10 Jan Aku---culture appropriation lagi nih: nikahan disini itu adatnya adalah kita sebagai orang yang diundang, kalau bisa dateng ya dateng dengan bawa amplop bertuliskan nama kita, kemudian salaman sama panganten, pulang pun dapet berkat lagi. Semisal kita nggak bisa dateng, malamnya, atau besoknya kita ke rumah pengantin, ngasih amplop dan kita pulang juga bawa berkat lagi. Tradisi yang kedua, namanya Nyorog, kalau aku research, nyorog adalah kegiatan membagikan makanan kepada sanak saudara. Nyorog yang pagi ini kita lakukan adalah memberikan makanan (ber ember-ember) kepada keluarga pengantin pria, sekaligus "penyerahan" teteh aku ke keluarga pengantin pria. Penyerahan ini pun dilakukan sama kakaknya budeku (aduh gimana sih maksudnya, ya ngerti kan?) jadi bukan sama budeku yang mantu, gitu. Jadi yang ke rumah pengantin pria: aku, teteh Kiki, teteh Vian (si pengantin), suaminya (yang malem pertama di rumah), bunda, tante sama bude.
Selesai nyorog, btw, kita nyorog dengan menggunakan limosin, a.k.a. GS yang disewa pribadi. Selesai nyorog kita ke Kampoeng Sabin, restoran dengan vibes Bali gitu.
Malamnya, kita sibuk lagi beresin barang-barang dan ngepack berkat lagi, jaga-jaga kalo masih ada yang dateng ke rumah, dan tentu aja ngitungin duit undangan. Malam ini juga, aku dan budeku, pesen tiket ke Jakarta. Cerita selanjutnya bisa langsung cek postingan yang berjudul Jakarta, kita skip aja dimana aku touchdown dan kembali melanjutkan hidup di Cirebon.
11 Jan Pagi ini, aku dan tanteku ke Yogya, Yogya Supermarket maksudnya wkwk, buat beli barang-barang, aku tentu saja beli camilan dan minum yang mau aku bawa ke Jakarta, dan sekalian dibeliin tante, asik banget. Terus jam 11, lagi-lagi dengan limosin pribadi, kita semua (kecuali budeku yang mantu dan teteh, karena dia sekolah) pergi ke Stasiun Cirebon Kejaksan.
budeku yang dibilang Ozi mirip banget sama bunda, yaiyalah orang kakanya. |
13 Jan Aku sampe Cirebon Kejaksan lagi jam 20.18, gara gara apa? dibaca dong makanya postingan yang Jakarta. Bunda dong langsung, "Ya Allah, nduk, kamu masih hidup", ya masih hidup lah. Malem ini juga aku sama bunda pesen tiket pulang ke Jogja, DARIPADA ini lama-lama kerasan nggak pulang-pulang.
sama, bun, aku juga berat banget kembali ke realitas |
0 komentar:
Post a Comment