Monday, November 19, 2018

ASEAN+3 Performances (Taman Budaya Yogyakarta)

    Sebenernya aku udah tau event ini soalnya ada bannernya di deket kampus, cuman aku lupa tanggalnya. Pas itu aku sama Aya selesai dari Kampung Kauman, aku nganter dia balik ke rumah, lewat Melia Purosani, disana ada bendera negara-negara ASEAN sama bendera ASEAN sendiri, tiba-tiba aja aku inget, cuma aku searching google nggak ketemu-temu kan. Untungnya waktu itu, temen sekelasku ngeshare invitation performance itu di grup kelas. MANTAP JIWA, HERE WE GO.
    Dari 13 negara itu sebenernya cuma 8 yang perform, Vietnam, Jepang, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Kamboja, Filipina dan Indonesia, kemudian ditutup dengan perform gabungan dari kedelapan negara. Ada sih videonya, tapi enggak aku publish disini untuk menghormati yang latian sama sebenernya kamera aing aja sih yang nggak bener soalnya duduknya kejauhan dan lighting-nya yang terlalu bagus jadi ya, yaudalahya.
    Negara pertama yang perform dari Vietnam, Vietnam menampilkan tiga lagu. Lagu pertama adalah lagu nasionalisme yang dinyanyikan oleh seorang wanita didampingi dua penari dengan menggunakan kipas lucu banget gitu, lagunya juga ceria banget gitu. Lagu selanjutnya dimainkan secara instrumental oleh seorang laki-laki, lagu ini bertemakan religius. Perform selanjutnya dari mba-mba bidadari surga yang main alat instrumental tradisional Vietnam.
    Jepang performnya sendiri, Mr. Hiroshi siapa gitu, tariannya tentang seorang gadis yang mengagumi kebun sakura. Kemudian bertemu dengan pemiliknya, dia semakin bahagia karena mendapat kesempatan untuk melihat kebun sakura tersebut secara dekat.
    Perform Singapura rasa India, performnya adalah tarian dari puisi Tamil yang menceritakan tentang suasana sebelum senja. Ini perform bagus banget sih, penarinya pake baju navy blue+emas gitu, yang bikin rame gelang di kakinya, tariannya semangat banget gitu lucu banget lah aku suka suka suka suka suka.
    THAILAAAAAND, iya, aku emang suka banget negara Thailand, nomor dua setelah negara sendiri. Thailand disini aku pikir bakalan nampilin tarian yang cewek-cewek kukunya emas panjang itulah, aku lupa namanya apaan. Ternyata cowok-cowok dalam bentuk monyet, menarikan Wirachai (brave victory), tentang pasukan monyet yang sedang melaksanakan inspeksi.
    Brunei Darussalam menampilkan 3 set performances, ada Jong Sarat, yaitu tarian tentang kain tenun dengan benang berwarna emas, kain ini biasa digunakan untuk acara-acara penting seperti pernikahan. Tarian kedua adalah Kayung Oyang Kayung yang merupakan lagu religius tentang berdzikir kepada Tuhan. Tarian terakhir adalah tarian Joget Berhibur, yang merupakan tarian kontemporer-tradisional. Seluruh tarian ini ditampilkan oleh dua orang wanita dan seorang laki-laki.
    Kamboja menampilkan tarian seperti Rama Shinta, cuman versi Kambojanya gitu. Sita diculik, kemudian Rama memerintahkan Leang Leang untuk menjemput Sita. Hanuman lalu pergi ke pulau Langka untuk menjemput Sita, di jalan, Hanuman harus menyelami lautan untuk menjemput Sita, lalu ratu ikan memerintahkan seluruh ikan untuk memindahkan batu-batuan di laut supaya Hanuman bisa menyelam. Ketika Hanuman menyelam, ia jatuh cinta dengan ratu ikan, kemudian mereka menikah dan melahirkan anak setengah monyet-setengah ikan.
    Penampilan berikutnya adalah Filipina, tarian pertama adalah tarian yang diadaptasi dari kebudayaan Spanyol, yaitu cerita tentang Maria Clara, yang merupakan inspirasi dari Jose Rizal sebagai ikon wanita. Kemudian ada tarian gelas gitu, mirip tari piring cuman pake gelas(?) yang berisi wine, yang diletakkan di kedua tangan dan di kepala. Tarian terakhir adalah permainan bambu, seru banget yang ini, cuma deg-degan kakinya nya kena bambunya gitu.
    INDONESIA, I AM TOTALLY SPEECHLESS sama Indonesia. Aku pikir bakalan tari kolosal atau tradisional tentang Ramayana atau ya biasanya gitu. Ternyata enggak. Indonesia menampilkan tarian Praginagong: Bala Kosa yang menceritakan tentang para ksatria Jawa tang berlatih perang, mereka berbaur untuk mencapai kesuksesan.
    Penampilan terakhir basically adalah penampilan gabungan dari berbagai negara, bagus beneran, speechless bener.

   
SINGAPORE

BRUNEI DARUSSALAM

Indonesia satu biji doang bisanya abis yang lain nyebar:(

Bidadari-bidadari Vietnam

THAILAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAND!!!!111!!1!!

Ekspedisi: Kampung Kauman

    Setelah lama banget nggak ngepos, ada banyak banget bahan sih sebenernya, Ilmu Sejarah sendiri lagi sering kunjungan, ekspedisi, dan apalah itu namanya, dan aku juga lagi sering ikut-ikut kegiatan yang asik-asik, wkwk. 
    Ekspedisi ini adalah prokernya HIMA Ilmu Sejarah, proker ini goalsnya buat menulis sejarah, dan ekspedisi tahun ini diadakan di Kampung Kauman, dalam rangka menyongsong Milad Muhammadiyah. Mahasiswa Ilmu Sejarah ke Kampung Kauman pada tanggal 21 Oktober 2018, panasnya lagi banget-banget waktu itu belum turun ujan, Jogja gersaaaaaaang banget. So, di post kali ini aku mau cerita tentang konsep kampung Kauman, kampung yang ada di sebelah masjid Gedhe Yogyakarta.
    Kauman berasal dari kata koyimuddin, yaitu kaum dan iman. Kampung ini berdiri dari adanya penempatan abdi dalem (pegawai kraton) yang bertugas di bidang keagamanan, khususnya pengurus Masjid Agung Kasultanan Yogyakarta. Arti Kauman sendiri berasal dari kata pa-ka-u-man yang berarti ‘penegak agama Islam’. Dengan kebijakan Sultan yang menempatkan para abdi dalem agama (kaum) pada sekitar kompleks Masjid Agung, kampung ini semakin berkembang. 
    Kampung Kauman dihuni oleh para ulama abdi dalem Kraton, penghulu dan 9 orang ketib (khatib), dan berdiri di atas tanah dengan luas sekitar 192.000 m2, terletak di sebelah barat Masjid Gedhe. Dengan percampuran beberapa budaya seperti Cina, Jawa dan Eropa, membuat segi arsitektur bangunan-bangunan yang ada di kampung ini lebih Menarik. Kawasan Kampung Kauman ini adalah cagar budaya, sehingga bangunan-bangunannya pun masih sama seperti saat pertama dibangun.
    Munculnya Muhammadiyah dari kampung ini juga menjadi alasan kampung ini berkembang dengan pesat. Kyai Haji Ahmad Dahlan beserta istrinya Nyi Hajah Walidah mengembangkan kampung ini dari segi agama Islam lewat pengajaran-pengajaran dan perekonomian dari batik yang didirikan di kampung ini, seperti Siswa Praja Wanita (TK ABA) dan Batik handel. Satu yang menarik dari kampung ini adalah ketenangannya, diwajibkan mematikan motor dan menuntunnya sampai ke rumah ketika sampai di dalam kampung Kauman ini.
    TK ABA ini awalnya bernama Siswo Projo Wanito, yang merupakan tempat pengajaran bagi perempuan dan anak-anak, lalu diganti menjadi kindergarten pada 1922 dan kemudian menjadi TK ABA (Aisyiyah Busthanul Athfal) pada 1924. Sedangkan Batik handel didirikan untuk menunjang perekonomian masyarakat dengan membuat kain batik.
    Ada satu bangunan yang sebenernya bikin aku tertarik, namanya Mushola Aisyiyah, di depannya ada tanaman mint jadi baunya sedep pisan lah waktu dengerin penjelasannya sambil endus-endus daun mint nya. Mushola Aisyiyah ini dibangun atas dasar keprihatinan Kyai Haji Ahmad Dahlan terhadap perempuan yang hanya dijadikan kanca wingking, sehingga Kyai Haji Ahmad Dahlan membangun mushola ini yang diperuntukkan untuk wanita. Adzan tidak dikumandangkan disini, namun di Masjid Gedhe, namun seluruh jamaah dan takmir masjid disini adalah perempuan.
    Saat ini Kauman masih menjadi kampung tradisional yang sangat padat penduduk, jarak antara satu rumah dan lainnya sangat erat, penduduk biasa menukarkan makanan atau memanggil tetangga melalui jendela rumah. Kampung Kauman juga masih memegang teguh kebudayaan-kebudayaan yang sudah aja sejak dahulu, bahkan di era modern seperti saat ini. Seperti hanya diperbolehkan orang muslim yang tinggal disini, dan penerapan pernikahan antarsaudara untuk menjaga garis keturunan.
GALLERY:
    
himbauan untuk mematikan mesin motor dan menuntun motor


salah satu bangunan di Kampung Kauman


TK ABA

Batik haandel saat ini digunakan hunian


Waktu itu lagi ada pengumpulan sampah gitu


Ini adalah tempat pertama KH Ahmad Dahlan berdakwah

people who read my blog

search here?

Amaranggana Ratih Mradipta. Powered by Blogger.