Saturday, March 28, 2020

Bali, island of Gods

    So, I would like to dedicate this post to Bali. Karena aku baru pertama kali ke Bali, kemaren, dan it was so amazing. Bali was so beautiful. Almost in every crossings, selalu ada patung besar dengan yadnya yang masih seger. Wanita-wanita berkebaya di jalan, seolah pemandangan biasa. Rumah bata oranye atau merah, dengan atap khas bali, dan pura pura di dalamnya, lagi, dengan yadnya yang masih segar. Indeed it was so majestic. Destinasi pertama begitu kita sampe di Bali adalah Kertha Gosa, semacam museum perjuangan juga, tapi fokusnya adalah puputan Klungkung.




    Destinasi selanjutnya adalah Desa Adat Tenganan, now, it's real. Berada di atas perbukitan, Desa Tenganan ini dihuni oleh penduduk asli Bali Aga, atau Bali murni, dan bukan Bali yang berasal dari Majapahit. Suasananya damai sekali, living in nature's law, mereka masih menjaga keaslian darah Bali Aga, keaslian budaya mereka juga, dengan satu norma atau undang-undang yang disebut Awig Awig. Didalamnya berisi aturan dan hukuman bagi seluruh penduduk Desa Tenganan. Anas was so thrilled to meet (means to pat) every dog there, like, whYyYYy dude. Then we were of to the hotel. My room was the biggest room on the 1st floor, it was on the corner, next to the swimming pool and the restaurant. That night, Aya went with her friend, Mai. Anas was on the other room, Davina and Kirana asked me to go out. Sultan, Yasa and Rinto planned to go to karaoke bar. So, Davina, Kirana and I went to nearby McDonalds, cz, we were starving, then Aya came, then we went to the karaoke bar, and having all of our feelings out for the next 2 hours aowkoakowkowkaowkowk.




    The nexxxxxxxxxt day, kita ke museum perjuangan rakyat Bali, Bajrasandi. The building was epic bro. Lantai pertama ada foto foto perjuangan rakyat Bali, dan beberapa penjelasannya, yang seru di lantai 2, ada diorama perjuangan rakyat Bali dari dulu sampe kemerdekaan. Bentuknya melingkar gitu dan ada dua section. Lantai ketiga, dengan tangga melingkar yang, mashallah ngos-ngosan keatasnya, basically sacred, wanita haid dilarang naik kesana (poor Aya), isinya adalah pemandangan.....tapi bagus banget sih.




    Next, saatnya kita bersenang-senang, merasakan Bali yang sesungguhnya, yep beaches. Pertama-tama kita ke Tanjung Benoa, dan aku jelas menyempatkan buat ke Pulau Penyu, ayolah baru sekali ini ke Bali, nggak boleh disia-siakan dong. Di pulau penyu, ada penyu ehehehehehehehe, dan any other reptiles, mammals, ada snake pula. Aku ngeri gitu liatnya penyu makan rumput laut rebutan sama penyu lain, apalagi yang penyu gede gede segede armornya Captain America hehehe.



    Selanjutnya, kita ke pantai Pandawa, tapi sebelum ke pantai Pandawa, kita singgah dulu ke Puja Mandala, yang adalah pusat beribadatan 5 agama, ada masjid, gereja katolik, gereja kristen, vihara dan pura. Setelah sholat dzuhur, aku ngikut Aya sama Anas masuk ke gereja katolik, it was so pretty, dengan cerita Jesus keliling temboknya gitu.






Pantai Pandawa.........................so dang pretty bro.



    The next day, kita melanjutkan perjalanan ke Danau Bedugul, now, before I continue, I would like to introduce you to my bus' tour guide, her name is Mbok Kadek, she is so funny, she likes dad jokes gitulo yaampun. Unfortunatelly, setelah Danau Bedugul, we have to say goodbye to her.


    Sebelum kita ke port, we have to stop to one destination, adalah Gedong Kirtya, atau museum arsip lontar. Lontar disakralkan disana, lagi-lagi wanita haid dilarang masuk (really, poor Aya). Kita juga diajarin cara ngukir lontar dengan aksara Bali, tapi aku ended up nulis namaku juga pake aksara Jawa awoakwaokwaokwaokwaowk.



    Mau pulang aja masih disuguhkan pemandangan yang indah banget, di atas kapal, kita disuguhkan sunset, jingga, indah, sumpah ya, I would like to experience this one day with the right person, di Bali pokoknya, harus di Bali. Thank you Bali, with all of your beauty, I was mesmerized, one day I'll came back, greet me again with your sunrise, and say goodbye to me with your sunset.



Back to December

   Okay, so, postingan terakhirku sebelum tahun ini November. Let's......rewind, to December, I haven't say many about last year, and I thought, better late than never, aight?
    December was amazing, we went KKL to Solo, Surabaya and Bali. BBBBBUT, 1 December, there was a big day, Mas Adit, a.k.a. Aya's brother got married WITH MY NEIGHBOOR AHAHAHAHAHAHHA, what a small world. So, here's a little story, waktu Aya memperkenalkanku kepada pacar kakaknya, kek mungkin sekitar 1 tahun sebelum nikah, aku main ke rumah Aya yang masih di Jogokaryan.
Aya: "....inilo, namanya mbak Te" (nunjukkin foto)
Aku: ".....*kayak kenal* namanya siapa?"
Aya: "Anita-----eiya rumahnya di....Wiro...." (menghembuskan nafas)
Aku: (menghembuskan nafas)
Aya: (menghembuskan nafas)
Aku: "....itu bapaknya mbak Nita, kalo puasa suka main ke Kauman sama Ama (bapakku)"
Aya: "ealah nyesel ngasih tau"

     Dua Desember-nya langsung banget berangkat ke Solo dong. Kita ke Pura Mangkunegaran, Museum Pers, dan yang terakhir sebelum cus ke Surabaya, kita ke Lokananta, and it was so fun. Di Mangkunegaran, kita ke Rekso Pustoko, semacam perpustakaannya Mangkunegaran, there kita melihat-lihat arsip, sumber primer and so on. Habis itu kita belajar dikit dikit tentang Mangkunegaran sambil tour ke museumnya. 
    Then, kita ke Museum Pers. Di museum pers ini kita juga belajar tentang arsip, Museum Pers itu semacam JogLib nya Solo. Jadi isinya koran-koran, majalah, bulletin, dari gatau zaman kapan sampe sekarang. Ada yang sudah di digitalisasi juga buat koran-koran yang lama banget.
    Last, kita ke Lokananta. This is where the fun begin, mungkin karena akunya aja yang suka sama musik, tapi beneran deh, asli, asik banget. Apalagi liat piringan hitam. Jadi awalnya kita dikasihtau soal piringan hitam, bagaimana cara bikinnya, ukurannya, dan dengan ukuran yang bermacam-macam itu bisa dimasukin berapa menit atau berapa jam lagu. Begitu diputerin, lagunya keroncong an dong, enak banget. Habis itu kita ke produksi kaset, sama kayak piringan hitam tadi, dikasihtau gimana cara masukin pita kasetnya, masukin master lagu, sampe packing. Nah, habis itu kita ke studio, ruang rekam yang GEDEEEEEEEEEEEEE banget, disana kita nyanyi Indonesia Raya 3 stanza, dan itu adalah lagu Indonesia Raya paling semangat yang pernah aku nyanyikan selama hidupku. After that, we're OFF TO SUROBOYO!
    Sekamar bersama Anas dan Aya memang bukanlah pilihan yang tepat, karena, WOI BEGOK SEMUA AHAHAHAHAHAHAHHAHAHA. I was actually wanting to go to Manyar, tapi kayaknya jauh dan udah jam 10 juga, so, yaudah. Day 1 di Surabaya, we went to BPAD Jawa Timur, ada banyak banget arsip arsip (yaiyalah BPAD) rasanya satisfying aja ngeliat kertas kertas lama, tulisan tulisan lama. After that, we're off to Museum 10 November, I've been wanting to go there ffs, sumpah dan nggak nyesel. But, ofc, jarak antara matahari dengan Surabaya emang lebih deket dari jarak matahari ke bumi.

    Masuk museum 10 November rasanya kayak dibawa ke zaman dulu, atau mungkin mas mas tour guide nya aja yang pinter bawa suasana jadi selama kita dengerin itu enggak ngantuk, tapi malah bisa ndagel karena saking masuknya dan saking eksplisitnya penjelasan mas masnya. It was so fun, so damn fun, ada banyak senjata senjata asli juga yang masih berfungsi (kalo difungsikan), dan bambu runcing sungguhan bambu runcing. I was thrilled. It was so fun.

Next we were off to House of Sampoerna, oh, I've missed being here, baunya tu lo, bikin high, awoakwoakwoakaok.
    Nah, I would.....like to give an appreciation terhadap Bali, karena baru pertama kali aku ke Bali, so, to the next post please!

The Austronesian Clan!

    Ditengah makan siangku yang syahdu sama temen-temen di kantin fakultas, ada email masuk, aku pikir email spam or whatever, dan ternyata isinya adalah ABSTRAKSIKU LOLOS DAN AKU DIUNDANG SEMINAR NASIONAL DI BANDUNG. I was shOOKT. Karena sebenernya aku sendiri udah lupa apa isi abstraksiku waktu itu, dan, ya berarti harus ngelanjutin abstraksi tersebut menjadi sebuah paper utuh, kan? Seminarnya tanggal 19-21 November, dan tanggal 18 sebenernya itu ada Pentas Warga Gugur dari Kamasetra, dan aku peran. BUT THIS IS SOMETHING THAT I HAVE TO ACCEPT, KAN? I told my mom and dad about things, that I have to go there, alone, for about 4 days, and whatever. This is my first time went alone, without my cousins or any other family member, just with a friend, who luckily, know Bandung so well. 
    Long story short, we were off to Bandung. We arrived the next day at 4, on Kiara Condong, then we went to my friend's Pondok to wash ourselves. And just to spent time before checking in at 1 pm. After that, we went for breakfast, YA JELASLAH AKU MINTA BUBUR AYAM AHAHAHAH, then, we went to Jalan Asia Afrika, I WAS CHHHRRRYING karena aku pingin banget ke Bandung. The last time I went there adalah ketika study tour SMA, dan, ya, namanya study tour yakan, gabis explore terlalu banyak. Kita ke alun alun kota Bandung, ke Masjid Raya, lewatin Jalan Asia Afrika, DAN FOTO DI TUNNEL YANG SEMUA ORANG FOTO ITU, kita ngelewatin Gedung Merdeka, ke Jalan Braga, kita intinya jalan-jalan, lucky enough kita mandinya cepet jadi masih pagi dan nggak panas. After that, we went to ITB, ekhm, ngecengin anak ITB, engga lah kulineran es pisang ijo, as I requested. Lalu kita ke PVJ. Then off to hotel di Parahyangan, perjalanan sekitar 1 jam, kurang, karena supirnya gercep, yet, enak banget supirnya. 
    I was thrilled, karena hotelnya bagus banget, semacam Inna Garuda lah, I would say. Kita check in, registrasi dan dapet kamar, lalu siap siap buat openning. The openning was so fun, karena ada tari rampak kendhang, lalu, kita mulai seminarnya. Pembicara pertama adalah bapak bapak yang aku bosen baca namanya selama melakukan penelitian Austronesia ini, pak Truman Simanjuntak, dan sekarang aku ketemu beliau live. Seneng banget sik, yakin. Aku sekamar sama ibu ibu dari Balar Palembang, jauh banget ya, tapi sebenernya beliau orang Jogja. Dan ternyata beliau nulis tentang bahasa juga dong, malu bener aku nggak tanya aja sama beliau hadoOOh. 
    Keesokan harinya.....presentasi, aduh tolong, skip aja oke oke oke oke. Lalu malemnya ternyata langsung penutupan, harusnya besok, tapi ternyata selesai lebih awal dan akhirnya dimajuin deh. SURPRISINGLY, ada sebuah penghargaan kepada mahasiswa yang ikut (cuman 5 btw), atas keikutsertaannya wqwq, and SURPRISINGLY JUGAK NIH LA GUE JUARA 3, DAN YANG JUARA 2 DAN 1 NYA DARI ITB ANJIR AHAHAHAHA LAWAK, but yea, proud of myself. 
    Keesokan harinya, kita chill aja, checkout jam 11, bangun jam 6, buka balkon dan....menikmati hidup. Contemplating, video calling my parents at home, pamer betapa indahnta kota Parahyangan, and my hotel, trus aku mandi, packing sedikit, karena aku udah nyicil packing dari semalem, sarapan, pamit pamitan sama bapak bapak ibu ibu mbak mbak panitia, so sad. Lalu kita dijemput sama staffnya omku dari Cimahi. My parents forced me buat nerima aja dijemput, minta jalan jalan, yaudalah aku jalanin aja. Kita belanja basically, ke pasar, ke cihampelas walk, dan berakhir di kos sepupunya temenku sambil nunggu maghrib, then we were off to the train station, back to Jogja, back to reality.

Saturday, March 21, 2020

Love Hate Relationship with Makeup

    So, akhir-akhir ini aku lagi demen banget sama makeup. Demen means aku lagi explore banyak hal yang bisa aku lakukan melalui makeup. Pada dasarnya kan makeup adalah melukis dengan media kanvas wajah, emang dasarnya aja aku suka anything about seni lukis, so, aku belajar dengan cukup cepat sih---and thanks to the technology called youtube, aku jadi bisa nonton tutorial kapanpun, dimanapun aku mau.
Makeup tools dan products yang aku punya sejauh ini cukup sih buat bikin look yang proper buat kondangan, wisuda, prom, dan yang aneh aneh dikit kayak yang kemaren aku share di story instagram. Diantaranya ada brows, aku punya dua warna hitam dan coklat (punya mak ku sih wkwk) Revlon sama Viva, maskara dan liquid liner Madame Gie, 4 palet eyeshadow yang biasanya sekaligus aku buat contour, bronze, highlight dan blush dari Huda Beauty Rose Gold Edition dan Viva, foundation Purbasari, loose powder RedA dan Marcks, compact powder Viva, dan lipstik yang banyak banget ada Wardah, Emina, Maybelline sama Revlon. Emang hampir semuanya produk lokal karena NASIONALISME DI DADAKU dan budget pelajar-mahasiswa yang juga minim, mending beli buku gitu ya daripada beli makeup, jadi aku mah seadanya aja.
Aku mulai makeup itu dari SMA kelas 2, aku mulai pake BB Creamnya Wardah, sama lipstiknya juga buat bibir dan blush biar keliatan fresh dan presentable aja (menutupi begadang malam akibat deadline). Terus aku explore lagi dengan eyeshadow, mulai belajar bikin smokey eyes yang jaman dulu buat aku itu SUSAH BANGET NAUDZUBILLAH, dan bikin cat eye dengan pencil liner (sampe sekarang ketagihan). Jadi kalo ada kondangan gitu aku mulai berani showing some colours on my eyes, dan ya puncaknya jelas pada wisuda dan prom SMA-ku, aku makeup sendiri, gamau keluar uang yang jatuhnya malah jadi menor di acara terspesial selama 3 tahun, jadi mending aku effort sendiri. Thanks to mba Suhay Salim dan Titan Tyra yang waktu itu aku tonton tutorial makeup wisuda dan promnya, tho aku nggak terlihat amazing amazing amat waktu dua acara itu, at least, aku bisa ngeliat fotoku tanpa ngomong, "anjir menor banget". Sebenernya aku ini anaknya males mekapan, jangankan mekapan, suruh milih baju kalo buat kuliah yang jam pagi aja males banget, jadi nggak tiap hari juga aku pake mekap ke kampus. Tapi kalo night out, YHA WAJIBLAH (jk, malem latian UKM mana bisa nyanyi "izinkan akuuuuuuhhhhhh").
So, beberapa transformesyen mekap jadi waktu ke waktu by me:
Mungkin makeup yang bener bener settled, mulai dari fondation-bedak-blush-eyeshadow-eyeliner-mascara-lipstick itu waktu aku wisuda. I did my own makeup karena ke salon pagi pagi itu riweuh, dan lagian cuman wisuda SMA kan.
Second one was my prom night, again, I did my hijab as simple as possible, and I didn't regret it, karena aku bisa jumping in and out going with the rave like crazy (*aka: dugeman ahoy)mungkin emang titiknya bener bener harus kuliah dulu baru aku bereksperimen bikin apa aja. I dared myself to make this skull makeup, sebagai batu lompatan aja
Warna favoritku di mata-pipi-bibir adalah orange-peach nude gitu, it makes my face look brighter as the sun awoakwoakaok
I then started to create characters as well, this is Lannister inspired makeup
And the scary one, ofc
Tapi kemudian setelah aku nemu blush yang warnanya peach tapi undertone nya pink, I'M OBSESSED!
Sampe ke Balinese makeup that I love SO MUCH
And this is my makeup buat ke kampus, foundation-lipstik pink yang aku jadiin liquid blush-di set pake bedak padat and favorite lipstick.

people who read my blog

search here?

Amaranggana Ratih Mradipta. Powered by Blogger.