100% quitting, ya? Jangan salah masuk, lebih ke reducing social media usage. Suka khilaf? Suka, malem malem kalo lagi insom, atau tidur tanggung gini---antara udah jam 12 tapi jam 3 sahur---biasanya buka Twitter terus scrolling Cole Sprouse atau Dave Franco lahya.
    So this is my very own story reducing the usage of my social medias, and it has very good feedback for myself, especially for my insomnia problem. I recommend this habit for you guys who suffer with insomnia. And for those of you guys yang merasa udah keterlaluan make social medias, and really wanted to just.....chill-lah makenya, nggak setiap 2 jam update story.
Danke!
Tchüss~

Wednesday, April 18, 2018

My wisdom tooth, is not that wise

    Udah sejak hari Minggu sebelum UN (8 April 2018), rahang bawah sebelah kiri aku agak bermasalah buat ngunyah atau kalo aku mangap lebar. I thought aku salah bantal, jadi ya udah aku diemin aja, tapi ternyata sampe hari Senin dan malemnya pas belajar matematika, mashallah, lemes banget aku. I got so many tensions in my neck, migrain and it was REALLY hard to eat, karena waktu aku ngunyah nyeri banget. Apalagi besoknya matematika, ya Allah harus gimana coba, apalagi aku sesi kedua, kalo sesi terakhir okelah aku masih bisa nyelesaiin soal soal pas pagi. Akhirnya setelah aku bangun dari tidur siang, aku langsung minta Bunda nemenin ke klinik deket rumah. Aku udah deg-deg-deg aja waktu tau tau dipanggil ke poli gigi. Trus dokternya ngecek mulut aku yang cuman bisa mangap sedikit, ngutak-atik gigiku, dan yeap, setelah aku sadar ternyata bukan rahang penyebabnya, tapi gigi geraham ketiga, atau geraham bungsu biang keroknya. Kata dokternya, mungkin ada geraham bungsu yang mau tumbuh tapi nggak ada tempat di rahangku lagi (namanya impaksi, setelah aku search) dan malah nyundul geraham depannya jadi bikin nyeri sampe migrain, which is completely okay dan cukup biasa terjadi di usia 18 keatas.
    What makes this pain even more hardcore adalah ketika dokternya bilang kalo habis di rontgen nanti penyebabnya memang beneran gigi itu, maka harus di operasi. OPERASI, bukan dicabut, karena harus pake alat khusus soalnya tempatnya terpencil dan giginya belom tumbuh gitu jadi gusinya yang harus dibedah
Are
You
Kidding
?
Are
You
Kidding
?
    Akhirnya aku dirujuk ke RSGM AMC di depan SMAN 1 Teladan, buat rontgen gigi dan sebelumnya udah dikasih painkiller dulu lah biar aku enggak tersiksa amat waktu belajar. Dan setelah di rontgen

Kalo dilihat itu ada gigi yang di sebelah kanan nongol agak ngawur, that is the problem. Dan kata dokternya kalo udah ada satu gigi geraham bungsu itu, then I potentially have more in my upper jaw as well. Jadi di atas emang juga ada, mungil malu-malu keluar gitu, tapi enggak pernah sakit buat aku. dan tinggal nunggu another daredevil di rahang bawah sebelah kanan. Tapi kayaknya yang di sebelah kanan masih ada banyak tempat dibanding yang di sebelah kiri. And this is the time where I know, that
I
Will
Surely
Have
That
Surgery
Sh--t
Aku belom balik lagi ke kliniknya buat konsultasi hasil rontgen, ntaran ajalah habis UN yang penting minum painkiller-nya dulu dan fokus ke UN nya.
    Tapi aku completely worried about the surgery, so I asked my best friend, Areta, dulu dia pernah operasi gigi juga, tapi aku lupa yang mana dia operasinya. Ternyata dia sama masalahnya kayak aku, persis. Then I asked her how was the surgery, it was actually nothing, but the post-surgery effects was HORRIBLE. Iya aku inget sih dia nggak masuk 3 hari dan waktu itu ulangtahunnya Dinda dia ke Il Mondo pake masker soalnya bengkak parah, dan dia nggak bisa makan es, even air es, atau yang keras keras gitu. I can't even imagine myself in that situation.
    Waktu selesai Bahasa Inggris, aku tanya lah sama temen belakangku, Jeje, dia baru beberapa bulan ini pake behel dan dia udah dicabut LIMA gigi. Dia pernah punya masalah yang sama, tapi alesannya dia dibehel bukan karena geraham bungsu tapi karena di dalem geraham keduanya itu ada gigi lain nyundul, jadi dia operasi dan sekalian aja dibehel buat ngerapihin semuanya. Plus dia ngasih aku tips sebelum operasi, katanya suruh konsumsi vitamin c yang banyak dan kuatin badan dulu sebelum operasi. Ya oke dia mah cowok dia nggak mention masalah kesiapan mental apa yak, hm. Dan dia juga nyaranin operasinya malem aja, biar kalo biusnya udah abis bisa dipake bobok dan nggak sakit deh. Iye aku nurut aja dia yang pengalaman.
    Tapi aku cari cari pros and cons kalo aku nggak operasi, dan ternyata lebih banyak cons-nya. Banyak banget sehingga 85% merekomendasikan buat dicabut, cz kalo enggak nanti pas 30 tahunan keatas malah masalahnya lebih banyak lagi dan yang dicabut bisa lebih banyak pula. Tapi aku belom memutuskan kapan mau operasi, ngumpulin tenaga, pikiran, iman dan keyakinan (cielah), karena bulan ini kan harusnya liburan nih, mana tanggal 27 Infinity War kan? Aku gatau beneran deh mau kapan, bulan depan juga udah wisuda, prom, SBM, banyak lah. Jadi ya kemungkinan justru malah dalam waktu dekat biar nggak mengganggu aktivitasku kedepannya.
    So, wish me luck for my future surgery tho (if I will really have one)
Danke!
Tchüss~

people who read my blog

search here?

Amaranggana Ratih Mradipta. Powered by Blogger.