Wednesday, March 17, 2021

deleting social media

    So, since around October or last September 2020, I've deactivated my instagram and twitter account. For some reasons, indeed, I was busy with my assignments and kamasetra, but the actual reason, is that, I, am insecure. I don't really know what am I insecure for, or maybe I was just jealous. Jealous of other's life, their happy life, travelling and all, having money to pay for the covid test and the trip cost itself. And here I am living my boring life: online class and exhausting offline community. I mean, I did took some local trips to Bantul, Gunungkidul and Sleman, and sometimes I--myself, alone, went to somewhere to clear my mind, but I don't know why I don't feel the happiness of what other people show on their instagram account. The conclusion, instagram are just really exhausting, REALLY, exhausting. I don't know, whether I can still open my instagram account after 5 months of being deactivated, but up until this moment, I guess I don't care.

    Second, is my twitter account. To be honest, twitter was just much better than instagram in any way. The users are very open minded and they got 'words' to say, not just pictures, for me it's too blunt. But, because of that, the 'too' open minded people sometimes they are just straight up dumb, and not knowing what were they tweeting. Some tweets opening up about some things, like suicidal thoughts, insecurities and just toxic words----trigger me, sometimes, sometimes. I even tried to avoid some words by hiding or filtering(????) some words that could trigger me. But one night I gave up and I decided to deactivate it. I know that twitter has this regulation, when you deactivate your account for more than 30 days, it'll be automatically deleted. So, yeah. 

    The third account is my tiktok account, yes, I had tiktok, it's not because of me personally, but it was because of my cousin. It was fun because I love to dance, and there are many of good tips, tricks, hacks and recipes. But, again, it can be very exhausting and triggering for me. For once, I followed only 3 of my closest friends, and others are famous people, but then I set my account to private and start posting my videos without hijab---yeah, because of my other personality told me to do so---but, then again, I felt insecure about myself, especially, after I cut my hair short--like, very short. I looked like crazy. So I deleted it.

    It has been 5 months since I deleted my social media accounts, and I really did NOT regret anything. even though sometimes I kinda feel weird whenever my friends talking about someone did something on instagram, or whatever, kinda feel like I live in a cave, but hey....Tame Impala said that "the less I know the better". And how does deactivating social medias affect my mental health? well, it helps A LOT, at least I'm progressing, and I don't have to worry about other people's activities and achievements, I can be more focus on myself. Deleting my social media also prevents me for knowing the information that I actually avoiding---prevents myself for getting hurt, and that's just......ALL that I ever asked for.

    So, I know, it's weird, in this era of online plus the covid thingy, you just don't have any social media. But for me, especially, in this time of crisis, everyone need to be sane. This is my way to  keep my sanity.

Saturday, January 2, 2021

2020: year of findings

     I know 2020 is not a very good year to most of people, including me, too. But 2020 starts with a good---yet, GREAT beginning for me. So, 2020 dimulai dengan Ramayana Prambanan, and I finally get the chance to dance in Ramayana Ballet, with my fellow dancer, Kirana. It is a tough process, I know, but I am so thankful that I can finally tick one of my ULTIMATE dream. Awal bulan Januari sebenernya aku masih struggling sama PPS I, aku masih harus wara-wiri cari arsip and all, nulis lagi, dilanjutin UAS, terus Ramayana, latian latian latian, dan pelantikan. Yep, aku---secara sukarela---mendaftar bidang penelitian dan pengembangan, dan surprise surprise, sama Kirana lagi, dan surprise surprise surprise aku jadi koordinatornya. Tanggal 29 Januari pelantikan, dan yeah, disinilah tanggung jawab dimulai. Ada banyak sekali masukan dari alumni dan demissioner, dan ya aku tertantang untuk mewujudkan semua itu (sebelum tau a global disaster is coming). Selain itu, rangkaian acara PWB 2020 juga belum selesai, jadi kita masih harus ada pembekalan, dan tanggal 22-23 Februari adalah acara MPPK eksplorasi, bulan Februari juga rapat kerja dan Ramayana Ballet 4 kali lagi. Dua bulan ini emang rasanya protol banget badan dan pikiran. 

    Bulan Maret, mulai banyak panggilan yang kita sebut dengan PY gitu, the first time I manage something like that. In fact, it requires meeting new people and INTERACTING, dimana whatsapp ku dihubungi orang-orang yang belum aku kenal, and that's scary, to be honest. I really push myself outside to INTERACTING. Bulan Maret juga menjadi bulan kelahiran UKM KAMASETRA, jadi kita disibukkan dengan perencanaan perayaan, dan tentu saja, latihan untuk pementasan. But of course, the corona virus is really coming, tanggal 16 Maret 2020, kampus memberlakukan pembelajaran dari rumah, padahal acaranya tanggal 21 Maret 2020, that's sucks. Perkuliahan jadi sangat tidak efektif gitu, karena di semester 4 ini masih pake whatsapp dan google classroom, kadang besmart, dan itu pun temen-temen dan dosen belum terbiasa dengan yang namanya google meet dan zoom. Ada sih sebenernya, namanya BBB, big blue button dari UNY, tapi kita pun masih belum bisa pakenya. Gila sih, disini aku yang biasanya paketan 3GB per bulan, aku jadi harus beli 15GB (waktu belum ada kuota belajar dari UNY dan pemerintah). 

    Pada bulan-bulan Maret-April ini, aku banyak banget bikin makeup, video transisi ala ala tiktok, masak, like MASAK TERUS, nonton youtube. Bulan April juga adalah ulangtahun Ozi, aku stuck bener mau ngasih apa, karena masih takut keluar jauh, jadinya aku beliin 'new normal' starterpack gitu. Bulan April ini juga kita memasuki bulan Ramadan, bulan April ini juga kita---pengurus---udah mulai jenuh dan coba bikin-bikin sesuatu yang baru. Karena sebagai Litbang, tbh, aku merasa kewalahan banget kalo suruh online dan semuanya pasti dari pintu sosial media, dan sosial media itu kerjaan Litbang, so. Pada akhirnya kita mulai ngide bikin podcast, dimana kita mewawancarai alumni dan demisioner soal seni tradisi, utamanya soal seni tradisi di era pandemi dan era modern. Hadirlah podcast JAMET (Jagongan Mesra Kamset). Bulan-bulan ini juga dapet bantuan sembako dari mana-mana, including dari Ramayana Ballet, seneng banget lah bisa buat ngirit beli beras, apalagi di bulan Ramadan gini.

   Memasuki bulan Mei, proses syuting JAMET udah berjalan, ini pertama kalinya aku keluar rumah lama dan jauh pada masa pandemi. Jalanan sepi banget, toko-toko pada tutup, dan suasananya bener-bener kayak Jogja gitu, I am really loving this vibe (tapi ya kita tau sendiri, suasana ini enggak berjalan lama yakan, apalagi setelah lebaran). Pada bulan Ramadan ini juga, kelas TRISOC ngide banget buat bagiin takjil di kawasan Malioboro sampe ke Masjid Agung. Seneng banget rasanya bisa kumpul sama temen-temen lagi, dan at the same time bagi-bagi takjil. Lebaran di rumah, sambil video call temen-temen, Ozik, rasanya emang beda sih, kangen suasana lebaran biasanya di lapangan, walaupun bikin opor sama sambel goreng kentang masih ada, tapi vibesnya kan beda. 

    Sebenernya pada bulan-bulan ini, aku merasa kayak ada sesuatu yang beda---mungkin karena efek pandemi juga, tapi nggak tau kenapa setiap lihat sosial media, utamanya instagram sama twitter, itu bikin---sesuatu yang ada di dalam diriku rasanya sedih, terpukul, dan endingnya bikin aku anxious. Ditambah sebenernya aku capek banget beradaptasi sama kuliah dengan cara kayak gini, dimana aku tidak memiliki keleluasaan buat ke perpustakaan sampe tutup buat nyari sumber dan buat chill. Somehow melihat orang lain sambat juga di media sosial bikin aku jadi tambah nge-down dan---nggak tau---toxic positivity di dalam diriku yang kayak, "ayo ayo pasti bisa", "masih ada banyak sumber ebooks", "cari serat babad kan bisa diterjemahin sendiri", "jangan lebay deh, kan masih ada internet", "mending kamu masih semester 4, kamu ngebayangin ga yang mau lulus?" itu langsung jadi hancur gitu, kenapa ya, aku juga nggak tau, aku masih takut ke psikolog. 

    Bulan Juni, dimana semuanya sudah 'new normal', aku kembali ke kampus, lebih tepatnya ke FBS dulu, baru ke FIS, kita proker---WELL, basically, kegiatan aku tahun ini lebih banya proker, 24/7 sama either Vemi, Kirana, mas Nandi atau Ferdi, udah itu aja. Bulan Juli kita juga harus kehilangan teman kita yang juga pengurus, Yayan, karena sakit, sedih banget rasanya, padahal Yayan itu selalu jadi hiburan tiap kali suasana (utamanya gelanggang, di kostum) itu lagi panas. Aku seneng banget sama keceriaannya Yayan, usilnya, dan pokoknya Yayan banget, kreativitasnya dalam kostum sama makeup, gada duanya, semoga kamu tenang disana ya Yan, kamu udah nggak ngerasain sakit lagi. Bulan Juli kita juga harus kejar deadline video profile UKM buat display. Aneh banget masa display nya di besmart, UGH.

    Bulan Agustus dan September ini sebenernya udah lebih 'sibuk' karena ada proses seleksi kampus untuk Pekan Seni Mahasiswa Nasional (PEKSIMINAS), dan aku sendiri ngurusin Penerimaan Warga Baru (PWB), karena kali ini, for the first time in forever, aku jadi ketua acara. Oktober-November-Desember tbh, rasanya CEPET BANGET, pendaftaran, penutupan pendaftaran, seleksi administrasi, seleksi wawancara, pepanggihan (technical meeting), pembekalan, sampe pembekalan tinggal satu lagi bulan Januari besok, habis itu MPPK eksplorasi. Tugas-tugas kepengurusan, LPJ, bantuin pengurus lain, belum kalo insidental, beres-beres gelanggang. Makul PPS GILA, dan tau-tau sebentar lagi UAS. Tahun baru.

    And, I want to highlight something. I joined the VIRTUAL exchange program at Asia University, Taiwan. It was a tough journey, aku sempat tidak masuk dalam batch pertama, tapi akhirnya aku masuk di batch dua, dan aku bisa ketemu orang-orang baru. I met my friends dari FBS, kenalan sama anak IPIREL UMY (mantan calon prodi dan kampus), dan of course temen-temen dan dosen di Taiwan. I'm blessed that, finally, I've got this opportunity, that I've been wanting, for a fuckin long time, walaupun secara virtual juga, whatever. I am blessed and I am so thankful of it.

   This year is tough, for all of us. Kita semua nggak terbiasa, nggak tau akan keadaan, dan ketakutan terbesar manusia kan 'fear of the unknown' jadi, ya, kita semua takut akan kejadian ini. But if we look at the good side (not trying to throw toxic positivity here) ada loh, blessing in disguise, ada aja yang bisa kita ambil hikmahnya. Misalnya, kita jadi aware soal teknologi, kita jadi bisa improving our skills at home, berkebun, pelihara ikan cupang, making content. Kita juga jadi aware terhadap kebersihan, dimana mana sekarang ada wastafel, most of the people bawa cutlery sendiri, bawa mukena, sajadah sendiri. Ini jadi trend, in a good way, finally.

    Aku pribadi menemukan blessing in disguised seperti mengembangkan skill makeup karakterku, editing video (walau pake hape, monmaap spek laptop cuman bisa buat chrome sama word), making content with my friends, apalagi di kamasetra, belajar cara merubah pagelaran seni menjadi ke dunia digital, read more books. Pokoknya ada aja sih yang memang bisa diambil hikmahnya dari semua ini. I joined exchange, ikut banyak sekali webinar online gratis yang SANGAT menarik, kayak Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF), aku direkomendasikan Pak Kuncoro buat jadi asisten peneliti, shoutout! Thankyou so much pokoknya buat semua pihak yang sudah membantu aku survive sekaligus mendapatkan banyak sekali ibrah dari kejadian corona virus whatever ini.

    AND NOW THE GALLERIES!

the virtual exchange students
struggling with all of this, 
makasih ya udah bikin 2020
jadi lebih seru sama kalian, all
17 of you, i love y'all!


terimakasih temen temen TRISOC, ini membuktikan
lagi kalo kita masih solid dan kita peduli terhadap
sesama. Thankyou for this charity experience!

and the beach!

my babies DRA, thankyou
for always being there for me
emang susah ketemu ya kita 
tahun ini, but thanks to tech
I miss you guys so much!

ah, I cannot express how thankful I am having
sisters and brothers like you guys, indeed korsa
sampai dibawa mati. Thankyou so much atas 
semua dukungannya selama ini, I love you so much!

mbamba pemaksaan nyemir rambut sampa bawa 
aku ke pub. Thankyou so much udah jadi tempat 
curhatku selama ini, sampe detik ini, you've witness
everything, every story of me, thankyou so much!


tim struggling akhir semester
sama kayak tahun lalu, thankyou
for the support for each other
we can through this!


pengurus 2020, I hope we are still in the same vision
ya, semangat sampe akhir Januari ini nanti. Thankyou
for the opportunity, I hope we met again.


My babies litbang, I cannot be thankful more
sama orang-orang yang udah mempertemukan
kita bareng di litbang. I'm sorry kalau jadi koor
aku masih suka emosi, banyak kurangnya, I love
you guys so much, so much, and I always wishing
the best for four of us.

TIGA SRIKANDI KAMASETRA 2020
YOK BISA YOK!

my baby, I'm so proud to see you grow
dari SMA sampe sekarang nemenin kamu,
you've changed a lot (in a good way), and
i LOOOOVE to see you being confident
out there, doing what you love. You are
just amazing. Thankyou for the love that
you always give me.

....i'm totally speechless, i'm sorry for being
a reckless daughter

hey, we survived, we fought, and we win
we are MUCH stroger than last year. Taun
lalu memang capek fisik, tapi taun ini capek
semuanya, pemikiran, hati, otak, and we did it
I'm proud.

I only hope that 2021 will be better in anything
any
thing



Tuesday, December 8, 2020

updates: december

    Wow, I think I really lost count about what's going on in the world right now. It is already December, the weather is getting colder---rainy season, not winter season, but what's the difference anyway? Only the density of the water, both are same: falling and making the weather cold. What am I talking about, really. So, I've been doing stuff, like----kamasetra thingy, recruitment and all. Kinda overwhelming for me, since I'm the---head of this, I've never been in this position before, and I actually never want it. The exchange stuff, really gets me. I'm not even talking about the assignment and all, it's all fine to me, but idk, it's just---after the midterm (around 2 weeks ago), I started to feel bored about this program. Thinking about how Tuesday would be so hectic, I have to prepare since 7am, because the class starts at 8am, sometimes my MsTeams is taking too long to proceed. Then on 12pm I have to doubled the class, joining the other class on google meet, class dismissed at 5.20pm. After that I have to make resume about todays classes, and resume for East Asia History. Oh God.
    I also logging off from social medias, such as instagram and twitter, I deactivate my account and uninstalled the app from my phone. I even deleted my tiktok account, I only use snapchat now, since nobody is there (except Devi, my exchange program friend, and Talitha, my cousin' friend). The reason is simple: I'm tired---I'm tired of following the trends, seeing all the cute girls with tye dye clothes, colored hair, and all instagramable places as background, posing so beautifully. I'm not judging here, it's just---it's all the same, everyone following the trends, nobody really pops up and being contra to that and just---being original---I said, I'm not judging, I'm countering the status quo, as if we are in debate competition. Twitter is actually quiet different, but I don't like the 'fleet' feature, it's dumb, and again, not original. I like twitter as it is, because I like to write and I like to read, I like to read people's opinion on something and being contra to that (still, not judging anyone). But the Indonesian trends are really annoying and scary at the same time. You guys might know that, I'm gonna put no context here, you just need to look around, saw the television and see what happen in our beloved country after 'he' came. Oh damn, I did put context.
    But anyway, I might not look like myself, but trust me, I am so much happier right now with less social media that I use. It's just my another stage of growth, I guess. I might tell you guys in the next post, but that is it for the updates!

Tuesday, September 22, 2020

i lost count on quarantine (life updates)

    The last time I posted about quarantine was on May, and now we are on September. I totally lost count, karena beberapa bulan setelah itu aku udah mulai keluar keluar lagi, doing stuff, ya terutama dan yang paling utama adalah kerjaan Kamasetra. Things are not getting better at all, pandeminya tidak selesai, perekonomiannya pun tidak kunjung membaik pula. I admit that aku emang keluar keluar, tapi aku sangat usahakan yang penting banget aja kalo emang ada kerjaan banget, dan itupun juga bawa the whole "new normal" things, kayak tissue, handsanitizer, masker, dan habis aku pergi bajuku langsung aku cuci. Aslik, aku juga jadi anak workout sekarang, I workout 3 times a week setiap sore, ngikutin routine nya Chloe Ting. Serta tentunya minum vitamin, aku males banget ya anaknya tuh minum vitamin, jujur aja. Karena jatuhnya bahan kimia dan aku---apaya, menolak, obat aja aku gasuka. Tapi ya aku alternatifkan pake madu, air jahe, jamu jamuan, teh. I think emang good effect nya adalah kita jadi sadar akan kesehatan kita sendiri. 
    Karena aku juga udah mulai kuliah, aku merasanya jadi lebih males gitu, even tho I have so much time in my hand tapi kayak----procastinating adalah sesuatu yang tiba tiba datang padaku gitu, padahal aku anaknya nggak deadliner. Kaget sih sebenernya sama semester 5 ini, semacam ada dualisme---kuliah online tapi kegiatan offline---idk, rasanya aneh banget banget. Semester ini aku ngambil 24 sks, yes, 24 dan itupun peminatan cuma 2sks, ditambah aku ikut program Transfer Kredit dari Kemendikbud, yang internasional. Aku dapet di Taiwan, di Asia University, dan aku ngambil 2 makul berbobot 4sks: topics in english and globalization, serta multiculturalism and global perspective. Emang enggak ada sangkut pautnya sama sejarah sama sekali, but maybe I could learn about the diversity, dan kemudian melakukan research myself. Program ini semacam student exchange gitu lo, tapi online, awoakwoakaok, jadi ya....yaudah mau gimana lagi juga. Di Taiwan emang udah kuliah offline, tapi masih membatasi dari negara lain buat masuk kesana, so. But I'm still happy and satisfied lah, semoga aja ini bisa menjadi pengalaman yang sangat berharga buat aku kedepannya, dalam belajar sejarah dan culture. 
    Apalagi ya......oya, kegiatan Kamasetra masih jalan, malah lagi sangat sangat padatnya nih. Penerimaan Warga Baru sudah dibuka, kemudian dibarengi dengan Peksiminas, trus bulan depan bakalan ada wayang audio dan sandiwara radio dari bidang pedhalangan dan teater. Apapun lah yang bisa dilakukan agar tetap produktif, tetap berkarya ditengah situasi seperti ini, selain menggugurkan kewajiban, juga sebagai---apaya, pembelajaran, contoh buat generasi kedepannya, belajar juga kita bagaimana cara meng-digitalkan seni tradisi. It was a long journey, and indeed so exhausting. Tapi semoga ada hikmahnya lah, pasti selalu ada hikmahnya aamiin.
    So that's the update I guess
    See u next post!

Friday, May 15, 2020

two months of quarantine

    Another update from me, second checkpoint, bulan kedua berada #dirumahaja. Things are getting crazier everyday, people, yang aku perkirakan akhir bulan Mei kasusnya 15ribu orang, ternyata baru pertengahan aja udah 16ribu orang. Konspirasi-konspirasi mulai merajalela gatau gabut gatau udah nggak keisi otaknya apa gimana. Orang-orang yang udah gila di rumah pada keluar, bukber, nostalgia do McD Sarinah, mulai melakukan perjalanan sampe Soetta rame berdesak-desakan. I don't know which one is getting worse, the virus or our insanity. I am still here, at home, sesekali keluar beli jajanan, beli bahan makan, sekali kemaren nggarap proker ukm, bentar doang, and it's fasting, y'all, 'beda' nya memang sangat kerasa. And one thing that I regret is that aku belum sempet ke makam adekku, Wulan, sebelum semua ini terjadi. Sis, I hope you pray for us, too.
    Nothing's really changed, I still learning saron, upgrading my guitar skill, got stuck on some college assignments, running out of miscellar water jadi aku gabisa sering-sering make up an, terutama yang karakter, oh and I write a story. Nggak bisa dibilang novel sih, lebih pendek dari itu, tentang KKN wqwq tapi bukan horror, more like romance-drama-thriller tipis tipis karena ada kekerasannya. Lagi sering cari film baru, review film yang aku copy dari warnet sebulan yang lalu, masih buanyak yang belom aku tonton ternyata. Pengen nonton The End of F ing World lagi, ntaran sumpah belom mood. Dan hobi baruku sekarang hobi mainstream: bikin konten, virtual photoshoot, cover coveran lagu sama Kirana (baru satu deng wq), dan shitpostingan bareng agen 049 (pakaji) dan mas Raafi yang edan banget sugerdedi satu itu. 
    OH and DIY, aku bikin beberapa DIY dried flowers, turning kursi meja rias jadi side desk, beli rak yang disusun dulu macam ikea. Just.....to keep my head working, y'all. And I still doing exercise, walau puasa puasa gini, biar nggak jenuh aja, yang gampang gampang aja, 20 menit sehari, 10 menit pagi, 10 menit menjelang berbuka, stretching malem sebelum tidur. One thing yang pengen aku kurangi adalah penggunaan hape dan laptop, I swear to God, lama lama minusku bisa nambah kalo gini caranya. Still trying to find a way, apalagi udah kelar kuliahnya, bulan depan tinggal UAS, jadi aku bisa mengalihkan semuanya dulu, and get more productive in real life, I hope so
    So that's the update, and don't forget to visit blog KAMASETRA new updates every Saturday.
    Stay safe!

Friday, April 17, 2020

what have i done in a month of quarantine

Hello folks! How is it going? Masih sehat? Raga, jiwa, pikiran dan mentalnya? Hahahaha. Well, tanggal 16 ini adalah the official checkpoint sejak kampusku memberlakukan libur karena corona kuliah online. So aku mau bikin review apa aja yang telah aku lakukan selama 1 bulan ini, dan apakah rencana-rencana yang aku wacanakan di awal quarantine berjalan, atau hanya---wacana. Okay let's get started.
Wacana pertama tentu saja aku akan banyakin baca buku, either ebooks atau buku yang aku beli dan belum aku baca. Ini nggak 100% wacana sebenernya, because I did read ebooks, such as Rahvayana, Cantik Itu Luka dan buku yang aku beli judulnya Istri Istri Raja Jawa. Tapi ya, of course, karena ternyata lebih banyak tugas dari kuliah biasanya, aku belum bisa buka buku lainnya. Instead aku harus cari-cari buku di google books dan aplikasi ipusnas. Ya gapapa lahya itung-itung literasi beneran. And talk about literasi sebenernya, aku patut mengapresiasi diriku sendiri atas literasiku yang meningkat, aku beneran baca berita hariannya jakpost dan cnn (dua aplikasi yang ada di hapeku). Beneran cari info tentang update corona, kebijakan pemerintah terkait hal itu, sektor-sektor yang terkena dampak, pokoknya semua lah. Itu beneran sih, aku mengapresiasi diriku sendiri atas hal itu. Tapi one thing sebenernya adalah, aku nggak bisa baca ebooks lama-lama, aku gabisa berada di layar hape lama-lama karena it seriously hurts my eyes. Dampaknya itu either mataku kering, atau kalo aku tidur gitu, aku merem malah mataku pegel. Aneh ga sih? But that's what happen.
Learning at least one dance, nah ini yang kayaknya bakalan jadi wacana, but I don't know, yet. Ceritanya aku mau belajar golek ayun ayun, tapi gatau kenapa aku teralihkan sama saron ya, hmm. Aku jadi seneng belajar saron sama angklung sekarang. Jadi aku download Gamelanku dan Gatoel, Gamelanku itu gamelan Jawa Barat, jadi ada angklung sama karinding nya, laras slendro aja nggak bisa diganti pelog. Instrumennya cukup lengkap sih, ada saron, kendhang, bonang, gong, karinding sama angklung. Yang Gatoel itu gamelan Jawa (Tengah), instrumennya lebih lengkap lagi, ada saron, demung, peking, slenthem, bonang barung sama bonang panerus, kenong, kempul dan kendhang. Cuman suaranya saron disini blero banget, bisa di pet sih, cuman malah jadinya tambah jelek, menggaung gitu. Cuman ini bisa diganti pelog slendro-nya. Dua-duanya sama sama nggak ada fitur rekam dalam aplikasi, jadi kalo mau main terus direkam, harus pake screen recorder sendiri. Yang Gamelanku bisa belajar bareng secara virtual, asiknya disitu sih, dan ada fitur lagu nya, jadi kita bisa belajar main lagu langsung, tapi ya karena itu gamelan Jawa Barat jadi lagunya lagu Jawa Barat. Jadi, ya, aku malah lebih tertarik belajar ngrawit kali ini.
Dan masih soal musical instrument, aku mulai menggali-gali lagi cara main ukulele. Ukulelenya mba Nad sering aku anggurin, jadi kali ini aku berusaha at least ngehapal chord dasar, kayak waktu aku belajar gitar pertama kali, kemudian di minggu berikutnya aku mulai belajar mindah chord, yea, I think I'm gonna get used to it. Dan aku download piano lagi, setelah gatau, love hate relationship aku sama piano, tapi inshallah kali ini harus ikhtiar (asyiq). Aku belajar beberapa lagu, dan masih tangan kanan, gatau kapan mau belajar tangan kirinya. Aku download PianistHD: Piano+, karena itu yang bagus dan nggak terlalu besar mb-nya, cuman kekurangannya adalah nggak bisa dengan leluasa milih tipe pianonya. Ada sih grand piano, orgen, concert piano, tapi harus dibuka pake ruby yang kita dapetin setelah practicing beberapa lagu gitu, males kan aku, yaudah lah piano biasa aja gapapa. DAAAN, yang baru banget aku download dan aku langsung jatuh cinta adalah kalimba. Aku udah lama jatuh cinta sama instrumen ini, karena kecil, mini piano, dan unik aja gitu, simpel, bisa dibawa kemana mana, suaranya enak banget. Aku download Simple Kalimba, ya bener bener simpel, udah gitu aja, fitur lain ada sih songbook, tapi pake bahasa Cina dan aksara Cina jadi aku....gausah aja lah makasih. Tapi aku seneng juga sama kalimba, and I'm looking forward to buy this next year (sama aja kayak aku wacanain ke biola dan keyboard, so sorry ya, tapi kalimba nggak sampe 1jt, so).
INCREASING MY ENGLISH AND DUTCH OH MY GOD INI SIH BAKALAN JADI WACANA. Jadi aku udah download TOEFL AIO, TOEIC AIO, dan Learn Dutch Language, aku juga udah download IELTS papers gitu dari twitter dan none of them aku print ahahahaha. Increasing my English paling sama aja, bacain berita JakPost, bacain konten yang berbahasa Inggris. Dutch? Idk man, paling ya cuman dari makul aja. Malah aku juga download Bausastra, Kamus Bahasa Jawa, dan Aksara Jawa buat menunjang makul (sumber) Bahasa Jawa yang sumpah aku masih belom dapet ini arah perkuliahannya mau mengetahui apa aja sumber-sumber primer berbahasa Jawa dari sejarah Indonesia, atau cuman dari Jogjakarta dan Surakarta aja, atau mempelajari cara membacanya dengan filologi dan belajar aksara gitu. I have no idea, but, but! One thing I can increase for sure adalah bahasa Jawa krama ku, oh yea baby, it's happening, aku sudah mulai bisa berbahasa krama sekarang. 
Rajin menulis di blog, now this is what I am still working on, karena aku sekarang megang dua blog, blog ini dan blog milik Kamasetra. Yeap, masih jadi admin tunggal, I wrote the content by myself, so. Tapi, yea, bagus, sih, bisa mengalihkan aku dari tugas-tugas kampus, for sure, jadi aku bisa refresh dan gantian make otaknya, tadi udah otak kiri, sekarang kanan, kadang juga nggak pake otak sama sekali, gapapa. 
Masak, still, my hobby, my passion. Aku nyoba-nyoba resep nusantara, terutama resep sumatra dengan ribuan rempah-rempahnya. Bangga sih, appreciating myself karena udah bisa bikin bumbu Sumatra, dari kari, sampe bumbu Aceh, still learning, tapi yang kemaren bikin kuah kari buat temen roti jala sama mie Aceh lumayan juga. To be very honest, aku nggak bikin makanan-makanan viral, kayak dalgona, indomie carbonara (udah pernah sik), oreo goreng (this is not healthy), boba (cz I don't like it), dessert box (cz I've made it like....10000000 times) so, gatau, nggak tertarik aja, too easy maybe (CZ I'VE BEEN COOKING SINCE GRADE 5TH YO AND I AM THE ONLY CHILD BRO, SO WHO'S GONNA COOK IN DA HAUS WHEN SHAWTY'S ALONE?????).
The last thing is to be sporty. See, I've lost my basketball---ball, since middle school, and I'm not into any other sports, except running, hiking and cycling, but I can't, right? Self quarantine. I can, actually, tapi tetep harus make masker, but here's the thing, I've had asthma, dan terakhir aku nyoba latian tonti SMA (baris, lari, pushups) pake masker, I passed out, so. Aku sekarang lebih kepada HIIT (high intensity interval training) buat cardio, dan home workout dan.......yoga, ahhh yoga is so calming, yo, I should've try this earlier. Aku pake aplikasi Workout For Women, sama Samsung Health sih sebenernya, I've been using those apps since long time ago, dan it worked fine. Workout For Women itu ada kayak levelnya, jadi bisa disesuaiin aja buat beginner, intermediate sama advanced. 

So yea, thats all!

Saturday, April 11, 2020

2019: year of exploration

    Telat banget sebenernya aku mau bikin postingan ini, udah bulan April ini hello, wqwq. Gapapa, better late than never, tahun 2019 one of my greatest year sih, setelah 2017, aku bersyukur banget 2019 ini bisa (lagi-lagi) ketemu banyak orang baru, mencoba pengalaman baru, dan ke tempat-tempat baru yang aku belum pernah sebelumnya. 2019 tapi juga merupakan tahun ter-ngoyo aku, tercapek, ter-gila pokoknya campur aduk. But, hey, no pain no gain.
    Started with January, my month, nothing really special, merayakan ulangtahun bareng orangtua dan Ozi, dapet ucapan selamat dari temen-temen deket, it's more than enough for me, aku juga lagi nggak pingin apa-apa kan, aku cuma mau orangtua yang sehat, teman teman yang setia, and that's all. Februari, I'm enjoying my first year di kampus so much, I have good friends, and new family, Kamasetra. Yes, I joined UKM Kamasetra, UKM seni tradisi, udah panggilan jiwa aja rasanya join ke UKM ini, I choose this more than UKM Penelitian dan BEM, awaowkaowkaowko sorry. Dan aku juga berkesempatan ikut crew Ramayana Ballet Prambanan pada bulan Maret, yang open air lagi. I got to watch the whole open air performance, free, oh my oh my. Aku seneng banget, it's been on my list bro, tapi harganya yang ratusan ribu, apalah dayaku belom sanggup. I am so thankful bisa berada disini juga, belajar di backstage gimana, belajar nama-nama kostum, nama-nama tokoh dan sifatnya. Di Kamasetra juga aku berkesempatan belajar tari Pudyastuti dan Gambyong, Pudyastuti adalah salah satu tarian yang udah lama banget aku pingin belajar, I am so thankful bisa belajar itu disini, dan of course, berkesempatan untuk menarikannya juga.
    Di bulan April, I got to watch my juniors graduated, OMG, Acil, Marsa, Rifat, Amal, I am so happy lah they've finally graduated, dan malah akunya yang deg-degan mereka mau masuk kampus. Di bulan April juga, Kamasetra lagi berproses buat Pentas Uji Warga Baru (PUWB) yang diberi nama Wicitra (wijil cinarita warga anyar) Ramandayapati. Setelah proses yang sangat melelahkan, pulang jam 2 pagi, latihan dari buka puasa sampai sahur, tugas-tugas terbengkalai. Gila sih sambatan banget aku disini, tapi disini juga aku merasa badanku, pikiranku dan jiwaku berkembang gitu, walau dengan terpaksa dan banyak sambatan, aku merasa setelah Wicitra itu banyak yang berubah dari aku. Entah karena bulan Ramadhan terus akunya berubah, atau emang proses ini yang bikin aku jadi berubah, pendewasaan, I would say. April juga ada mata kuliah yang UASnya praktek, kewirausahaan, dan tugas-tugas akhir semester lain yang bikin ngoyo. Nah, pentas Wicitra ini diadakan bulan Mei, tepatnya tanggal 11 Mei, tepat juga sama ulangtahun Ama Bunda. I am so proud, Bunda yang belum pernah nonton Ramayana sama sekali bentuknya, now she got to watch the mini version of it, I am so happy seeing her happy.
    Bulan Juni, banyak buka bersama bareng temen-temen, dan lebaran, just the same, as last year. Nothing's really special di hari lebaran selama 3 tahun ini, and I'm used to it, nggak complaining lagi, tidur aja di kamar, that's all. Bulan Juli, mulai disibukkan dengan kepanitiaan PKKMB, dimana aku malah diseret Gibral buat masuk ke panitia PKKMB jurusan, padahal aku niatnya cuman daftar yang makrab. But that's interesting sih, nggak kayak kepanitiaan biasanya di SMA yang jadi sie acara abadi, kali ini aku ambil PDD, kalem, simpel, nggak banyak dievaluasi, and with good friends dalam satu divisi. AAAAAND I got the chance untuk ikutan display UKM di GOR, OMG, aku ketemu banyak temen dari UKM lain, ketemu good friends, Ratih, wqwqw emang namanya Ratih juga. Juli aku juga seneng banget bisa ketemu sama kakak kakak kelas tonti di Pasar Kangen, eaa, ke Pasar Kangen sama yang dikangen-kangenin. Awalnya sih cuman ajak mas Adon, mbak Nad sama mbak Van, tapi malah jadi ngajak mas Alin, mbak Liza, sampe mbak Thama dong, yang mumpung di Jogja, malah pada reuni dong. Bulan Juli juga, my fuckin beloved cousin, Yazid, keterima di UGM, and Atcil juga keterima, I am so proud of them.
    Agustus, PKKMB dan display, the main agenda penerimaan mahasiswa baru. DEG DEG AN BANGET SIH WAKTU DISPLAY, I MEAN COME ON, ribuan mata, I got to dance, setelah beberapa minggu latihan rutin, sambatan lagi-sambatan terus, aku seneng banget bisa akhirnya perform, and taking the good memories. Kemudian setelah PKKMB, aku jadi panitia PDD di makrab lagi, di Kaliurang kali ini, my favorite: dataran tinggi, warm bonfire, good friends. September-Oktober probably bulan-bulan nugas, terutama makul museologi yang mengharuskan kita bikin pameran di akhir tahun, sama kayak kewirausahaan semester lalu, cuman bedanya ini kita juga diharuskan untuk mengunjungi museum-museum, dua museum. Bulan Oktober juga aku berkesempatan buat nonton konsernya Pamungkas, Kunto Aji dan Elephant Kind di acara Land of Leisures, barengan sama Yazid, it was fun, my second time nonton konser, dan kali ini aku ngerti artisnya, jadi aku bisa sing along. Di bulan ini juga aku nonton adekkkk(nya Ozi) PORDA, so proud of her. 
    Masih bulan Oktober, aku disibukkan lagi sama proses Pentas Warga yang kali ini adalah drama Jawa. Dan aku juga ikut kepanitiaan volunteer pengabdian masyarakat dan bakti sosial BEM FIS, kayak tahun lalu, DAAAAN.............belom selesai, aku juga mau mau aja diajakin Akil ikut kepanitiaan Talkshow Nasionalisme nya BEM FIS, dua departemen, dan aku dua-duanya kepanitiaan. DAN JUGA DI BULAN INI aku dikejutkan dengan pengumuman kalau abstraksiku yang aku submit ke Balai Arkeologi Jawa Barat tentang Austronesia, diterima, dan aku harus ke Bandung, tanggal 19-21 November, padahal tanggal 18 November itu Pentas Warga-nya. Disisi lain, di acara talkshow itu aku juga harus nari opening, aku nari lagi di seminar nasional HMISku, mumet bener. Ga ngerti lagi deh pokoknya white board di kamarku penuh, deadline tugas, latihan, rapat rutin, semua harus dijalanin. November adalah bulan paling besar dan paling melelahkan buat aku, sepanjang tahun 2019.
    Oke, awal November, tepatnya tanggal 2 November, mulai pengabdian masyarakat dan bakti sosialnya BEM, kali ini di Kulon Progo, dan alhamdulillah nggak jauh-jauh banget, dan medannya masih oke buat dilaluin sendiri. Kemudian setiap Senin sampai Kamis latihan Pentas Warga (sebelum aku tau abstraksiku diterima), latihan biasanya sih sampe jam 11. Setiap Selasa sore ada rapat besar Penerimaan Warga Baru (PWB) Kamasetra tahun 2020, yap, aku jadi panitia dan kali ini aku jadi pemandu. Masih hari Selasa, malemnya rapat rutin pengabdian masyarakat dan bakti sosialnya BEM. Kemudian di hari Rabu dan Kamis, latihan tari MIBA HMIS jam 4, hari Rabu juga malemnya aku harus rapat rutin talkshow nasionalisme. Dari semua kegiatanku itu aku juga harus wara wiri perpustakaan UGM buat cari bahan presentasi dan paper buat dibawa ke Bandung. Tanggal 18 November malem, aku dan Ken, berangkat ke Bandung. It was like a dream comes true bisa ke Bandung dengan fasilitas oke, hotel bintang 4, kemudian aku dan Ken jalan-jalan di kota Bandung, makan, jajan, belanja, Bandung itu salah satu kota favorit aku, dengan semua kekayaan sejarah dan budaya didalamnya. I wrote about it di pos ku yang sebelumnya, The Austronesian Clan, so check that out.
    Sepulang dari Bandung, sorenya aku harus ke kampus buat Technical Meeting PWB Kamasetra. Kemudian hari Sabtunya (which, besoknya banget) aku pagi-pagi harus ke kampus, tapi aku telat baru jam 7 bangun, buat nari, dan sorenya aku ke Kulon Progo, dan nginep disana. My body was so chaotic. Tanggal 26 aku nari lagi di HIMA, seminar nasional, dan semua ke-chaotic-an ini berakhir pada tanggal 30 November 2019, dimana wisuda UNY, I got to watch my beloved mbak mbak cerdas, kritis, cantik dan berbakat, mbak Eno dan mbak Retno lulus. WETS BELOM SELESAI LUR, 1 Desember, mas Adit a.k.a. kakaknya Aya nikah, dengan tetanggaku AHAHAHAHA, dan aku nyinom, otomatis, as Aya's friend dan tetangganya (pada saat itu berarti) calon mempelai wanita. Terus? YA KKL DONG! Belom kelar beres-beres koper pasca dari Bandung, udah harus packing lagi buat ke Surabaya-Bali, sumpah, badanku, pikiranku, sejujurnya remuk banget.
    Terus habis KKL? Ya tes kemampuan seni buat calon warga baru Kamasetra, sekaligus persiapan pameran museologi 4 HARI DOANG, mana pamerannya 2 hari. Udah? wo belom, aku dan Kirana dapet dhapukan buat nari di acara HUT HIMA, tari Bali, dan latian kita cuman seminggu. Tanggal 16-17 Desember aku harus ke MAN, ada pelantikan anggota baru Tonti Mansa, dan tanggal 20 HUT HIMA, lanjut banget tanggal 21-22 Desember Musyawarah Warga Kamasetra. Dilanjutkan dengan minggu tenangku yang nggak tenang karena harus observasi buat tugas mata kuliah praktek penelitian sejarah, yang literally harus pake sumber primer. I would like to give it to my friend Rinto, yang udah bantuin aku jalan-jalan (ya sebut aja jalan-jalan) cari sumber primer di Malioboro, dan udah jalan-jalan di Malioboro selama 5 hari berturut-turut. And then, there's new year!

thankyou so much for my beloved DRA, for knowing my odds and staying

thankyou kakak kakak aku yang selalu ada, selalu mau aku
repotin kalo ada apa apa
congrats to my babygirl Atcil, enjoy the college year
congrats tonti mansa 19, semoga sukses selalu dimanapun
kalian berada, and please jaga silaturahmi kalian okey?
Discovery, thankyou for being the best thing in my college days



Republik Rakyat Sempol, thankyou for always being there when
I need you guys. Thankyou for making my college days better

BEM FIS UNY, terimakasih sekali lagi atas kepercayaannya
ngajak aku volunteer an tahun ini

DISPLAY UKM TEAM! stay solid, terimakasih atas sekian
minggu nya yang bikin jatuh cinta, aw

mbak-mbak ku sayang, sukses selalu dimanapun kalian berada
ya, kabar-kabarin aku selalu pokoknya, kalian inspirasiku
buat terus maju sebagai wanita


Ken, thankyou so much for asking me to join this
seminar, submit our abstract, thankyou for the process


Tim perjuangan akhir semester, thankyou for always sambating
in every day, every assignment, but thankyou for always being
true, astaga, aku ngga survive kalo nggak ada kalian
My dear, my sun. Thankyou for always staying
with me, watch me grow, watch me fall, watch
me be me. Thankyou for always be patient to me,
thankyou for your presence, thankyou for always
being you.

Mom, dad, sorry if I rarely at home this year. I
know you worried, but, trust me, I can keep myself
I can protect myself. All you need to know is I do
this only for you two, to make you proud, to show
to the world that I am the best daughter ever. I am
still learning, please be patient, please let me be, let
me fall, let me stumble, but that's how I learn. I am okay.

And thankyou, for us, for staying strong and not giving up. We
are strong enough to handle this, we are more than we know,
this year proofs us, right? We can do more in the following year.
Never be afraid to try something new, never be afraid to stumble,
never be afraid to be laughed at. They don't know us, they don't
know our intention. Stay alive, we can do this.
if we can pass this

and this

and this
we can pass 2020

people who read my blog

search here?

Amaranggana Ratih Mradipta. Powered by Blogger.