Saturday, May 8, 2021

[series review] ARES: what makes the small Netherlands so powerful back then?


    Oke, this is something new. Setelah aku ketagihan sama series Netflix berbahasa Spanyol, sekarang aku coba series Netflix bahasa Belanda. Awalnya karena aku pingin aja belajar bahasa Belanda in easy and casual way (yea because Dutch was one of my subject on college), jadi aku coba cari series atau film berbahasa Belanda. ‘Ares’ ini langsung muncul di laman pencarian, aku nggak sama sekali terus cari tau ini tentang apa, aku cuman langsung cari dan nonton aja. And, God, I was blessed. Ares ini cuman satu season dengan delapan episode, masing-masing episode sekitar setengah jam durasnya, dan kayaknya udah cukup banget dibikin segini, enggak kurang, enggak lebih, pas. So, here’s the review.

INTRO
    Ares menceritakan tentang sebuah perkumpulan, I would say sekte ya, sekte mahasiswa di Belanda yang rata-rata anggotanya adalah orang kaya, atau orangtua dan orangtua dan orangtuanya mereka dulu juga di Ares, jadi either by money or by blood. Pemeran utamanya adalah Rosa Steenwijck, dia mahasiswi kedokteran yang bosen sama kelasnya, dia pingin sesuatu yang lebih, dia pingin something real. Rosa punya sahabat, namanya Jacob Wessels, mereka udah lama enggak ketemu, dan Rosa merasa sedikit ‘marah’ karena Jacob udah lama enggak ngasih kabar dan tau-tau dateng ke flat dan ngajak dinner. Di tengah dinner, ternyata meja mereka udah dibayarin sama temen-temennya Jacob, yang adalah anggota Ares: Carmen, Marije dan Roderick. 
    Rosa terus diajak ke Rijksmuseum, dimana banyak lukisan-lukisan lama Belanda. Di depan lukisan Rembrandt, Marije dan Roderick saling nunjuk ‘oh itu kakek moyang aku di kanan’, ‘eh yang kiri kakeknya Carmen kan?’, something like that. Disini Rosa mulai merasa kalo ini bukan perkumpulan mahasiswa biasa, dan Rosa mulai menunjukkan ketertarikannya terhadap perkumpulan ini sama Carmen. Carmen berhenti di lukisan ‘the Swan’ dan Carmen menjelaskan kepada Rosa kalau perkumpulan ini seperti ‘The Swan’ yang melindungi telurnya yang bertuliskan Holland. Rosa udah bener-bener tertarik dan sampai akhirnya, keesokan hari dia bangun, di sebelah tempat tidurnya udah ada semacam postcard, telur dan kartu hitam berlambangkan ‘A’ dan nomor telepon. Rosa akhirnya telpon dan disitu, dia akan ‘dijemput’ pada malam hari di perpustakaan kampus. 
    Rosa sebenernya bosen nggak cuman kelasnya, tapi juga sama kehidupannya. Rosa punya ibu yang suicidal, bapaknya (African), adalah seorang perawat dan biasanya punya shift malem. Kalo ibunya ditinggal sendiri, ibunya bakalan coba buat bunuh diri. Rosa pingin dia 'menang’, dan menjalani kehidupan yang baru, keluar dari semua ini, that’s exactly what Ares offered her. But that was not free, right? Rosa harus mengorbankan sesuatu, dan Rosa memilih mengorbankan keluarganya untuk ikut Carmen ke ‘asrama’ Ares, of course with Jacob, karena ternyata Jacob adalah orang yang by blood gabung ke Ares. Setelah ikut serangkaian ‘ospek’ Rosa, dan seangkatannya yang saat itu gabung sama Ares, akhirnya resmi jadi anggota Ares. 
    On the other side, Jacob Wessels, dengan nama aslinya Jacob Krudop-Six, sempat kabur saat pelantikan. Tapi Jacob sebenernya udah kenal beberapa dari mereka, jadi mereka enggak....bener-bener mau nyiksa Jacob. Tapi Jacob sendiri sebenernya enggak mau join Ares, tapi karena kepaksa by blood. Furthermore, kembalinya Jacob ke ‘kehidupan’ Rosa sebenernya adalah misi dari Ares, mereka minta Jacob buat ngajak satu orang. Jacob sebenernya malah menjauhkan Rosa dari Ares, tapi dia gagal karena Rosa volunteer anyway. Ketika Jacob kabur saat pelantikan mereka, Jacob menemukan ‘sesuatu’ di bawah bangunan asrama, yaitu sebuah pintu yang kalo dibuka isinya tumpukan batu, buntu. Tapi Jacob nempelin tangannya dan jarinya berubah jadi hitam, kayak orang kena diabetes.

TO THE CLIMAX
    Selagi Rosa sedang ‘naik daun’ di kalangan Ares, karena dia berhasil menutupi kematian presiden Ares, Joost, dan dia juga berhasil magang di Hoogh Institute, yang dia pingin banget. Ternyata Jacob sedang ‘mengeksplor’ kekuatan barunya di jarinya itu. Siapapun yang kena jarinya Jacob akan masuk ke alam bawah sadarnya dan flashback ke sebuah kejadian yang membuat dia merasa sangat bersalah. Ceritanya, ada dua presiden yang di’pegang’ sama Jacob, Joost dan Arnold, mereka berdua flashback ke kejadian saat pelantikan mereka jadi presiden, dimana mereka harus melakukan pengorbanan, yaitu membunuh seseorang yang mereka sayangi. Flashback ini membuat mereka sangat terpukul, halusinasi dan akhirnya bunuh diri. 
    Rosa baru sadar, setiap kali dia melakukan sesuatu yang membuat dia merasa bersalah, misalnya pada kejadian dia ‘mencuri’ posisi temennya, Fleur, buat magang di Hoogh Institute, tempat dosen yang dia suka banget, Hester de Hoogh, dia selalu muntah sebuah cairan hitam. Ini juga yang dilakukan presiden-presiden pada pelantikan mereka setelah mereka membunuh orang yang mereka sayangi. Mereka akan merasa sangat bersalah dan akhirnya muntah cairan hitam tersebut, lebih parah lagi beberapa dari mereka bahkan memuntahkan telur hitam. Cairan dan telur hitam ini kemudian ‘dipersembahkan’ kepada sebuah makhluk named Beal, lewat sumur yang ada di bawah bangunan asrama tersebut. Secara sejarah, mereka sudah melakukan persembahan ini sejak berabad-abad, persembahan ini mereka lakukan setelah mereka membuat keputusan yang ‘orang lain tidak bisa buat’. 
    I did some research, of course, untuk menguak misteri ini. Pertama-tama dari Ares itu sendiri, dan kenapa di Rijksmuseum Marije nunjuk-nunjuk lukisannya Rembrandt kalo ini ancestor-ku, ancestor-nya Carmen, ancestor-nya Roderick. Aku kurang jelas sebenarnya Ares atau tradisi ini yang sudah ada sejak dulu, kayanya sih tradisinya, tradisi memuntahkan cairan hitam ke sumur. Tradisi ini dilakukan setelah membuat’ keputusan yang orang lain tidak bisa buat’, I’m assuming keputusan ini maksudnya adalah keputusan yang morally wrong, keputusan yang membuat si orang ini akan merasa bersalah seumur hidup, tapi keputusan ini dibuat untuk memakmurkan negara mereka, Belanda. Nah sebenernya apa sih cairan hitam ini? Cairan hitam ini adalah rasa bersalah, guilt, ashamed dan disgust
   Ada keyakinan di beberapa negara yang percaya bahwa rasa bersalah, rasa malu atau, everything that makes you human, ada di perut. One example dalam keyakinan orang Jepang, mereka akan melakukan hara-kiri ketika mereka merasa malu dan bersalah apabila tidak melakukan tugasnya dengan baik. They would cut their stomach open and put out their digestive systems, in order to free the soul, so that they wouldn’t be ashamed in the next realm. Mungkin sama konsepnya disini, dimana cairan hitam itu dikeluarkan untuk let go of something. Tapi bedanya disini mereka memuntahkan cairan hitam tersebuat setelah membuat keputusan yang kejam, justru agar mereka bisa kemudian hidup tanpa rasa bersalah. Mereka akan ‘lupa’ dengan rasa bersalah tersebut, dan ketika mereka akan melakukan suatu keputusan lagi, mereka melakukannya lagi, and over and over and over again.
    Pesan yang ingin disampaikan sebenernya adalah bagaimana orang-orang Belanda dulu dapat membuat keputusan yang kejam untuk memajukan negaranya, yaitu untuk mengelola perbudakan di Afrika. Belanda sudah melakukan perbudakan di Afrika ini lama banget berabad-abad dan hal ini adalah sesuatu yang morally wrong. Orang-orang yang ada di Ares adalah orang-orang yang ingin memiliki posisi seperti para pendahulunya, orang-orang yang sukses, yang berada di atas. Mereka harus memiliki ambisi dan keyakinan untuk mampu mengorbankan sesuatu. Makanya dalam hal ini Rosa dia pingin jadi dokter handal, dia pingin keluar dari kehidupannya yang membosankan, dan bener-bener ‘hidup’, dia punya ambisi, dan dia sudah menunjukkannya, dia juga sudah melakukan pengorbanan dengan meninggalkan orangtuanya.

EPISODE FINALE
    Aku mau bahas dari dua episode terakhir Ares, bear with me this is gonna be hard. Setelah dua presiden mati, Hester de Hoogh juga sempat dipegang sama Jacob karena Jacob tau Rosa sangat terobsesi sama Hester, jadi untuk ‘menyelamatkan’ Rosa, Hester harus dibunuh. Saat kejadian, Rosa dan Fleur (masih dalam keadaan tegang karena saingan nih), sama sama lagi praktek otopsi, mereka mau sobek bagian kulit di kaki. Fleur masih ragu dan takut buat melakukan prosedur ini, akhirnya Rosa yang lakuin, Tapi ternyata mayat yang mereka lagi otopsi adalah Hester, dan Hester pake tangan Rosa buat tusuk perutnya sampe mati. Both of them shocked. Fleur menyatakan kesaksiannya kalo Rosa yang bunuh Hester, and apparently the whole senates believe, kecuali Carmen.
    Di sisi lain, ada orang yang berperan penting dalam Ares selain presiden, kayaknya semacam Pembina gitu, yang adalah ayah Carmen, Maurits Zwanenburg. Maurits harus mempersiapkan kanditat presiden selanjutnya, dan Maurits dapat wejangan dari seorang nenek tua yang ada di kamar, buat milih the novice, si Rosa itu, Maurits kemudian mengundang seluruh alumni Ares, ke asrama. Carmen—yang barusan nganterin Rosa ketemu sama ibunya, karena ternyata ibunya Rosa juga bagian dari Ares dan malah pernah tunangan sama Maurits, tapi ibunya Rosa kabur dan jadi stress—bingung, kenapa tiba-tiba ada acara penting, Roderick dan Marije menjelaskan kalo ini ‘panggilan dari atas’. Carmen kemudian melihat namanya di meja tengah, nama ayahnya dan nama Rosa, Carmen marah dan nemuin ayahnya.
    Ketika Carmen lagi nemuin ayahnya, Rosa akhirnya menemukan Jacob di ruang bawah tanah, Jacob yang udah muak sama sikapnya Rosa akhirnya ‘pegang’ kepala Rosa. Unlike any other person, visualisasi yang Jacob lihat malah Rosa justru terikat sama Beal ini, dan disitu Jacob menyimpulkan bahwa Rosa memang harus jadi presiden untuk ‘melepaskan’ Beal. Fleur, Roderick, Marije dan beberapa orang lain kemudian berhasil nangkep Rosa dan mau bunuh Rosa. Fleur one to one sama Rosa, tapi singkatnya Rosa berhasil bunuh Fleur di lobby asrama mereka, dan memuntahkan cairan hitam, di hadapan para alumni dan Maurits sendiri. Jacob pingin menyelamatkan Rosa, tapi dia keburu ditangkep dan Maurits sadar kalo selama ini pelaku pembunuhan Joost, Arnold dan Hester adalah Jacob karena dia membuka ‘portal’ Beal.
    Carmen sebenarnya sudah sejauh melakukan ‘pengorbanan’ untuk jadi presiden, tantangannya adalah dia harus bunuh bayi, tapi Carmen gagal dan asisten Maurits mengatakan bahwa masih ada beberapa laki-laki yang bisa dijadikan kandidat. Tapi tentu aja setelah apa yang Rosa barusan lakukan, Rosa langsung ‘diwejangi’ Maurits dan melaksanakan pelantikannya. Tantangan Rosa adalah membunuh Jacob, awalnya Rosa harus nangis dulu, tapi akhirnya dibunuh juga. Ketika Rosa sampai di ruang persembahan, Rosa bilang dia pingin lihat Beal dengan nyata, akhirnya Maurits bawa Rosa ke ruang bawah tanah dimana ada sumur yang swirling inside, like tornado. Maurits bilang kalau tidak ada Beal, Beal adalah sebuah cerita untuk menakut-nakuti anggota Ares.
    Disini Maurits menceritakan sejarah Ares, dan bagaimana tradisi ini sudah berlangsung lama. Rosa mulai merasa mual, dan mau muntahin cairan serta telur hitamnya, but instead of vomits it, she fell to the well, and rose as Beal. Disini kemudian ada visualisasi budak-budak Afrika yang dirantai di bawah kapal Belanda, selagi awak kapal menaikkan bendera Belanda dengan logo A di tengahnya, I visualized it as upside down VOC logo, tbh. Maurits sadar ini bukan pertanda baik. Ketika Rosa naik ke ruang rapat alumni, lukisan-lukisan lama Belanda flicker in, alumni-alumni juga pada bunuh diri ketika mereka melihat Beal. Rosa kemudian duduk di ruang presiden, dan surprise-surprise, ayahnya datang dan memeluk Rosa tanpa rasa takut. Rosa memeluk ayahnya balik dan seketika dia kembali jadi Rosa bukan Beal lagi.

WHAT IS BEAL?
    I would say, Beal adalah sekumpulan rasa bersalah yang terus menerus hidup dalam hati orang Belanda. Orang-orang dulu terus membawa rasa bersalah ini sampai ke anak cucu mereka yang ada di Ares, padahal alumni-alumni mantan presiden Ares pun juga pasti membawa rasa bersalah mereka sendiri. Ketika Beal yang dibawakan oleh Rosa ini bangkit, mereka sadar bahwa Beal nyata, rasa bersalah mereka selama ini adalah nyata dan akan terkuak nih, semua kelakuan bejat mereka akan terkuak apalagi ketika Beal yang sesungguhnya duduk di kursi presiden, jadi mending mereka bunuh diri aja. Maurits sendiri bunuh diri dengan cara menguliti wajahnya dan menusuk jantungnya sendiri.

OVERVIEW
    I would rate this series 8/10
    Menurutku porsinya udah pas, delapan episode satu season, nggak kurang nggak lebih, alurnya pun pas, enggak terlalu cepet enggak terlalu lambat. However, masih ada beberapa misteri yang belum terpecahkan: siapa the white lady yang ditemui Maurits di dalam ruangan, kenapa dia dikunci didalam ruangan yang ada kacanya, apakah dia berbahaya atau malah menjaga stabilitas Ares? Kenapa ayahnya Rosa tiba-tiba datang ke Ares dan ‘merangkul’ Rosa? Kenapa Rosa terus buka matanya dia dan ‘kembali’ menjadi Rosa ketika peluk ayahnya? But this overalls was so great. I’ve got the rollercoaster feelings and ‘WHAT THE FFF’ feelings throughout the episodes.
Apakah akan ada season kedua? I don’t know, dan dari mereka sendiri juga tidak ada yang mengonfirmasi. Bakalan oke-oke aja kalaupun tidak ada season kedua, karena satu season ini aja pas banget.
Thank you, I’ll see you in another review.

0 komentar:

Post a Comment

people who read my blog

search here?

Amaranggana Ratih Mradipta. Powered by Blogger.