Tuesday, July 2, 2019

WICITRA: Ramandayapati

    Jadi, setelah pelantikan KAMASETRA kemaren, kita langsung Pentas Warga Baru, yang judulnya Wicitra, yaitu: Wijil Cinarita Warga Anyar. Wicitra kali ini mengangkat cerita Anoman Obong---yang kemudian diberi judul Ramandayapati. Peranku disini sebagai buto, Kirana sebagai kethek, dan Diva yang awalnya jadi air-air, dia naik pangkat jadi sayempraba wkwk. Latihan dimulai sejak Maret, yang awalnya pentas bakalan akhir bulan April, 27 April, ternyata diundur jadi 1 Mei, dari 1 Mei diundur lagi jadi 5 Mei, setelah 5 Mei diundur lagi jadi 11 Mei, welp, agak fucked up sebenernya, tapi yasudalahya. Oya, disini juga pentas gabungan semua bidang, tari, karawitan, dhalang dan teater tradisional. Jadi ada beberapa adegan yang ditarikan dan diadegankan di dalam kelir.
    Prosesnya sendiri, I'm not gonna sugarcoat, it was so hard, depressing, intimidating, dan menyakitkan, literal maupun harfiah. Dua minggu pertama itu sangat menyenangkan, soalnya kita semua sama-sama semangat, tapi kemudian diundur-diundur-diundur, jadi udah berkurang excitement-nya. Dua minggu terakhir---seminggu terakhir, berarti udah puasa kan, aku jadi sering pulang jam 12, bahkan pulang sahur. 
    Pas hari H, semuanya lancar alhamdulillah, penontonnya mbludak di Pendopo Tedjo FBS, temen-temenku banyak yang dateng juga: Aya, Davina, Tiara, Rahma, Josha, Aldias, Amri, ada Atsil sama Nada, ada Umar juga bahkan ternyata dia nonton, and of course my parents and Ozi.
anak Sumatra yang mau nonton kethoprak sambil makan ketoprak











masih aja terngiang







0 komentar:

Post a Comment

people who read my blog

search here?

Amaranggana Ratih Mradipta. Powered by Blogger.