Sunday, September 24, 2017

Planners

    Planners maksudnya adalah orang orang yang terlalu suka/sering membuat planning untuk hidupnya (re: ambisius), sehingga ia tidak mampu menikmati hidupnya karena dia selalu terikat dengan rencana rencana kehidupan yang membutakannya dari arti kehidupan itu sendiri.
    I am one of them, aku adalah tipe orang yang sangat terikat dengan goals yang sudah aku catat. Ditambah aku ini orangnya perfeksionis, wheter it's my strenght or my weakness. Jadi plans apapun yang aku tulis harus terjadi sesempurna yang aku tulis. Ini menjadi kelemahan karena I tend to push myself too hard, way even harder than my parents ever told me to be something. Sebenernya orangtuaku nggak pernah sama sekali nyuruh aku untuk sekolah dimana atau ngambil minat/jurusan apa sejak aku TK, akunya aja yang terlalu ingin 'berhasil' membuahkan sesuatu.
    I mean, everyone has their goals and targets, kita semua pingin sukses dan pingin membanggakan orang yang kita sayangi of course. Semua orang pingin berhasil udah pasti. Tapi ada sebagian orang yang (mungkin) dia kurang bersyukur dan terus terusan mendorong dirinya sendiri sampai ke titik lelahnya karena dia menganggap pencapaiannya itu belum seberapa. Aku benar sudah mencapai titik ini.
    Aku sadar aku sudah sampe titik ini ketika aku lagi melamun di depan jendela kamar, duduk di kursi meja belajar. Waktu TK aku sudah disayang sama guru karena 'bakatku' yang pede, aku jadi mayoret marching band TK dan berhasil jadi juara I waktu itu. Aku juga ikut paduan suara dan jadi dirigen (padahal sekarang suaraku jauh dari kata bagus). Waktu SD semakin luas duniaku, aku ikut olimpiade sains kuark dan bisa sampe provinsi, aku jadi anggota PKS (pasukan keamanan sekolah), main pianika di marching band sekolah, dikenal dan disayang guru-guru, tampil menari di acara sekolah, membawakan drama bahasa inggris di perpisahan kakak kelas dan membacakan pidato bahasa inggris waktu kelulusanku. Waktu SMP semuanya berubah, latar belakang teman temanku bikin aku kaget dan agak susah beradaptasi. Tapi aku juga selalu berprestasi, aku selalu 10 besar, aku jadi ketua II OSIS, aku jadi Duta Pelajar Anti Napza 2013, dan pencapaian terbesarku adalah membawa nama SMPku yang sebelumnya belum pernah ikut JRBL jadi ikut JRBL dan belum ada yang berhasil lagi setelahku. Benar aku dikenal dan disayang guru, sampai detik ini pun aku masih dikenal oleh guru-guru SMP, tapi kegagalanku bermula, output dari belajarku di kelas IX tidak membuahkan hasil yang baik, aku down karena terlalu mementingkan orang lain dan membawa nama baik sekitarku.
    Di SMA ini aku berharap menemukan kembali harapanku untuk maju, dan memang akhirnya aku menemukannya. Namun semuanya kembali lagi seperti dulu dimana aku sibuk dengan segala hal. Lomba pidato/debate, lomba tonti, olimpiade geografi, OSN tingkat provinsi, dan saat ini, orkes biola untuk PENDIS EXPO yang rencananya akan diadakan pada akhir bulan November. Sedangkan UN dikabarkan akan diadakan Februari, entah apa yang sedang aku pikirkan untuk mengambil keputusan itu, karena sesungguhnya aku ini DIPILIH dan TERPILIH, bukan MEMILIH.
    Banyak orang lalu memujiku, "beruntung banget lo, tih, kamu bisa sampe sana" , "bahasa inggrismu bagus banget" , "gila, kamu belajar biola dari nol dan sekarang kamu udah bisa main selihai ini?" , "kamu bisa instrumen banyak loh, les dimana?" , "wah kamu pinter banget geografinya, gampang ngehafal ya?" , "kok bisa sih kamu ngafalin segitu banyaknya" , "udah to kamu tuh nggak perlu nangis soal cowok, kamu udah sempurna nantinya akan diperebutkan sama cowok" , "bisa masak, multitalent, pinter, kamu kurang apa coba" , "pasti Ozi beruntung banget punya pacar kayak kamu". You don't know the story behind my greatest achievement.
    Aku sering di-judge sok inggris waktu pertama kali belajar bahasa inggris dan berusaha mengaplikasikannya. Aku nggak tidur 2-3 malam buat ngerangkum dan melahap semua materi geografi menjelang OLGENAS atau OSN kemaren. Aku nggak tidur lagi 2-3 malam buat ngejer materi dan ngerangkum buat UTS pasca OSN Kota. Aku banyak mengorbankan weekendku buat kegiatan sekolah dan jadi jarang sama orangtua. Maag dan darah rendahku sering kambuh seiring aku yang jarang tidur dan jarang makan. Aku berantem sama Ozi karena dia nyuruh aku istirahat tapi aku nggak mau karena terlalu banyak kerjaan yang harus aku selesaiin dalam waktu dekat, dia mengkhawatirkanku, sama seperti bunda mengkhawatirkanku walau nggak pernah dibilangin. Aku belajar alat musik, belajar masak, belajar editing video/musik semua sendiri, aku nggak pernah les bahasa inggris atau kursus apalah. Aku nggak pernah bimbel, cuma pernah privat, itupun nggak mau lagi karena mending aku belajar sendiri sampe paham daripada bunda harus keluar uang lagi walau bunda nggak pernah ngeluh soal itu. Aku sering gagal, SANGAT SERING, menghadapi penolakan, memutusan secara sepihak, dibatalkan secara tiba-tiba oleh sekolah, tidak didukung, menang tapi tidak ada anggota keluarga yang menyaksikan, jatuh dan menangisi ijazah, merutuki diriku yang gagal membuat mereka semua bangga.
    Aku ini anak tunggal.
    "Ya makanya orangtuamu fokus banget ke kamu, jadi nggak apa apalah kamu kursus banyak demi masa depan kamu"
    Aku ini anak tunggal, perempuan.
    "Makanya kamu harus jadi calon istri yang baik pula, kamu anak emas semata wayang orangtuamu. Nggak heran kamu harus sempurna, dan memang orangtuamu mendoakanmu seperti itu"
    Jarak umurku dengan orangtuaku jauh.
    "Maka dari itu kamu harus mempersiapkan diri untuk mandiri dan jadi wanita karier supaya sebelum kamu menikah nanti kamu sudah dapat menghidupi dirimu sendiri dan kedua orangtuamu"
    Aku bukan berasal dari keluarga kaya raya.
    "Oleh sebab itu kamu harus mengubah nasib, kamu berbakat, kamu pasti berhasil. Asah semua bakatmu, siapatau prospektif kedepannya"
    Aku tidak mau membebani orangtuaku secara finansial.
    "Tidak, orangtuamu tidak terbebani. Orangtuamu sudah menyiapkan semuanya untukmu, anak kebanggan satu satunya"

    Itulah mengapa aku hampir tidak pernah merasakan indahnya bumi meroda dari tanah ini. Aku selalu berusaha menyeimbangkan diri, menghadapi terpaan angin di pencakar langit di atas sana.
    Terkadang aku ingin menjadi unplanners.

Monday, September 18, 2017

Lettering and when I started to make ones

    Salah satu hobiku selain baca, main gitar sama makan, adalah lettering dan typograph. Sejak kapan aku belajar lettering dan typograph, lalu dari mana aku belajar.
    Aku belajar typograph dan lettering awalnya dari belajar graffiti sama temen temen zaman SMP. Karena mayoritas temenku cowok, jadinya aku ikut kebiasaan mereka buat graffiti. Sampe sampe aku dibikinin nama sama salah satu dari mereka, namaku adalah "Mocha" gatau darimana temenku yang berinisial "Forte" (dulu "Disk") ngasih nama itu dan langsung sreg di aku, intinya aku suka banget. "Forte", "Kidz" dan "Rund" (maaf ya ini inisial semua) dulu yang ngajarin aku graffiti, Forte bisa banget wildstyle, Rund keren banget ngabstraknya dan Kidz itu....simpel tapi bagus gatau pokoknya bisa mindblown. Sebenernya ada satu lagi temenku namanya "Frck" dia bukan graffiti atau lettering tapi realis, realisnya bener bener keren, dia emang bakat dari lahir. Rund dan Forte yang dulu sering banget ngajarin aku serba serbi lettering dan typograph, karena aku agak nggak mungkin juga graffiti di tembok sedangkan aku cewek, mungkin mungkin aja sih sebenernya cuma aku belum sampe sana aja skill nya. Aku nggak bisa ngikutin gayanya Forte dan Rund soalnya itu bener bener signature-nya mereka, rada kesel akhirnya aku bikin aliranku sendiri yang malah sampe sekarang jadi signature aku, lettering.
    Font yang paling sering aku pake dulu adalah Old English, karena elegan udah gitu aja. Terus Forte bilang, jangan pake itu terus, coba tambahin font lain, yang variatif, apalagi kalo lettering nama orang yang kata nya 3 atau lebih. Jadilah aku download font font dan aku variasiin jadi apa aja, aku tambahin desain lain, aku pake bentuk-bentuk. Jadi gini, apa bedanya lettering sama typograph? Beda dong. Perhatikan ya
    Typograph adalah apa apa tentang penulisan huruf dan bagaimana cara membentuknya kembali (reformed) sesuai dengan signature kita. Intinya adalah seni merangkai huruf dan mencetaknya, mulai dari jenis font, ukuran, dll. Typograph adalah dasar dari segala kegiatan lettering dan calligraphy.
    Sedangkan lettering adalah seni menggambar huruf sesuai signature dari pembuat dan lebih banyak variasinya dalam satu work gitu.
    Nah sekalian sama calligraphy deh ya biar nggak bingung soalnya mereka saudara. Kalo calligraphy itu gampangannya adalah seni dimana kamu sekali nempelin pena ke kertas terus nulis udah langsung bagus, gitulah:v. Calligraphy sangat mencerminkan signature si creator, karena murni goresan pena pertama.
    Untuk belajar lettering, aku belajar typograph dulu. Aku nulis huruf R dari segala font dan menyesuaikannya dengan kemampuanku. Lalu aku lanjut huruf A, terus aku satuin, prosesnya emang lama dan bosenin aku sempet stop dari lettering soalnya bosenin emang. Tapi semuanya itu proses dan kebiasaan, kalo tanganmu sudah terbiasa nulis pasti hasilnya bakalan lebih bagus. Jadi intinya sering latihan aja. Di SMA ini aku giat banget lettering karena banyak aja inspirasinya, aku bikin buat kartu ucapan ulangtahun, wisuda, dan sekedar kado juga ada, sekedar nggabut juga ada. Nah kebetulan ada kakak kelasku yang juga bisa lettering dan dia pake watercolor juga sebagai variasinya, jadilah inspirasiku bertambah.
    Pengerjaan lettering variatif ya, tergantung mood. Ada yang dari jam 5 sore sampe jam 8 malem dapet lima lettering (belom di spidol), ada juga yang seminggu nggak dapet dapet wahyunya. Dari SMP sampe detik ini aku sudah ngabisin sekitar 5 sketchbook, jadi tolong ya, ulangtahunku tanggal 23 Januari, tolong ya....(#kode). Oya, aku baru berani memadukan warna waktu SMA ini, soalnya aku takut norak or something like that kalo campuran warnanya nggak bener, soalnya aku cuma punya spidol, acrylic sama watercolor, pake spidol aja enggak berani apalagi pake cat. Tapi semakin kesini aku semakin paham kolaborasi warna yang ciamik jadi aku beranikan dan WAOW, sketchbook ku lebih berwarna.
    Signature ku ada dua, yaitu pake border dan font nya simple di tengah. Aku terbiasa buat garis tepi (buat border, bisa 2cm-4cm), garis tengah vertikal dan horizontal terus kadang bikin lingkaran pake jangka di tengah. Emang aku orangnya OCD banget jadi semuanya harus rapi.
    So these are my works
Ini pertama kali aku bikin
Dalam rangka perpisahan SMP

Masih amburadul gt:v

Ini my best so far soalnya bikin nya pake hati:v


Pertama kali pake warna
DAN NGGA FAIL WOAH

Sebenernya masih banyak sih, ini yang kayak bener bener keliatan progressnya aja

Thursday, September 7, 2017

Collapse

June 6th

I see storm I see rain
The sky is rough as this pain
Those papercut wounds dwell
As I'm falling to deepest well

Asked for mercy as I pray
I'm not used to but I cry
Thoughts keeps on torturing me
Every late night at three

Crystal clear I see it falls
You will see my dream go crawls
I'll be drown in despair
In darkness with no air

Sungkem

Mudah bagimu mengatakan rindu
Lalu menggedor pintu rumahku
Rindumu telah usai
Kasihmu akan membelai

Mudah bagimu bertanya
Hubungi bundaku lalu kau lega
Urusanku tak pula runyam
Kasihmu hanya demam

Namun tidak bagiku
Berlinang air mata saat rindu
Memandang potretmu sudah cukup
Syair lagu lalu terasa hidup

Menggedor pintu rumahmu ku tak sanggup
Bertitip kue untuk adikmu pun tak cukup
Mengucap salam untuk ibumu tak pantas
Jika masih disini aku berbatas

Sungkem dhumateng bapak kaliyan ibu
Saya telah lancang mencintai putra ibu
Namun saya akan senantiasa berbenah
Akan tiba saat dipertemukan, pertemukanlah

Telah lama aku menantikan
Untuk mendekap adikmu dalam pelukan
Berkunjung ke makam malaikatmu saat muda
Mama...

Namun kusimpan rindu itu dalam surat
Hanya bantal yang akan kupeluk erat
Kecupku untukmu dan adikmu
Sungkemku untuk bapak dan ibumu

Sep 7th
9.02pm

Saturday, August 26, 2017

Mengorientasi (2)

    Hari ketiga MTM aku jaga gerbang dan malah dateng agak telat dari jam brieffing (well I'm sorry), THIS was the hardest sh#t ever. Selain banyak hal aneh aneh yang mengundang receh ku keluar kayak ada anak yang salim jidat sama Basith, ada anak dagel yang pamer kalo rambut dia sudah dipotong, ada juga temen-temen bi#dab yang nggodain aku, guru-guru yang juga kalo nggak ditanggepin ntar dikira kurang ajar, dan Ozi............yang lewat di depanku sambil kedip, HHHHHhhhhhHhh. Oya, ada ibu-ibu pake mobil fortuner putih yang titip dunkin donuts ke salah satu PDD MTM yang aku kira buat panitia MTM (turns out---untuk panitia PBB) ternyata waktu makan siang enggak dibilangin kalo buat panitia MTM, yahh nggak semangat deh. Untuk PBB hari ketiga agendanya lomba lomba, hari ini cuma review materi aja. Tapi karena kelasku udah kelar semua materinya dan udah review sedari kemaren, plus komandan gagah perkasa yang sudah dari kemaren siap, I had no doubt about my class, mereka sudah siap. Dan kita---unfortunatelly fortunate--adalah urutan pertama, well, makanya dari kemaren udah aku siapin untuk kemungkinan terburuk semacam ini. Sesudah lomba kita display, wohoo, aku semalem udah berdoa walaupun kemaren aku nggak latihan tapi hari ini aku nggak boleh salah. Display basically adalah---sorry not sorry---ajang pamer baris formasi ala-ala TONTI MANSA, jadi ada sekitar 8 formasi yang kita tampilkan. This part always be the most exciting thing of PBB karena yang bikin aku semakin tertarik masuk tonti dulu waktu aku kelas X ya karena formasinya. Sayangnya waktu kelas XI berhubung aku jadi sie acara aku nggak bisa gabung formasi, dan tahun ini, aku seneng banget bisa nampilin formasi.
    Selesai display ada pengumuman lomba, lord and behold the first place was my class, padahal mereka sempet nggak hadap serong dan setengah lengan lencang. But they won, at last, bangga banget! Setelah itu sesi foto, makan dan evaluasi, I was so sad this event ends, dan aku belum sempet ngucapin terimakasih sama sie acara tahun ini yang udah sering stres, but worth it. Daaaan, kita makan makan dunkin donuts di akhir acara sambil berlumuran coklat di pipi. Ternyata donat itu adalah dari salah satu wali murid yang sempet suudzon sama PBB takutnya di'aneh-anehin' sama kakak kelasnya, but turns out it was so fun dan bermanfaat, jadi rasa terimakasih itu ditunjukkan dengan beliin kita kita dunkin donuts! Nggak sia sia pokoknya.
    So yeah, itu adalah pengalaman mengorientasi yang......legit, and I will share the photos later, bye!

Panitia MTM oye

DK minus Fathur sama Berlian

DK behind the scene

DK behind the scene beneran-_-

Sayaang

Panitia PBB mantapz


PK dan PPK kelas juara


Anak buah acara topcer

Saturday, July 22, 2017

Mengorientasi

    I finally reach another stage of life called "senior life". In the beginning of the year of school, (again) aku jadi panitia masa orientasi/pengenalan/ta'aruf sekolah, baik tonti maupun sekolah-nya. Tapi kali ini enggak se-sepaneng tahun lalu, no it was a lie, aku sepaneng karena walau kali ini bukan jadi panitia inti PBB (pelatihan baris berbaris), tapi aku harus doubled the job jadi panitia MTM (masa ta'aruf madrasah) juga. Jadi kalo MTM selesai jam 2 dan PBB mulai jam 2, aku harus keluar MTM jam 1.15 makan, ganti baju, lalu ikut apel pembukaan. On the third day, I was VERY late for openning ceremony, jadi aku ndekem di asana terus baru keluar habis apel.
    Jadi di MTM, aku jadi namanya DK (dewan ketertiban) yang tugasnya menertibkan panitia dan siswa MTM yang tidak tertib selama MTM berlangsung. I was shocked ketika aku dipanggil rapat anak OSIS kalau aku dipilih jadi DK, and I doubted it. Tapi setelah di motivasi oleh ketua acara dan temenku di OSIS (big shoutout for Farsaf and Dea), akhirnya aku yakin untuk menjalankan tugas ini. Ini tugas sebenernya agak gabut dari awal rapat sampe pelaksanaannya, soalnya kita cuma nyeleksi PK (pendamping kelas), terus bikin tata tertib dan melaksanakannya pas hari H. The team ada 8 orang, aku, Ilma, Lusinda, Berlian, Aat (koor), Basith, Fathur dan Kholid, entah atas dasar apa memilih kita kita ini yang rakalap sebenernya.
    Di PBB, aku jadi PPK (pendampingnya pendamping kelas:v), dengan partnerku Selvi, Dian (PPK, kelas XII), Faiq, Mila dan Hida (PK, kelas XI). Disini tugas kami bertiga PPK cuma mendampingi PK dalam memberikan materi ke adek adek kelas, membantu semisal PK masih kurang paham dan nyatet koreksi PK untuk evaluasi di akhir acara. Disini juga agak gabut karena kita ada 6 panitia, dengan adek kelas 12 orang, dan di hari kedua cuma 9 orang. PBB tahun ini beda BANGET sama tahun lalu, jadi sedikit agak---ya.....you know? Awkward, dibandingkn tahun lalu.
    The first day of MTM and PBB was a little bit chaotic. Sewaktu MTM aku mulai bertugas siang sesudah dzuhur, dan hari itu nggak ada makan untuk panitia yang shift siang, jadi aku lanjut PBB waktu itu belum makan. PBB hari pertama juga agak chaotic karena sebelum ashar hujan, jadi kita memberikan materi di kelas, baru setelah ashar kita lanjut di lapangan. Sebenernya di tengah tengah waktu habis ashar, aku udah minta roti ke sie kesehatan, tapi aku kasian sama partner PPK aku karena mereka berdua--agak--kurang suka dengan cara PK menyampaikan materi, jadi harus diingetin dan dibantu terus, jadi aku nggak enak harus mundur. Singkatnya setelah evaluasi, maag dan darah rendahku--unfortunately--bersamaan kambuh, karena aku belum makan siang tadi dan tenagaku diforsir, aku langsung pingsan begitu saja dan sesak nafas. I doubted myself untuk bertugas di hari selanjutnya, tapi aku nggak mungkin ninggalin tugas, karena aku nggak mau temen DK-ku (Aat, yang waktu itu se koridor kelas sama aku) nggantiin di kelas, dan aku nggak mau partner PK dan PPK-ku kurang, karena udah ada satu PK-ku yang izin buat besoknya. Walaupun aku udah disaranin sama Basith---yang waktu itu ada saat aku pingsan---buat digantiin aja, aku tetep nggak mau.
    Hari kedua MTM, Ilma nggak bosen ngingetin aku buat minum (biar aku nggak pingsan lagi) dan Basith terus terusan aja ngejekin kalo kemaren aku pingsan, kurang ajar. Hari ini agak well, karena kita 'menertibkan' para panitia dan siswa yang melanggar. Hari ini agak capek juga karena jadwalnya lomba-lomba buat anak kelas X, dan daerah lonbanya itu ada di sekitar ruang kelas, jadi kita juga jaga buat menertibkan anak anaknya semisal ribut atau apa, biar nggak ganggu. Aaand, sebenernya hari ini akan jadi hari yang cukup melelahkan karena panitia diminta ikutan bikin panggung dan dekor setelah PBB hari ini. Aku maksa ikutan sih sebenernya, lagian aku juga ada latian display, tapi ya....banyak pihak yang melarang, jadi okelah. PBB hari ini lebih seru dari sebelumnya, di kelasku, aku sengaja bikin suasana hepi dengan minta mereka kenalan satu per satu, kali ini co card nya ditutup, hueheh asik lah. Tapi emang sih ada anak kelas G (kelasku MTM) jadi aku agak bingung gimana harus bersikap, aku bilang aja sama mereka buat enggak bocorin kedok ku selama ini, wahaha.

Saturday, July 8, 2017

(the goddamn) sunburn

    Aku SERING banget kena sunburn, terutama bagian wajah. Karena, ya... kulitku putih (langsat), jadi kalo aku kena sinar matahari langsung, sebentar aja, sampe pulang mukaku terasa panas kayak kebakar.
    Faktor paling utama kenapa aku suka sunburn adalah karena kegiatanku di tonti. Udah 3 tahun (sejak SMP) aku ikut tonti, jadi.....ya, sun fighter sejati. Kedua, aku sering melakukan aktivitas outdoor (selain tonti), entah itu pramuka-kemah, jalan sama keluarga/temen/doi, atau aku bunuh diri dengan sepedaan siang siang karena ditinggal orangtua di rumah dan gabut (80%). Pada dasarnya emang aku outdoor person. Yang terakhir mungkin karena aku kurang memperhatikan masalah gituan, masalah ke-perempuan-an. Semacam pelembab, lipbalm, bb cream dan uba rampenya, aku baru dikenalin itu sama bunda setelah diceramahin betapa pentingnya menjaga kesehatan kulit terutama pada masa puber, pas SMP (setelah dipanggang habis di lomba tonti), dan baru pake pas udah kapok demam 5 hari gara gara sunburn (ini beneran demamnya gara gara sunburn, bukan gara gara kecapekan), waktu kemah SMA, dan rutin akhir akhir ini. Jadi ini notes bagi kalian yang baru puber, remaja remaja sekalian, dengarkan kata ibu kalian dan pakai segala pelembab dan uba rampenya saat kalian keluar rumah.
    Sunburn paling menyakitkan waktu kemah SMA, soalnya waktu siang panasnya mashallah. Mana sempet sunblock-an waktu kemah, jadi aku bodo amat langsung terjang aja waktu kegiatan siang. Begitu pulang ke rumah langsung deh rasanya muka panaaaas banget, kalo dipegang perihnyaaaaaa, dan aku demam 5 hari gara gara itu. Sunburn aku di sekitar hidung sama pipi (soalnya aku pake jilbab), dan pemulihannya seminggu, aku nggak keluar rumah siang siang, aku kompres pake es batu atau air dingin, terus aku kasih Lucas Papaw Ointment. Alhamdulillah setelah itu enggak panas lagi, dan aku rutin setiap malem pake pelembab, dan setiap pulang sekolah bersihin muka pake cleanser, karena masalah kedua aku selain gampang sunburn adalah tipe kulitku dry, jadi amat sangat menyakitkan kalo udah panas terik terus kena debu, dan malamnya lupa bersihin pake cleanser terus tidur tanpa pelembab, rasanya kayak tanah tandus yang pecah pecah itu. Yang paling menyakitkan ketiga adalah
*masuk sekolah habis kemah
Temen (1): "asem mukaku gosong"
Temen (2): "iya nih, sama"
Temen (3): "siang nya panas banget ya di Sermo"
Aku: "iya aku juga gosong ya"
*Temen (1), (2) dan (3) bertatapan
Temen (1): "kalo kamu gosong kami apa?"
EVERY situation.

    I have some tips for those of you who have same problem with me, these are very easy tips dan bahan bahannya ada di rumah (semisal gaada ya beli nggak mahal banget sih). So these are tips for those of you who often get sunburn!
1. 24 jam setelah sunburn
    Kompres wajah pake air dingin atau es batu sesering mungkin selama 24 jam setelah sunburn, untuk mengurangi rasa kebakar di wajah. Dan usahakan keesokan harinya sampai 2 hari kedepan untuk tidak terpapar sinar matahari langsung. Semisal kepaksa ya pake sunblock, topi yang bisa nutupin muka dari sinar matahari langsung atau sunglasses.
2. 48 jam setelah sunburn
    Setelah melewati hari yang cukup menyakitkan kena sunburn, keesokan harinya kamu bisa buat masker tomat untuk menyegarkan dan memulihkan kulit wajah kamu yang sunburn. Caranya gampang, tomatnya bisa di blender tanpa air atau dibelah jadi dua aja terus langsung di apply ke wajah agak dipencet biar airnya keluar. Let it sits for 15 minutes, dan bilas dengan air dingin/normal, pokoknya jangan air anget apalagi panas ya.
3. 72 jam setelah sunburn
    Pada 72 jam setelah sunburn ini bisa masih pake masker tomat tadi, atau pake cara ketiga ini yaitu masker jeruk lemon atau jeruk nipis, tapi semisal kulit kamu sensitif, jangan dulu pake masker jeruk ini yah, soalnya nanti makin perih. Kalo kulit kamu sensitif kamu bisa pake masker jeruk 5 hari setelah sunburn, okay?
    Masker jeruk ini juga gampang, tinggal belah jeruk jadi 2, langsung peras ke wajah, tapi tutup mata kamu ya. Bisa juga kamu tambahin madu, jadi kamu peras jeruk tadi ke wadah terus masukin 1 sendok teh madu, baru di apply ke wajah. Let it sits for 15 minutes, terus bilas dengan air dingin/normal.
    Setelahnya, semisal kamu berniat memutihkan wajah kembali (but in some cases (like mine) warna kulit wajah akan kembali lagi without proper facial treatment), bisa diterusin pake masker tomat dan jeruknya. Tapi kalo masker jeruk cukup dua kali seminggu, soalnya buah citrus kalo keseringan dipakein ke kulit wajah malah bisa bikin iritasi atau agak panas-perih gitu. Perawatan jangka panjangnya, terusin pake pelembab dan rutin membersihkan wajah setelah beraktivitas (terutama yang kebanyakan aktivitas outdoor), dan selalu gunakan sunblock setiap kali keluar rumah atau semisal kamu berencana "bunuh diri dengan tanning" (swimming, doing 'mostly' outdoor activity, biking, hiking). Don't forget sunglasses dan topi, atau masker untuk meminimalisir sunburn kalo semisal kalian enggak punya atau males (*haha, me) pake sunblock.

    So thats the story of how often I got sunburn, and tips from me based on my own routine dealing with the goddamn sunburn. Semoga bermanfaat dan nggak bikin kalian pesimis kalo mau lakuin kegiatan outdoor.

people who read my blog

search here?

Amaranggana Ratih Mradipta. Powered by Blogger.