Sunday, September 24, 2017

Planners

    Planners maksudnya adalah orang orang yang terlalu suka/sering membuat planning untuk hidupnya (re: ambisius), sehingga ia tidak mampu menikmati hidupnya karena dia selalu terikat dengan rencana rencana kehidupan yang membutakannya dari arti kehidupan itu sendiri.
    I am one of them, aku adalah tipe orang yang sangat terikat dengan goals yang sudah aku catat. Ditambah aku ini orangnya perfeksionis, wheter it's my strenght or my weakness. Jadi plans apapun yang aku tulis harus terjadi sesempurna yang aku tulis. Ini menjadi kelemahan karena I tend to push myself too hard, way even harder than my parents ever told me to be something. Sebenernya orangtuaku nggak pernah sama sekali nyuruh aku untuk sekolah dimana atau ngambil minat/jurusan apa sejak aku TK, akunya aja yang terlalu ingin 'berhasil' membuahkan sesuatu.
    I mean, everyone has their goals and targets, kita semua pingin sukses dan pingin membanggakan orang yang kita sayangi of course. Semua orang pingin berhasil udah pasti. Tapi ada sebagian orang yang (mungkin) dia kurang bersyukur dan terus terusan mendorong dirinya sendiri sampai ke titik lelahnya karena dia menganggap pencapaiannya itu belum seberapa. Aku benar sudah mencapai titik ini.
    Aku sadar aku sudah sampe titik ini ketika aku lagi melamun di depan jendela kamar, duduk di kursi meja belajar. Waktu TK aku sudah disayang sama guru karena 'bakatku' yang pede, aku jadi mayoret marching band TK dan berhasil jadi juara I waktu itu. Aku juga ikut paduan suara dan jadi dirigen (padahal sekarang suaraku jauh dari kata bagus). Waktu SD semakin luas duniaku, aku ikut olimpiade sains kuark dan bisa sampe provinsi, aku jadi anggota PKS (pasukan keamanan sekolah), main pianika di marching band sekolah, dikenal dan disayang guru-guru, tampil menari di acara sekolah, membawakan drama bahasa inggris di perpisahan kakak kelas dan membacakan pidato bahasa inggris waktu kelulusanku. Waktu SMP semuanya berubah, latar belakang teman temanku bikin aku kaget dan agak susah beradaptasi. Tapi aku juga selalu berprestasi, aku selalu 10 besar, aku jadi ketua II OSIS, aku jadi Duta Pelajar Anti Napza 2013, dan pencapaian terbesarku adalah membawa nama SMPku yang sebelumnya belum pernah ikut JRBL jadi ikut JRBL dan belum ada yang berhasil lagi setelahku. Benar aku dikenal dan disayang guru, sampai detik ini pun aku masih dikenal oleh guru-guru SMP, tapi kegagalanku bermula, output dari belajarku di kelas IX tidak membuahkan hasil yang baik, aku down karena terlalu mementingkan orang lain dan membawa nama baik sekitarku.
    Di SMA ini aku berharap menemukan kembali harapanku untuk maju, dan memang akhirnya aku menemukannya. Namun semuanya kembali lagi seperti dulu dimana aku sibuk dengan segala hal. Lomba pidato/debate, lomba tonti, olimpiade geografi, OSN tingkat provinsi, dan saat ini, orkes biola untuk PENDIS EXPO yang rencananya akan diadakan pada akhir bulan November. Sedangkan UN dikabarkan akan diadakan Februari, entah apa yang sedang aku pikirkan untuk mengambil keputusan itu, karena sesungguhnya aku ini DIPILIH dan TERPILIH, bukan MEMILIH.
    Banyak orang lalu memujiku, "beruntung banget lo, tih, kamu bisa sampe sana" , "bahasa inggrismu bagus banget" , "gila, kamu belajar biola dari nol dan sekarang kamu udah bisa main selihai ini?" , "kamu bisa instrumen banyak loh, les dimana?" , "wah kamu pinter banget geografinya, gampang ngehafal ya?" , "kok bisa sih kamu ngafalin segitu banyaknya" , "udah to kamu tuh nggak perlu nangis soal cowok, kamu udah sempurna nantinya akan diperebutkan sama cowok" , "bisa masak, multitalent, pinter, kamu kurang apa coba" , "pasti Ozi beruntung banget punya pacar kayak kamu". You don't know the story behind my greatest achievement.
    Aku sering di-judge sok inggris waktu pertama kali belajar bahasa inggris dan berusaha mengaplikasikannya. Aku nggak tidur 2-3 malam buat ngerangkum dan melahap semua materi geografi menjelang OLGENAS atau OSN kemaren. Aku nggak tidur lagi 2-3 malam buat ngejer materi dan ngerangkum buat UTS pasca OSN Kota. Aku banyak mengorbankan weekendku buat kegiatan sekolah dan jadi jarang sama orangtua. Maag dan darah rendahku sering kambuh seiring aku yang jarang tidur dan jarang makan. Aku berantem sama Ozi karena dia nyuruh aku istirahat tapi aku nggak mau karena terlalu banyak kerjaan yang harus aku selesaiin dalam waktu dekat, dia mengkhawatirkanku, sama seperti bunda mengkhawatirkanku walau nggak pernah dibilangin. Aku belajar alat musik, belajar masak, belajar editing video/musik semua sendiri, aku nggak pernah les bahasa inggris atau kursus apalah. Aku nggak pernah bimbel, cuma pernah privat, itupun nggak mau lagi karena mending aku belajar sendiri sampe paham daripada bunda harus keluar uang lagi walau bunda nggak pernah ngeluh soal itu. Aku sering gagal, SANGAT SERING, menghadapi penolakan, memutusan secara sepihak, dibatalkan secara tiba-tiba oleh sekolah, tidak didukung, menang tapi tidak ada anggota keluarga yang menyaksikan, jatuh dan menangisi ijazah, merutuki diriku yang gagal membuat mereka semua bangga.
    Aku ini anak tunggal.
    "Ya makanya orangtuamu fokus banget ke kamu, jadi nggak apa apalah kamu kursus banyak demi masa depan kamu"
    Aku ini anak tunggal, perempuan.
    "Makanya kamu harus jadi calon istri yang baik pula, kamu anak emas semata wayang orangtuamu. Nggak heran kamu harus sempurna, dan memang orangtuamu mendoakanmu seperti itu"
    Jarak umurku dengan orangtuaku jauh.
    "Maka dari itu kamu harus mempersiapkan diri untuk mandiri dan jadi wanita karier supaya sebelum kamu menikah nanti kamu sudah dapat menghidupi dirimu sendiri dan kedua orangtuamu"
    Aku bukan berasal dari keluarga kaya raya.
    "Oleh sebab itu kamu harus mengubah nasib, kamu berbakat, kamu pasti berhasil. Asah semua bakatmu, siapatau prospektif kedepannya"
    Aku tidak mau membebani orangtuaku secara finansial.
    "Tidak, orangtuamu tidak terbebani. Orangtuamu sudah menyiapkan semuanya untukmu, anak kebanggan satu satunya"

    Itulah mengapa aku hampir tidak pernah merasakan indahnya bumi meroda dari tanah ini. Aku selalu berusaha menyeimbangkan diri, menghadapi terpaan angin di pencakar langit di atas sana.
    Terkadang aku ingin menjadi unplanners.

Monday, September 18, 2017

Lettering and when I started to make ones

    Salah satu hobiku selain baca, main gitar sama makan, adalah lettering dan typograph. Sejak kapan aku belajar lettering dan typograph, lalu dari mana aku belajar.
    Aku belajar typograph dan lettering awalnya dari belajar graffiti sama temen temen zaman SMP. Karena mayoritas temenku cowok, jadinya aku ikut kebiasaan mereka buat graffiti. Sampe sampe aku dibikinin nama sama salah satu dari mereka, namaku adalah "Mocha" gatau darimana temenku yang berinisial "Forte" (dulu "Disk") ngasih nama itu dan langsung sreg di aku, intinya aku suka banget. "Forte", "Kidz" dan "Rund" (maaf ya ini inisial semua) dulu yang ngajarin aku graffiti, Forte bisa banget wildstyle, Rund keren banget ngabstraknya dan Kidz itu....simpel tapi bagus gatau pokoknya bisa mindblown. Sebenernya ada satu lagi temenku namanya "Frck" dia bukan graffiti atau lettering tapi realis, realisnya bener bener keren, dia emang bakat dari lahir. Rund dan Forte yang dulu sering banget ngajarin aku serba serbi lettering dan typograph, karena aku agak nggak mungkin juga graffiti di tembok sedangkan aku cewek, mungkin mungkin aja sih sebenernya cuma aku belum sampe sana aja skill nya. Aku nggak bisa ngikutin gayanya Forte dan Rund soalnya itu bener bener signature-nya mereka, rada kesel akhirnya aku bikin aliranku sendiri yang malah sampe sekarang jadi signature aku, lettering.
    Font yang paling sering aku pake dulu adalah Old English, karena elegan udah gitu aja. Terus Forte bilang, jangan pake itu terus, coba tambahin font lain, yang variatif, apalagi kalo lettering nama orang yang kata nya 3 atau lebih. Jadilah aku download font font dan aku variasiin jadi apa aja, aku tambahin desain lain, aku pake bentuk-bentuk. Jadi gini, apa bedanya lettering sama typograph? Beda dong. Perhatikan ya
    Typograph adalah apa apa tentang penulisan huruf dan bagaimana cara membentuknya kembali (reformed) sesuai dengan signature kita. Intinya adalah seni merangkai huruf dan mencetaknya, mulai dari jenis font, ukuran, dll. Typograph adalah dasar dari segala kegiatan lettering dan calligraphy.
    Sedangkan lettering adalah seni menggambar huruf sesuai signature dari pembuat dan lebih banyak variasinya dalam satu work gitu.
    Nah sekalian sama calligraphy deh ya biar nggak bingung soalnya mereka saudara. Kalo calligraphy itu gampangannya adalah seni dimana kamu sekali nempelin pena ke kertas terus nulis udah langsung bagus, gitulah:v. Calligraphy sangat mencerminkan signature si creator, karena murni goresan pena pertama.
    Untuk belajar lettering, aku belajar typograph dulu. Aku nulis huruf R dari segala font dan menyesuaikannya dengan kemampuanku. Lalu aku lanjut huruf A, terus aku satuin, prosesnya emang lama dan bosenin aku sempet stop dari lettering soalnya bosenin emang. Tapi semuanya itu proses dan kebiasaan, kalo tanganmu sudah terbiasa nulis pasti hasilnya bakalan lebih bagus. Jadi intinya sering latihan aja. Di SMA ini aku giat banget lettering karena banyak aja inspirasinya, aku bikin buat kartu ucapan ulangtahun, wisuda, dan sekedar kado juga ada, sekedar nggabut juga ada. Nah kebetulan ada kakak kelasku yang juga bisa lettering dan dia pake watercolor juga sebagai variasinya, jadilah inspirasiku bertambah.
    Pengerjaan lettering variatif ya, tergantung mood. Ada yang dari jam 5 sore sampe jam 8 malem dapet lima lettering (belom di spidol), ada juga yang seminggu nggak dapet dapet wahyunya. Dari SMP sampe detik ini aku sudah ngabisin sekitar 5 sketchbook, jadi tolong ya, ulangtahunku tanggal 23 Januari, tolong ya....(#kode). Oya, aku baru berani memadukan warna waktu SMA ini, soalnya aku takut norak or something like that kalo campuran warnanya nggak bener, soalnya aku cuma punya spidol, acrylic sama watercolor, pake spidol aja enggak berani apalagi pake cat. Tapi semakin kesini aku semakin paham kolaborasi warna yang ciamik jadi aku beranikan dan WAOW, sketchbook ku lebih berwarna.
    Signature ku ada dua, yaitu pake border dan font nya simple di tengah. Aku terbiasa buat garis tepi (buat border, bisa 2cm-4cm), garis tengah vertikal dan horizontal terus kadang bikin lingkaran pake jangka di tengah. Emang aku orangnya OCD banget jadi semuanya harus rapi.
    So these are my works
Ini pertama kali aku bikin
Dalam rangka perpisahan SMP

Masih amburadul gt:v

Ini my best so far soalnya bikin nya pake hati:v


Pertama kali pake warna
DAN NGGA FAIL WOAH

Sebenernya masih banyak sih, ini yang kayak bener bener keliatan progressnya aja

Thursday, September 7, 2017

Collapse

June 6th

I see storm I see rain
The sky is rough as this pain
Those papercut wounds dwell
As I'm falling to deepest well

Asked for mercy as I pray
I'm not used to but I cry
Thoughts keeps on torturing me
Every late night at three

Crystal clear I see it falls
You will see my dream go crawls
I'll be drown in despair
In darkness with no air

Sungkem

Mudah bagimu mengatakan rindu
Lalu menggedor pintu rumahku
Rindumu telah usai
Kasihmu akan membelai

Mudah bagimu bertanya
Hubungi bundaku lalu kau lega
Urusanku tak pula runyam
Kasihmu hanya demam

Namun tidak bagiku
Berlinang air mata saat rindu
Memandang potretmu sudah cukup
Syair lagu lalu terasa hidup

Menggedor pintu rumahmu ku tak sanggup
Bertitip kue untuk adikmu pun tak cukup
Mengucap salam untuk ibumu tak pantas
Jika masih disini aku berbatas

Sungkem dhumateng bapak kaliyan ibu
Saya telah lancang mencintai putra ibu
Namun saya akan senantiasa berbenah
Akan tiba saat dipertemukan, pertemukanlah

Telah lama aku menantikan
Untuk mendekap adikmu dalam pelukan
Berkunjung ke makam malaikatmu saat muda
Mama...

Namun kusimpan rindu itu dalam surat
Hanya bantal yang akan kupeluk erat
Kecupku untukmu dan adikmu
Sungkemku untuk bapak dan ibumu

Sep 7th
9.02pm

people who read my blog

search here?

Amaranggana Ratih Mradipta. Powered by Blogger.