Judulnya jujur dramatis banget, tapi emang dramatis kan. Skripsi memang menjadi suatu fase dalam kehidupan yang sangat dramatis, I don't want to sugarcoat it tapi emang skripsi itu susah. Tapi sesusah-susahnya skripsi juga lebih susah kalo harus nambah semester nggak sih? So, I hope temen-temen yang belum dari judul, semoga dimudahkan hidayahnya agar segera dapat judul dan segera nggarap sih. Ada beberapa hal yang I wished I knew sebelum-saat-dan setelah skripsian, atau menjelang sidang.
Kata dosenku, ada 3 kedekatan yang harus kita cari saat mikir judul skripsi. Kedekatan ini penting banget dalam perjalanan kamu nulis, agar terus bisa konsisten dan nggak tergoyahkan buat ganti judul, karena itu urusannya bakalan lebih panjang lagi. Nah 3 kedekatan itu adalah:
1. Kedekatan hati, maksudnya adalah kamu harus suka dulu sama objek atau tema yang kamu kaji. Misal, aku suka sama sejarah kebudayaan dan kesenian, jadi aku pasti ambil sekitar itu, on the contrary aku nggak suka sama sejarah politik dan ekonomi, therefore aku nggak bakal ambil itu dan tidak akan menggunakan pendekatan itu juga. Kedekatan hati ini menurutku PENTING BANGET, karena gini, ketika kamu udah suka sama objek/tema nya, kesulitan apapun yang kamu hadapi bakalan lebih menyenangkan dibanding kamu menemukan kesulitan di objek/tema yang kamu gasuka. Udah pasti bakalan kepikiran buat berhenti dan ganti judul.
2. Kedekatan pikiran, ini maksudnya adalah jangka panjang, kamu kira-kira bisa nggak mengerjakan skripsi ini dalam tenggat waktu tertentu. Untuk mencapai kedekatan pikiran ini kamu harus riset tentunya, buat anak-anak sejarah, penting buat tau arsip yang digunakan itu ada dan bisa dijangkau enggak, dan kalau bisa dijangkau, dimana aja letak arsip-arsip ini. Kedekatan ini penting untuk menjaga konsistensi kita utamanya (karena aku MBTI-nya J 94%, aku planning bener-bener setiap BAB bahkan subbab, you don't have to do what I do but you know what I mean) ketika kita nyusun proposal.
3. Kedekatan jarak, ini juga penting, karena urusannya sama duit wkwk. Ini yang aku luput banget dan kurang riset. Kedekatan jarak penting buat menjaga stabilitas (buset) dari dua aspek kedekatan diatas, kalau jaraknya jauh (dari kampus maupun rumah asal) pasti udah males banget buat ambil data, karena tenaga dan duit yang keluar juga banyak. Tapi gini, di aku, kasusnya adalah---aku pikir, arsip yang aku butuhkan ada di lembaga yang aku teliti (RRI) dan paling enggak di DPAD DIY atau mentok di ANRI, tapi TERNYATA EH TERNYATA di ketiga badan tersebut tidak ada arsip yang aku cari. Arsipku dipegang sama masing-masing pelaku seni, dan buku yang aku gunakan pun ada yang beberapa di Perpustakaan Nasional. Aku pikir penelitianku karena cuma di Yogyakarta, harusnya ya aku bisa menemukan semuanya di Yogyakarta dong, tapi ternyata tidak kawan. Jadi menurutku ini kamu juga harus itung-itungan, make plans, A LOT of plans and backup plans. Bikin tabungan khusus skripsi juga kalau kalian masih semester 3.
Ketiga kedekatan itu perlu dikaji sih, asli, I wished I planned it better dari pencarian sumber sampe reasoning kenapa aku ambil judul ini. Judul aku memang udah ada yang pernah ambil sebelumnya, ada dua skripsi historiografi yang pernah menulis mengenai ini, tapi periodesasinya beda, isinya dengan isiku juga beda (obviously). I wished, aku mengambil periodesasi yang lebih singkat tapi mendetail. Untuk target sendiri sebenernya diriku sendiri adalah orang yang paling keras dengan targetku, jadi kalau ditanya, siapa yang nge-push diri saya? ya diri saya sendiri, haha. Bikin target tiap bulan adalah caraku agar tetap konsisten, kalaupun aku melampaui itu pasti nggak bakalan jauh banget dari targetku, karena kata Soekarno, bermimpilah setinggi langit karena apabila kamu jatuh kamu akan jatuh diantara bintang-bintang (ciah, jujur nggak nyambung). Jadi targetku awalnya adalah begini:
Januari: sempro sebelum 23 Januari.
Februari: bab II
Maret: bab III
April: bab IV
Mei: bab V dan review
Juni: sidang
Juli: yudisium
Agustus: wisuda
ADAPUN DALAM PELAKSANAANNYA WKWKWKWK.
Januari: belum kelar revisi proposal.
Februari: sempro
Maret: bab II
April: bab III
Mei: stuck di bab III, bingung mau lanjut bab IV, data kurang masih harus wawancara
Juni: bab IV mengebut bab V
Juli: sidang
Agustus: yudisium
November: wisuda
Memang kalau dilihat-lihat gesernya paling enggak satu bulan. Bulan Mei itu adalah bulan tergelap dan ter-tidak produktif itu, ya Allah kenapa ya, aku menyesal banget jujur. Kalau aku bulan Mei lanjut ke bab IV aku pasti Juni udah bisa sidang dan balik ke timeline awal. Jadi sebenernya kalau kendalaku sendiri apa sih?
1. Arsip/sumber primer, seperti yang aku bilang sebelumnya, kalau bahkan di RRI sendiri nggak ada arsip mengenai dirinya sendiri. This makes me mad, karena lembaga-lembaga yang sudah melalui banyak masa, katakanlah, bersejarah, akan sangat menjengkelkan ketika mereka tidak mengerti sejarahnya sendiri. Minimal memiliki arsip, atau buku-buku mengenai lembaganya, perpustakaan kecil mengenai lembaga ini, agar orang bisa membaca. Tapi tentu aja aku nggak bisa menyalahkan hal ini kan, aku akhirnya harus wawancara di beberapa tempat, dengan berbagai kondisi narasumber.
2. Pembahasan sekunder mengenai dampak kesenian ketoprak RRI Yogyakarta ini juga sebenarnya masih sedikit, itulah kenapa di skripsiku mencoba menjelaskan mengenai dampak dan fungsi konkritnya dalam masyarakat.
3. Sumbernya adalah narasumbernya, aku hanya bisa menjangkau 4 narasumber utama yang merupakan pelaku, dan 1 narasumber sekunder yang merupakan kepala dari ketoprak RRI Yogyakarta saat ini.
4. Friends, okay ini pembahasan yang rada nggak nyambung tapi beneran deh. I did all of my skripsi alone, without any friends (i'm talking about my college friends) buat brainstorming atau simply nyambat masalah skripsi. This is SO DAMN IMPORTANT, a friend, setidaknya teman terdekat yang bisa kamu percaya buat nggarap skripsi, maupun bahasan kalian beda, setidaknya semangat kalian sama. Kamu bantu dia cari data, and vice versa, kalian healing bareng, kalian ambis bareng. Karena apa? ini juga buat menjaga motivasi kamu dan mood kamu. Nggak ada orang yang pingin sendiri menghadapi salah satu fase perkuliahan yang sangat sulit, nggak ada. So please, ketika ada teman kalian yang membutuhkan bantuan, do help them.
Aku punya dua buku yang membantu aku tracking progress. Buku pertama adalah buku agenda B5 dotted buat mencatat to do list. Misal aku hari Senin ketemu dosen, revisi, dan perbaiki bab berapa, itu aku bikin kotak dan centang di buku ini. Fungsinnya daily dan monthly planner. Buku satunya adalah binder yang membantu aku brainstorming (dengan diriku sendiri) maupun masukan-masukan dari dosbing. Jadi misal aku nulis 'revisi bab III subbab b' di buku agenda, dan detailnya aku tulis di buku binder. Aku sebenarnya melakukan hal ini bukan karena ambis, percayalah, karena aku anaknya pelupa, bingungan dan kadang lack of motivation. Lagi-lagi apapun aku lakukan untuk menjaga mood dan motivasiku, memaksa diriku buat terus jalan terus terus jalaaan sampe gatau targetku tercapai.
Alhamdulillah, I did it anyway, semua pengalaman aku menyelesaikan skripsi akan menjadi pengalaman berharga yang jelas bakalan ada manfaatnya buat aku dan akan aku ceritakan juga sama anak-anakku besok. It wasn't a perfect skripsi tho, tapi setidaknya aku harap ada fungsinya tidak hanya buat aku tapi juga buat orang lain.