Saturday, January 1, 2022

2021: year where i got out of my comfort zone

     Tahun 2021 ini buat sebagian orang berasa kayak cuman kedip, tapi buat aku berasa banget, kayak 2019 akhir, dan sebenernya aku cukup bangga dengan diriku sendiri karena hal itu. Di tahun ini aku kembali menemukan 'harapan' dari tahun 2020 lalu yang memang hancur banget, di tahun 2021 ini aku sudah membaik dan semoga saja dunia juga sudah akan membaik. Ceritanya sih emang naik turun banget tahun ini, ada yang traumatis, ada yang bener-bener merubah perspektifku, ada yang menyedihkan, membagongkan, lengkap.
     Dimulai dari Januari, bulan Januari tentu saja aku masih sibuk sama exchange, ceritanya lagi UAS dan juga LPJ, jadi bolak balik ke kampus juga buat tanda tangan. Bulan Januari juga aku masih disibukkan sama Penerimaan Warga Baru (PWB) rangkaian setelah pendaftarannya. On my special day juga aku masih ngurusin pembekalan, malemnya Ozi came to my house and he gave me a freakin kalimba with my last name on the back of the instrument, I love it so much. Aku juga mulai cari-cari informasi mengenai tempat magang sama temen-temen, dan lastly, musyawarah anggota, yang di Kamasetra biasa disebut dengan musyawarah warga, dimana kita ngulang seluruh program kerja selama satu bulan. Rasanya sakit sampe beneran sakit ke ulu hati, nembus.
     Bulan Februari aku habiskan dengan pengulangan kepengurusan itu tadi, dengan alhamdulillah, berita gembiranya, Qimal bisa dateng ke Jogja, intinya dengan berbagai alasan yang akhirnya orangtuanya dia memperbolehkan dia untuk ke Jogja. Bulan Maret selanjutnya pun aku masih habiskan dengan Penerimaan Warga Baru, aku capek banget dua bulan ini, karena aku pimpinan produksi 3 pentas sekaligus: pentas HUT Kamasetra, pentas warga baru dan pentas warga 'Satyawada' dan aku juga ketua acara dari Penerimaan Warga Baru ini, karena aku koordinator bidang. Ditambah lagi urusan akademik, ada percepatan Tugas Akhir Skripsi, jadi aku juga harus nyambi minimal cari judul sama masalah aja deh, dan tentu aja satu lagi: Ujian Tengah Semester.
     Bulan April itu bulan aku agak sedikit banyak 'kumat', sebenernya aku tau apa masalahnya, cuma akunya yang masih menunda-nunda untuk ke psikolog karena kayak, "ah kamu bisa kok, gini doang, mungkin after effects dari Januari-Maret", tapi sebenernya aku bener-bener merasa sakit sih. Cerita lucunya lagi adalah, waktu itu, sekitar 3 Ramadan, anak-anak angkatan ngadain buka bersama, tapi cuma 12 orang yang waktu itu dateng, setelah lama enggak ketemu kita kangen-kangenan lahya, terus tau apa? Keesokan harinya Aya bilang kalo dia positive, padahal aku boncengin dia dari berangkat sampe pulang dan kita minum dari gelas yang sama. Terus dua hari kemudian, aku, Kirana sama Davina swab antigen, dan alhamdulillah sih hasilnya negatif. 
     Bulan Mei, aku mencoba recovery, aku sudah mulai stabil, mungkin karena bulan Ramadan juga, dan aku fokus sama UAS juga jadi aku ada sesuatu yang mengalihkan pikiranku lah. Tapi akhir bulan ini malah menjadi hal yang bener-bener traumatis lagi dan bener-bener bikin aku died inside. Motorku diambil, satu-satunya motor, yang aku punya, yang aku gunakan untuk berkegiatan dan juga untuk mengalihkan seluruh pikiranku di rumah. Pokoknya pada saat hari itu aku lagi sama Kirana, I felt so ashamed, I felt bad for being her friend, I felt so disappointed with my dad and actually myself. Aku pulang ke rumah dijemput sama Ozi, dan sudah, aku menyatakan bahwa hari itu tidak pernah terjadi dalam hidupku, and I swore (and if Ozi is the one to be my husband) I don't want my kids to feel the same way as I did.
     Jadi, bulan Juni aku berasa kembali ke bulan Maret, perasaanku, hatiku, pikiranku, harapanku dan kebebasanku hancur, aku harus mulai dari awal lagi buat membangun 'benteng' ini, ditambah bulan depan aku juga harus KKN dan mungkin magang juga, jadi, ya [inhales sharply] aku harus siap. Aku akhirnya memutuskan buat KKN dulu baru magang dan bukan pada waktu yang bersamaan, karena bakalan exhausting banget, ditambah aku nggak ada kendaraan. I didn't want to rely on Aya, jadi aku harus cari cara sendiri. Aku KKN di Segoroyoso, Pleret, dengan program kerja utama membuat video edukasi mengenai sejarah Mataram Islam Pleret, dan pembagian pandemic kit. Bulan Juli pertengahan sampe akhir sebenernya juga bukan masa yang indah, karena covid naik lagi, dan Ozi sekeluarga waktu itu juga positive, aku gagal KKN terjun ke lapangan dan menghabiskan dua minggu cuma di depan canva.
     Tapi alhamdulillah banget, Agustus semua sudah cukup membaik, at least jalan sudah enggak disekat-sekat lagi, dan kegiatan sudah sampai cukup malam. Aku sama Aya (yang sejurusan), bisa melaksanakan produksi video dengan lancar dan meninggoy banget karena kita sudah beberapa kali pindah-pindah tempat, mikir lagi kalo misal belum dibuka atau belum diizinkan berkegiatan. Tapi enggak apa-apa sih, bulan Agustus ini bener-bener aku dipaksakan buat bisa berdampingan sama anak-anak, apalagi anak SD zaman sekarang yang pergaulan dan 'trend' nya beda sama aku dulu, beneran melatih bahasa krama aku ketika ngomong sama warga dan menjadi S.Ikom karena kerjaannku KKN 80% di depan Premiere Pro (terimakasih laptop Ozi dan kamera Pakaji).
     Masih sama dengan bulan Agustus, bulan September juga dalam rangka mengejar 272 jam KKN, dimana 2 minggu pertama di bulan Juli sudah kita habiskan dengan #nggakngapangapain, jadi mau nggak mau bulan Agustus dan September harus 5 jam terus dalam sehari, walaupun pada kenyataannya lebih dari 5 jam, bahkan pernah sampe 12 jam shooting-edit itu gitu doang, 12 jam. Akhir bulan September juga aku ngurusin surat-surat buat laporan dan surat-surat buat magang juga di bulan Oktober. Langsung caw, 4 Oktober hari pertama magang di Dinas Pariwisata DIY. Disini aku out of my comfort zone lagi, karena, awalnya aku masuk di bidang Arsip, di bidang Arsip ini aku 8-4 di meja dengan laptop inventaris arsip, bener-bener 180 derajat dari KKN yang baru bulan lalu banget.
     Bulan November, aku pindah dari Arsip ke Industri, disini aku lebih nggak paham lagi karena ngurusin masalah perizinan industri pariwisata, ngurusin surat-surat, menyambut tamu, dan yang utamanya adalah menjadi sekretaris pribadi ibu kepala bidang. Seperti yang sudah aku bilang di postingan sebelumnya, bahwa, aku sebenernya enggak menyesal-menyesal amat harus magang bukan di museum atau di Dinas Kebudayaan yang berkaitan dengan sejarah secara langsung gitu, tapi disini aku bener-bener ngerasain kehidupan di kantor, kayak apa sih pergaulan dan obrolan orang kantor, kayak gimana sih kerjanya dan relasinya dengan klien di luar. Akhir bulan juga aku habiskan dengan temen-temen magang di pantai Watukodok, seneng banget, aku seneng banget semuanya selama KKN dan Magang ini, bener-bener mengalihkan aku dari segala pikiran.
     Sebenernya ada satu event lagi pada bulan Oktober-Desember yang perlu di highlight, adalah project bareng Kedaireka, Kopernik, UNY dan USK mengenai VR for SDGs. Seperti biasanya, aku diajak oleh bapak Kuncoro Hadi, yang bener-bener deh kalo ngajakin hobi banget dadakan. Jadi aku bersama Aya (lagi), Kirana (LAGI), Aldias dan Pakaji, mainan sama GoPro dan muter 4 tempat yaitu Batik Giriloyo, Gula Semut Adana Kulon Progo, Kampung Cyber dan Does University. Intinya di 4 tempat itu kita cari storyline dan bikin storyboard mengenai aspek dalam SDGs, misal, di Batik Giriloyo itu tentang perempuan dan ekonomi (kalo enggak salah nomor 5 sama nomor 8). Asik banget aku bisa belajar cara mengoperasikan GoPro, plus kita mendapatkan VR BOX!!!! yes, beneran mendapatkan, dibawa pulang, diberikan hak milik, dan hak-hak lain yang kita dapatkan yang bener-bener worth it.
     Desember adalah bulan istirahat, sebenernya bukan bulan istirahat, lebih kepada bulan dimana aku harus ditampar lagi sama realita: Skripsi. Aku sudah bebas teori dan sudah ticking sebagian besar dari wishlist aku selama berada di perkuliahan, istilahnya, dari sisi idealisme aku, sudah sebagian besar terisi, dan sekarang saatnya aku menyelesaikan ini semua. Aku mulai nulis BAB 1 lagi bulan Desember, dan aku juga sudah menemukan narasumber, inshallah semoga saja, dengan semangat dan kelancaran komunikasi aku dengan dosen pembimbing, sebelum bulan Januari berakhir aku sudah harus seminar proposal. Akhir bulan Desember, sekaligus akhir tahun 2021 aku habiskan bersama temen-temen aku di Turi, sponsored by tantenya Kirana. 
     Kenapa tahun ini aku beri judul 'year where i got out of my comfort zone' padahal tiap tahun dari sebelumnya juga aku sudah banyak bertemu orang, dan sudah lebih banyak lagi berinteraksi (sebelum covid). Tahun ini bener kerasa banget aku keluar dari zona nyamanku, mulai dari ngemong anak kecil, ngobrol sama orangtua menggunakan bahasa krama, merasakan secuil dari dunia kerja, jatuh bangun mendirikan kembali keyakinanku, memperkuat benteng pertahananku, karena tahun ini kerasa BANGET semuanya. Aku bersyukur tahun ini aku bisa beraktivitas jauh lebih bebas daripada tahun lalu, alhamdulillah akupun selamat dari Covid 2.0 Indonesia, dan semoga aku dan keluargaku juga senantiasa dilindungi olehNya, dan oleh vaksin tentu saja. 
     Setelah aku keluar dari zona nyaman, tentu saja diharapkan aku bisa lebih banyak mengambil hikmah dari tahun 2021 ini dan kemudian semakin kuat, semakin bersemangat dan nggak takut lagi buat menghadapi tahun depan, yang bener-bener...........2022 coy.
     Seperti biasanya, aku akan spam dengan foto foto di tahun ini:


terimakasih banyak kepada tim Segoroyoso II atas
kerjasamanya dalam KKN kali ini, semoga kita 
tetep bisa ketemu lain di lain kesempatan!


Gila, paling susah dan paling mewek kalo udah
ngomongin anak-anak. Semoga kalian sukses
selalu sekolahnya dan mendapatkan apa yang 
kalian cita-citakan ya!

ibu bapak yang terhormat dari Dinas Pariwisata DIY
terimakasih banyak atas bimbingannya, semoga kita
bisa bertemu lagi di lain kesempatan, amin.



barudak magang dispar DIY 2021, Ihsan, Eka, Alvin,
Gilang, Agum, Rizqul, Lazi, Tarisa, Uni, Mia, Sani,
dan Aya, see you on top!

24/7 selama bulan November
Dinde, sukses selalu kamu hebat!


24/7 bulan 2020 dan 2021, semoga kalian sukses, 
sehat dan bahagia selalu, terimakasih sudah diberikan
kesempatan dan kepercayaan selama ini.

911 selama 1th+1 bln, thankyou bapak ketua
Nandi, gek lulus, gek rabi, gek dadi pengusaha
juragan 98

partner masalah premiere pro yang hobi ninggal
gue tidur anjir, sukses terus semoga dapet
job foto foto terus mas Burhan si
Burung Hantu.

LITBANG EMANG LIT BANGET!
SELALU BERDOA BUAT KALIAN SEMUA,
see you above the clouds!


911 mukiders, ndang lulus cok, ndang 
berkegiatan yang lain, menyusun buku,
bagaimana cara menjadi wanita kuat.


tim BU yang nama-amanya masuk dalam LPJ
akhir tahun Kemendikbud, terimakasih juga
kepada bapak Kuncoro Hadi atas kesempatannya
sekali lagi, dan kepercayaannya terhadap saya,
iya pak saya tahun 2022 ndang lulus kok


kakak kakak gue, 911 yang selalu ada dalam hujan
maupun terik dadakan nggak pernah wacana, dan
selamat akhirnya pecah semua, mas Adon gek
di fix ini mau nyusul apa masih keasikan kerja

rada geli nulisnya tapi makasih
buat Yazid, sodara (jauh) aku,
kehadiranmu tidak aku tunggu
kepergianmu kesedihanku

master editor IK05, u've grown
A LOT this year
, aku bangga banget
maupun banyak ups and downs
kita tahun ini, tapi nyatanya
kita akan selalu milih kita.
journeys ahead, my love.

Amaranggana Ratih Mradipta,
you also had grown so much this year,
tahun depan bakalan lebih berat, that's ok
journeys ahead strong woman
.

2021.
here's to 2022.

0 komentar:

Post a Comment

people who read my blog

search here?

Amaranggana Ratih Mradipta. Powered by Blogger.