Monday, December 6, 2021

'virtual reality' reality

 I wrote the title as if i'm that genius to write such paradox sentence, lol. 

But not really, karena memang itulah yang terjadi pada kehidupanku akhir-akhir ini. Mulai dari kebijakan PPKM yang gajelas yang juga berpengaruh kepada kebijakan kampus, utamanya bagi mahasiswa semester 7 yang akan menjalankan KKN, PK dan magang. Enggak sih, aku juga enggak menyalahkan kebijakan PPKM nya, karena memang pertengahan tahun ini bener-bener kacau, everyone lost their closest ones, i lost more than 3 family members, 2 high school teachers, and many of my friends, my loved ones, lost their people because of this frickin virus. I cursed everyone who don't believe in this virus.

So, bulan Juli sampai September kemarin aku menjalankan KKN, kuliah kerja NGANVA, hehe. Aku KKN di Segoroyoso, Pleret, Bantul, iya, memang aku milih yang jauh sekalian, agar at least rasa-rasanya KKN itu ada: di desa. Walau pada kenyataannya aku juga belum pernah bertemu sama warganya secara intens, atau kerja bakti and whatever KKN USED supposed to be. Aku menghabiskan Agustus dengan Canva, menjalankan program kerja virtual, karena pak lurahnya juga tidak memperbolehkan kita berlama-lama di lokasi, karena di lokasi lagi banyak warga yang isolasi mandiri, tapi at the same time kita juga mau membantu dengan menghubungkan dengan puskesmas setempat, tapi ya sudahlah. Bahkan program kerja utama aku aja enggak berinteraksi dengan warga, melainkan membuat video mengenai peninggalan dari kerajaan Mataram Islam era Pleret. 

Tapi bukan berarti kita juga enggak berinteraksi dengan warga sama sekali, no, instead, I'm having such fun with the kids, yeah you read it, THE KIDS. Biasanya aku selalu males, takut dan khawatir kalau menghadapi anak-anak, aku mending berinteraksi dengan orang-orang tua with my 'broken basa krama', tapi kali ini bener-bener, aku cinta banget sama anak-anaknya. Kita juga sempet bagi-bagi hand sanitizer, masker dan panduan isolasi mandiri untuk warga, so, yayy KKN!

Setelah KKN terbitlah magang, aku magang di Dinas Pariwisata DIY, Jalan Janti 4 Banguntapan Bantul, gila aku berdomisili di Kota Yogyakarta, berkuliah di Sleman dan mengabdi kepada Bantul. Apa sih latar belakangku apply di Dinas Pariwisata yang NGGAK ada hubungannya sama sejarah, sebenernya aku apply dimana mana jawabannya juga sama, "mbaknya kok magang disini? nggak di [sebutkan nama instansi lain atau museum]", tapi ketika aku ke museum juga, "lagian kok sejarah mau masuk disini mbak?" iya, ibu ibu di salah satu museum di Kota Yogyakarta yang service nya enggak banget, tapi terus kemudian temen sekelasku 3 orang bisa apply disana, makasih. Lama-lama bentuk Dinas Kesejarahan aja nggak sih biar nggak usah ditanyain mulu.

Sebenarnya dimanapun aku magang, aku juga enggak terlalu berharap akan berhadapan dengan apa yang aku pelajari selama 3 tahun teori ini, karena menurutku, menurutku, magang itu mendewasakan mahasiswa, utamanya attitude. Sedikit-sedikit berharap dimasukkan ke bidang yang ada hubungannya dengan aku menjelaskan bagaimana sejarah dari Yogyakarta itu sendiri membentuk branding hampir seluruh aspek dari pariwisata di provinsi ini, tapi ya, yasudahlah. Kenyataannya setelah aku selesai magang ini, yang aku dapatkan ya how to behave, bagaimana caraku bersikap menghadapi orang-orang dewasa dalam lingkungan kerja, gossips, affair, and everything that spice it up. Pendewasaan.

Aku mungkin sedikit rugi dan kurang beruntung, di saat aku harusnya gladi resik terjun ke dunia nyata, keadaannya harus seperti ini. KKN dan magang bener-bener membukakan mataku mengenai masa depanku sendiri, bagaimana berinteraksi sama orang, mempelajari sistem, mempelajari anomali sosisal, mendengarkan ekspektasi berbagai pihak terhadap mahasiswa atau anak jaman sekarang ini. Tapi aku bener-bener menikmati setiap saat aku KKN dan magang kemarin, orang-orang yang aku temui, aku bisa banyak belajar dari mereka. Kinda sad and not very me, but I owe them something. Utamanya bapak-bapak dan ibu-ibu di tempat magangku, they are all so helping.

Wanna know my unrealistic idealist KKN and magang plan?

KKN: Sangihe, atau Lombok. Mengajar anak-anak, mengumpulkan sumber sejarah yang berceceran disana, membuat laporan dan penelitian yang aku terbitkan. 

Magang: Museum Nasional Indonesia, kenapa? karena itu adalah MUSEUM NASIONAL. 

0 komentar:

Post a Comment

people who read my blog

search here?

Amaranggana Ratih Mradipta. Powered by Blogger.