Saturday, January 2, 2021

2020: year of findings

     I know 2020 is not a very good year to most of people, including me, too. But 2020 starts with a good---yet, GREAT beginning for me. So, 2020 dimulai dengan Ramayana Prambanan, and I finally get the chance to dance in Ramayana Ballet, with my fellow dancer, Kirana. It is a tough process, I know, but I am so thankful that I can finally tick one of my ULTIMATE dream. Awal bulan Januari sebenernya aku masih struggling sama PPS I, aku masih harus wara-wiri cari arsip and all, nulis lagi, dilanjutin UAS, terus Ramayana, latian latian latian, dan pelantikan. Yep, aku---secara sukarela---mendaftar bidang penelitian dan pengembangan, dan surprise surprise, sama Kirana lagi, dan surprise surprise surprise aku jadi koordinatornya. Tanggal 29 Januari pelantikan, dan yeah, disinilah tanggung jawab dimulai. Ada banyak sekali masukan dari alumni dan demissioner, dan ya aku tertantang untuk mewujudkan semua itu (sebelum tau a global disaster is coming). Selain itu, rangkaian acara PWB 2020 juga belum selesai, jadi kita masih harus ada pembekalan, dan tanggal 22-23 Februari adalah acara MPPK eksplorasi, bulan Februari juga rapat kerja dan Ramayana Ballet 4 kali lagi. Dua bulan ini emang rasanya protol banget badan dan pikiran. 

    Bulan Maret, mulai banyak panggilan yang kita sebut dengan PY gitu, the first time I manage something like that. In fact, it requires meeting new people and INTERACTING, dimana whatsapp ku dihubungi orang-orang yang belum aku kenal, and that's scary, to be honest. I really push myself outside to INTERACTING. Bulan Maret juga menjadi bulan kelahiran UKM KAMASETRA, jadi kita disibukkan dengan perencanaan perayaan, dan tentu saja, latihan untuk pementasan. But of course, the corona virus is really coming, tanggal 16 Maret 2020, kampus memberlakukan pembelajaran dari rumah, padahal acaranya tanggal 21 Maret 2020, that's sucks. Perkuliahan jadi sangat tidak efektif gitu, karena di semester 4 ini masih pake whatsapp dan google classroom, kadang besmart, dan itu pun temen-temen dan dosen belum terbiasa dengan yang namanya google meet dan zoom. Ada sih sebenernya, namanya BBB, big blue button dari UNY, tapi kita pun masih belum bisa pakenya. Gila sih, disini aku yang biasanya paketan 3GB per bulan, aku jadi harus beli 15GB (waktu belum ada kuota belajar dari UNY dan pemerintah). 

    Pada bulan-bulan Maret-April ini, aku banyak banget bikin makeup, video transisi ala ala tiktok, masak, like MASAK TERUS, nonton youtube. Bulan April juga adalah ulangtahun Ozi, aku stuck bener mau ngasih apa, karena masih takut keluar jauh, jadinya aku beliin 'new normal' starterpack gitu. Bulan April ini juga kita memasuki bulan Ramadan, bulan April ini juga kita---pengurus---udah mulai jenuh dan coba bikin-bikin sesuatu yang baru. Karena sebagai Litbang, tbh, aku merasa kewalahan banget kalo suruh online dan semuanya pasti dari pintu sosial media, dan sosial media itu kerjaan Litbang, so. Pada akhirnya kita mulai ngide bikin podcast, dimana kita mewawancarai alumni dan demisioner soal seni tradisi, utamanya soal seni tradisi di era pandemi dan era modern. Hadirlah podcast JAMET (Jagongan Mesra Kamset). Bulan-bulan ini juga dapet bantuan sembako dari mana-mana, including dari Ramayana Ballet, seneng banget lah bisa buat ngirit beli beras, apalagi di bulan Ramadan gini.

   Memasuki bulan Mei, proses syuting JAMET udah berjalan, ini pertama kalinya aku keluar rumah lama dan jauh pada masa pandemi. Jalanan sepi banget, toko-toko pada tutup, dan suasananya bener-bener kayak Jogja gitu, I am really loving this vibe (tapi ya kita tau sendiri, suasana ini enggak berjalan lama yakan, apalagi setelah lebaran). Pada bulan Ramadan ini juga, kelas TRISOC ngide banget buat bagiin takjil di kawasan Malioboro sampe ke Masjid Agung. Seneng banget rasanya bisa kumpul sama temen-temen lagi, dan at the same time bagi-bagi takjil. Lebaran di rumah, sambil video call temen-temen, Ozik, rasanya emang beda sih, kangen suasana lebaran biasanya di lapangan, walaupun bikin opor sama sambel goreng kentang masih ada, tapi vibesnya kan beda. 

    Sebenernya pada bulan-bulan ini, aku merasa kayak ada sesuatu yang beda---mungkin karena efek pandemi juga, tapi nggak tau kenapa setiap lihat sosial media, utamanya instagram sama twitter, itu bikin---sesuatu yang ada di dalam diriku rasanya sedih, terpukul, dan endingnya bikin aku anxious. Ditambah sebenernya aku capek banget beradaptasi sama kuliah dengan cara kayak gini, dimana aku tidak memiliki keleluasaan buat ke perpustakaan sampe tutup buat nyari sumber dan buat chill. Somehow melihat orang lain sambat juga di media sosial bikin aku jadi tambah nge-down dan---nggak tau---toxic positivity di dalam diriku yang kayak, "ayo ayo pasti bisa", "masih ada banyak sumber ebooks", "cari serat babad kan bisa diterjemahin sendiri", "jangan lebay deh, kan masih ada internet", "mending kamu masih semester 4, kamu ngebayangin ga yang mau lulus?" itu langsung jadi hancur gitu, kenapa ya, aku juga nggak tau, aku masih takut ke psikolog. 

    Bulan Juni, dimana semuanya sudah 'new normal', aku kembali ke kampus, lebih tepatnya ke FBS dulu, baru ke FIS, kita proker---WELL, basically, kegiatan aku tahun ini lebih banya proker, 24/7 sama either Vemi, Kirana, mas Nandi atau Ferdi, udah itu aja. Bulan Juli kita juga harus kehilangan teman kita yang juga pengurus, Yayan, karena sakit, sedih banget rasanya, padahal Yayan itu selalu jadi hiburan tiap kali suasana (utamanya gelanggang, di kostum) itu lagi panas. Aku seneng banget sama keceriaannya Yayan, usilnya, dan pokoknya Yayan banget, kreativitasnya dalam kostum sama makeup, gada duanya, semoga kamu tenang disana ya Yan, kamu udah nggak ngerasain sakit lagi. Bulan Juli kita juga harus kejar deadline video profile UKM buat display. Aneh banget masa display nya di besmart, UGH.

    Bulan Agustus dan September ini sebenernya udah lebih 'sibuk' karena ada proses seleksi kampus untuk Pekan Seni Mahasiswa Nasional (PEKSIMINAS), dan aku sendiri ngurusin Penerimaan Warga Baru (PWB), karena kali ini, for the first time in forever, aku jadi ketua acara. Oktober-November-Desember tbh, rasanya CEPET BANGET, pendaftaran, penutupan pendaftaran, seleksi administrasi, seleksi wawancara, pepanggihan (technical meeting), pembekalan, sampe pembekalan tinggal satu lagi bulan Januari besok, habis itu MPPK eksplorasi. Tugas-tugas kepengurusan, LPJ, bantuin pengurus lain, belum kalo insidental, beres-beres gelanggang. Makul PPS GILA, dan tau-tau sebentar lagi UAS. Tahun baru.

    And, I want to highlight something. I joined the VIRTUAL exchange program at Asia University, Taiwan. It was a tough journey, aku sempat tidak masuk dalam batch pertama, tapi akhirnya aku masuk di batch dua, dan aku bisa ketemu orang-orang baru. I met my friends dari FBS, kenalan sama anak IPIREL UMY (mantan calon prodi dan kampus), dan of course temen-temen dan dosen di Taiwan. I'm blessed that, finally, I've got this opportunity, that I've been wanting, for a fuckin long time, walaupun secara virtual juga, whatever. I am blessed and I am so thankful of it.

   This year is tough, for all of us. Kita semua nggak terbiasa, nggak tau akan keadaan, dan ketakutan terbesar manusia kan 'fear of the unknown' jadi, ya, kita semua takut akan kejadian ini. But if we look at the good side (not trying to throw toxic positivity here) ada loh, blessing in disguise, ada aja yang bisa kita ambil hikmahnya. Misalnya, kita jadi aware soal teknologi, kita jadi bisa improving our skills at home, berkebun, pelihara ikan cupang, making content. Kita juga jadi aware terhadap kebersihan, dimana mana sekarang ada wastafel, most of the people bawa cutlery sendiri, bawa mukena, sajadah sendiri. Ini jadi trend, in a good way, finally.

    Aku pribadi menemukan blessing in disguised seperti mengembangkan skill makeup karakterku, editing video (walau pake hape, monmaap spek laptop cuman bisa buat chrome sama word), making content with my friends, apalagi di kamasetra, belajar cara merubah pagelaran seni menjadi ke dunia digital, read more books. Pokoknya ada aja sih yang memang bisa diambil hikmahnya dari semua ini. I joined exchange, ikut banyak sekali webinar online gratis yang SANGAT menarik, kayak Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF), aku direkomendasikan Pak Kuncoro buat jadi asisten peneliti, shoutout! Thankyou so much pokoknya buat semua pihak yang sudah membantu aku survive sekaligus mendapatkan banyak sekali ibrah dari kejadian corona virus whatever ini.

    AND NOW THE GALLERIES!

the virtual exchange students
struggling with all of this, 
makasih ya udah bikin 2020
jadi lebih seru sama kalian, all
17 of you, i love y'all!


terimakasih temen temen TRISOC, ini membuktikan
lagi kalo kita masih solid dan kita peduli terhadap
sesama. Thankyou for this charity experience!

and the beach!

my babies DRA, thankyou
for always being there for me
emang susah ketemu ya kita 
tahun ini, but thanks to tech
I miss you guys so much!

ah, I cannot express how thankful I am having
sisters and brothers like you guys, indeed korsa
sampai dibawa mati. Thankyou so much atas 
semua dukungannya selama ini, I love you so much!

mbamba pemaksaan nyemir rambut sampa bawa 
aku ke pub. Thankyou so much udah jadi tempat 
curhatku selama ini, sampe detik ini, you've witness
everything, every story of me, thankyou so much!


tim struggling akhir semester
sama kayak tahun lalu, thankyou
for the support for each other
we can through this!


pengurus 2020, I hope we are still in the same vision
ya, semangat sampe akhir Januari ini nanti. Thankyou
for the opportunity, I hope we met again.


My babies litbang, I cannot be thankful more
sama orang-orang yang udah mempertemukan
kita bareng di litbang. I'm sorry kalau jadi koor
aku masih suka emosi, banyak kurangnya, I love
you guys so much, so much, and I always wishing
the best for four of us.

TIGA SRIKANDI KAMASETRA 2020
YOK BISA YOK!

my baby, I'm so proud to see you grow
dari SMA sampe sekarang nemenin kamu,
you've changed a lot (in a good way), and
i LOOOOVE to see you being confident
out there, doing what you love. You are
just amazing. Thankyou for the love that
you always give me.

....i'm totally speechless, i'm sorry for being
a reckless daughter

hey, we survived, we fought, and we win
we are MUCH stroger than last year. Taun
lalu memang capek fisik, tapi taun ini capek
semuanya, pemikiran, hati, otak, and we did it
I'm proud.

I only hope that 2021 will be better in anything
any
thing



0 komentar:

Post a Comment

people who read my blog

search here?

Amaranggana Ratih Mradipta. Powered by Blogger.