Saturday, October 26, 2019

(Jurusan) Ilmu Sejarah 101

    Udah semester tiga mau semester empat aja rasanya, perasaan baru kemaren nyesel nembak Hubungan Internasional nggak diterima terus, awokwaokwok. Gimana ya, sebenernya akutu bingung mau mulai darimana, intinya postingan ini mau menjelaskan tentang 5W1H nya berada di jurusan (ilmu) sejarah, terutama aku yang di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Dan aku nggak sugarcoating juga nanti, kalo emang susah ya aku bilang susah, kalo kayak vlogger gitu ya---review zuzur---, tahu kalik zuzur (tahu susur, cuk).
Pertama dan utama banget adalah ketika kamu ditanya
"Kuliah dimana?"
"UNY"
"Jurusan?"
"Sejarah"
"Wah mau jadi guru sejarah ya"
----mau jawab selanjutnya tuh gampang
"Enggak, oh, ambil yang ilmu, bukan pendidikan"
"Oh beda ya?"
"Beda"
"Bedanya?"
"Kalo pendidikan ya terfokuskan jadi guru, jadi ada statistika, psikologi pendidikan, gitu. Kalo ilmu ya murni, dan lebih mendalam aja bahasannya"
"Terus nanti mau jadi apa?"
Dari sini kamu bisa jawab dari pengganti arca Roro Jonggrang sampe Presiden.
Aku udah pada tahap males menjelaskan yang "oh enggak, ambil ilmu, bukan pendidikan" sampe kebawah, jadi biasanya aku iyain aja. Dan bab mau jadi apa, aku masih percaya aku bisa ambil jadi dubes Indonesia untuk Inggris.
Jurusan ini emang nggak populer di UNY. Maksudku nggak populer adalah nggak masuk top 10 jurusan yang tinggi peminat, menurutku juga keketatannya nggak ketat banget, ya karena jarang minat itu. Seangkatan anaknya 70-80 orang yang dibagi jadi dua kelas. Tapi di ranah akademis sendiri, keberadaan "ilmu sejarah" udah cukup familiar, UGM udah tau, UIN udah tau, UNS kenal banget malah, sampe UNUD pun udah tau. Secara akademis pula, jurusan murni ini terakreditasi A, jika dibandingkan dengan ilmu komunikasi dan ilmu administrasi publik, yang malah dua duanya lebih diminati, mereka masih B proses ke A.
Kita belajar apa aja sih disini? Kita belajar sejarah.
Iyalah masa belajar akuntansi.
Sejarah di UNY ini ranahnya sejarah budaya, aku di semester 3 ini makulnya berasa pindah antropologi njir, seriusan. Ada teori budaya, manusia dan kebudayaan, kalo bawaan dari semester lalu lalu ya sejarah kebudayaan Indonesia, kali ini yang kolonial dan modern. Tapi jangan kuatir, ada peminatan sejarah regional (asia, amerika, eropa, middle east, australia-oceania), sejarah militer, sejarah politik dan HI juga. Satu lagi, gatau sih di sejarah universitas lain ada enggak, tapi kita dapet bahasa Belanda, dan itu dari semester 1. Fungsinya apa? Jelas buat baca sumber primer, sejarah Indonesia masih banyak yang ditulis sama kolonial, ya yang paling lama Belanda, jadi bahasanya bahasa Belanda dong. Sayangnya nggak diimbangi juga sama bahasa Inggris tiap semester, dulu aku cuma dapet di semester 1. Menurutku bahasa Inggris matters the most juga, buku-buku sejarah Indonesia juga banyak diterjemahkannya ke bahasa Inggris gitu. Apalagi kalo bahasa lama, BELOM BRITISH ENGLISH, tolonglah. Butuh banget ini sebenernya bahasa Inggris---yang untuk memahami bahasa akademik.
Terus, harus gimana sih kalo mau masuk sejarah? Apa aja yang harus disiapin? Welp, pertama dan yang paling utama adalah, kamu harus suka dulu baca buku. Kita bakalan menjelajah banyak buku disini, jadi kamu nggak bakalan tengsin kalo nanti dosen jelasin terus tau-tau, bilang, "ini utamanya kalian pake bukunya Sartono, ya" mampus kan, bukunya Sartono Kartodirjo banyak, yang mana, nah ini harus dibiasain. Pengetahuan kamu tentang penulis/sejarawan dan karyanya ini akan sangat membantu kamu buat seleksi dalam bikin tugas. Misal, ada tugas essay tentang sistem sosial Indonesia dari zaman Belanda ke Jepang. Dengan pengetahuan kamu mengenai buku/penulis/sejarawan ini, kamu udah bisa mikir, "oh, berarti aku bisa ambil SNI (Sejarah Nasional Indonesia) nya Marwanti Djoenoed, SKI Mukhlis Paeni yang Sistem Sosial, sama mungkin Indonesia dalam Arus Sejarah, alternatifnya Sejarah Indonesia Modern. Tapi jangan Nusantara-nya Vlekke, dikit doang". Memang ini perlu penyesuaian dan belajar lagi, akupun gitu. Aku mah anaknya suka baca iya, tapi kan novel, sejarah mah ya paling yang aku suka aja, kayak sejarah Eropa, belajar presiden-presiden Amerika dan masalahnya.
Kamu juga nggak bisa jadi deadliner disini, bakalan kacau bener. Terutama kalo kamu anak organisasi, harus selektif kalo kamu mau/sudah masuk ke jurusan sejarah. Manajemen waktu dan bikin skala prioritas penting banget. Aku untuk bulan ini dan sampe Januari banyak banget acara, aku ikut dua kepanitiaan volunteer BEM, peformer di seminar nasional hima jurusan, mau pentas ukm sekaligus pendaftaran warga baru ukm aku juga jadi panitia, belum Desember aku KKL, buset, kayak nggak ada celah buat nafas gitu keliatannya. Keliatannya tapi, aslinya.....ya nggak nafas juga kok.
Engga deng, ada. Buktinya aku sempet ngeblog, sempet dengerin musik, rebahan, sampe sempet nonton konser dan surprise-in ulangtahun temen. Manajemen waktu dan skala prioritas aja.
Masuk ke pembahasanku yang subjektif. Menurutku jadi mahasiswa sejarah itu kompleks banget pemikirannya, selain ngerti peristiwa masalalu dan line-up-nya, mahasiswa sejarah secara sinkronis juga harus tau kondisi suatu hal pada satu masa tertentu, in order to give the argument. Paham nggak? Jadi kayak, buat menjelaskan satu peristiwa sejarah itu nggak cuma, "proklamasi, 17 agustus 45 oleh Soekarno dan Hatta" tapi juga bagaimana reaksi masyarakat, reaksi Jepang, reaksi Belanda, bagaimana pergerakan masyarakat merayakan kemerdekaan, apakah mereka bahagia atau masih---setengah bahagia karena on the other side, 'enak diurusin penjajah' soalnya secara finansial udh mapan (ini buat pns pns jaman dulu maksudnya, yang bekerja bersama Belanda ataupun Jepang). Kita dipaksa (in both good and bad way) untuk kritis.
Masalahnya adalah ketika kita dihadapkan pada, "emang dulu kayak gitu po?", "nggak selamanya Belanda massacre kalik, Indonesians juga massacre rakyat sendiri pernah", "agresi militer 1 itu dalangnya Sultan IX in order to save Jogja soalnya pada saat itu petinggi negara lagi di Jogja", fakta-fakta dua sisi ini emang perlu kita ketahui. Kita nggak boleh terjebak argumentasi salah satu sisi bias, dan nanggepin ekstrimis macam itu. Dan perlu diketahui memang fakta-fakta sejarah kelam Indonesia banyak yang masih ditutupi, karena apa? Karena Indonesia ini masih sebiji jagung usianya, untuk menjaga stabilitas, maka arsip-arsip nggak semuanya dibuka. Menghindari multitafsir juga kalo dibaca oleh orang bukan dari lulusan sejarah. Tapi ya enggak apa apa, disini justru kalian bakalan belajar banyak ideologi dan mencoba melihat dari kacamata ideologi-ideologi tersebut.
Jadi mahasiswa sejarah buat aku justru bisa belajar ilmu ilmu lain dalam ranah sosial ya yang jelas. Ranah saintek juga bisa sih, kemaren nggarap tugas kelompok sejarah kebudayaan Indonesia bab arsitektur, aku harus ke rak buku teknik sipil dan arsitek. Tugas semester pendek dulu juga aku main ke rak buku seni pertunjukkan dan seni musik. Aku sampe ke UIN juga buat cari buku perkembangan Islam, di rak buku sejarah Islam-nya sana, masalah tarekat aku juga ke rak bulu aqidah. Asik banget aku bisa belajar yang lain. Pernah malah aku bikin pusing pegawai perpustakaan pusat kampus, baru dua minggu lalu. Ceritanya aku pinjem: 2 buku arsitektur, 1 buku bahasa belanda, 1 buku pengantar antropologi.
"Mbak e jurusan apa e mbak?"
"Ilmu sejarah, pak"
"LHO, kok sampe ada buku arsitektur?"
"Hehe, iya lagi belajar tentang arsitektur emang, pak"
"Welah, katanya sejarah?"
"Iya, makulnya sejarah kebudayaan Indonesia, subab arsitektur, ya perubahan arsitekur aja, sih, pak. Dari zaman dulu khasnya apa, terus ada koloni, terus udah merdeka"
"Oalah mbak, itu terus bahasa belanda? Makul juga?"
"Iya makul, pak, mau UTS hehehe"
Dasarnya aku aja suka ngeprank orang, jadi orang bingung tu aku seneng.
Pikirin juga kamu mau fokus ke sejarah apa dan dimana. Kalo aku fokus sejarah kebudayaan dan kesenian di Indonesia, terutama folklore sih. Aku suka banget folklore, dan karena anaknya dulu geografi banget ya, jadi aku suka kaitkan dengan lingkungan. Kayak yang populer deh di kotaku, Jogja, folklore Ratu Kidul dengan potensi tsunami besar di pantai selatan Jogja. Dikaitkan juga dengan Mataram yang sekarang jadi Kraton. Terus alasan Belanda bikin rel kereta api yang terbentangnya ke timur-barat buat 'memutus' garis imajiner masyarakat Indonesia dari Merapi-Tugu-Kraton-Kandang Menjangan-Parangtritis. Gitusih, intinya, setiap folklore di seluruh Indonesia pasti menjelaskan tentang lingkungan asal mereka, juga didalamnya ada local genius, petuah petuah untuk selalu berbuat baik, menjaga alam dan mencintai sesama, kayak quotes favoritku: memayu hayuning bawana.
Karena gini, gampangnya, awamnya
Pendidikan sejarah jadi guru
Administrasi publik jadi pekerja di dinas
Ilmu komunikasi jadi pembuat konten
Teknologi pendidikan jadi menteri pendidikan
Sejarah, sejarawan, gunanya bagi masyarakat apa?
Buat aku fungsi sejarah bagi masyarakat itu buat tau asal usul mereka, di tanah yang menjadi rumah mereka itu dulunya terjadi apa, agar masyarakat itu bisa lebih ngerumat lah, ngerumat apa yang dulu ada di wilayah mereka. Dan balik lagi ke minatku di folklore dan aku cocoklogikan dengan geografi, sejarah, tata kota. Pertama: geografi, kesadaran masyarakat Indonesia mengenai bencana itu.......ada, tapi minim. Aku mau, masyarakat Indonesia ini bisa hidup berdampingan dengan lingkungannya yang punya potensi bencana, dengan apa? Dengan local wisdom yang ada di wilayahnya, karena yang pas itu. Gabisa dong local wisdom Gunung Kidul taroh di Kota Jogja, secara bentanglahan aja beda, morfologisnya beda. Darimana dapet local wisdom itu? Dari sumber lisan, gampangannya ya dari folklore: cerita yang beredar di masyarakat. Kedua: sejarah, ya jelas, aku backgroundnya sejarah, it's where I'm good at gitu. Ketiga: tata kota. Pembangunan di Indonesia, di Jawa khususnya, itu agak....kacau, ya? Jadi akutu pengen masyarakat tau tata kota sistemnya kayak gimana, masa tradisional dulu gimana, kenapa di istana selalu ada alun-alun, masjid dan pasar. Kenapa Belanda suka bangun benteng, kenapa bangunan Belanda bentuknya spesifik seperti itu (putih, tinggi, ventilasi gede, fungsinya apa. Biar nggak asal gitu biar kalo mau bangun infrastruktur, untuk pemerintah, swasta dan masyarakat sendiri, gitu. Biar sesuai dengan lingkungan.....tukan, nyambungnya geografi lagi, emang, akutu, enggak bisa bohong. KENAPA SIH GEOGRAFI UGM ITU SAINTEK, DI TEMPAT LAIN SOSHUM LOH.
Jadi gitu, pandangan objektif dan subjektif aku mengenai jurusan ilmu sejarah terutama di kampusku, UNY.
Good luck kepada calon mahasiswa baru, lulusan-lulusan 2020. Nggak ada yang namanya salah jurusan, kan yang milih kamu juga, pilihannya dua: either kamu coba lagi tahun depan, atau, jalanin aja siapatau ada bakat bakat tersembunyi.

Intro Kesekian

Sumpah ya banyak banget yang ada di drafku, percayalah aku tu nggak lupa mau nulis. Emang nggak sempet aja, fuckin routine lah. Tapi ya, akutu gabisa lo kan kalo nggak sibuk, anaknya hiperaktif, jadi harus disalurkan. Selain kendala deadline sebenernya juga kendala hape, sejak ganti hape---ekheum---nggak support blogger yang app, so. 

Thursday, July 4, 2019

The Evolution of My Playlist

    HELLO PEPS! So, since I have soooOooOo much free time now, aku banyak ide dan waktu untuk ngeblog, my brain often bursting on new ideas. In this post, I'm gonna....compare??--my music taste slash playlist over time. I'm gonna start from elementary school. Sewaktu SD, playlist-ku banyakan lungsuran dari playlist ayahku, such as The Beatles, Westlife, Padi, Andra and the Backbone, Letto, Gigi, my dad loves bands so much back then, jadi aku juga terbiasa dengerin band. Aku sangat tergila-gila sama Westlife dulu, aku koleksi 4 albumnya, aku sangat jatuh cinta sama Mark Feehily (later then I knew he's gay, so), dan lagu wajib tiap pagi buat membangkitkan semangatku adalah Uptown Girl. Nggak kalah tergila-gilanya aku sama The Beatles, ini lebih kuno lagi, tapi lagu-lagunya (terutama lagu romantisnya) nggak kalah epic, Ps. I Love You, Blackbird, Hey Jude, I Wanna Hold Your Hand dan Michelle adalah beberapa lagu yang aku sangat sering dengerin.
Elementary School Playlist:
1. Westlife - My Love
2. Westlife - Uptown Girl
3. The Beatles - Michelle
4. The Beatles - I Wanna Hold Your Hand
5. Padi - Semua Tak Sama
6. Pitbull ft. Nayer and Neyo - Give Me Everything (shoutout: Kunyil and Fara)
7. Westlife - Safe
8. Letto - Sebelum Cahaya
9. Gigi - 11 Januari
10. Andra and The Backbone - Sempurna

    Masa-masa SMP dimulai, aku.....mengakui ini adalah masa-masa playlist-ku sangat cliché, you know, puberty and all made me really cliché and clingy, God. Playlist-ku lebih ke artis mainstream kayak Taylor Swift, One Direction, Ariana Grande, pokoknya lagu-lagu yang biasanya ada di billboard atau di radio, seleraku mainstream waktu SMP.  Dan pas awal SMP juga aku lagi aktif di suatu....dance club, aku juga terbiasa sama lagu hip-hop atau yang upbeat lah, itu juga ada di playlist-ku, yang kemudian biasa aku jadiin lagu latihan, kayak Bad nya Vassy sama David Guetta, Tiesto yang Wasted, Martin Garrix pada masanya, Albatroz, yea kayak gitu. Tapi nih, karena aku juga join band di SMP, pengetahuanku sama musik tambah luas lagi, dan aku semakin mencintai musik-musik band.
Middle School Playlist: (ps: please don't judge my clingy-lity)
1. Taylor Swift - Love Story
2. One Direction - That's What Makes You Beautiful
3. Tiesto - Wasted
4. Aaron Chupa - I'm an Albatroz
5. Justin Timberlake - Mirrors
6. Zedd - Clarity
7. Andra and The Backbone - Tak Ada Yang Bisa
8. Tame Impala - Don't Look Back in Anger
9. Franz Ferdinand - The Fallen
10. Tame Impala - Feels Like We Only Go Backwards

    High School, perubahan musikku sangat drastis, dari band, mainstream, sekarang beralih ke band lagi tapi indie. Sebenernya vary sih musikku selama SMA, berubah-ubah tergantung mood dan situasi, aku masih dengerin The Beatles, Westlife, tapi juga kadang suka Zedd. Coldplay, Tame Impala, Maroon 5, bisa sampe Dua Lipa, Ariana Grande lagi. Tapi, awal SMA itu aku jatuh cinta sama Arctic Monkeys, ALEX TURNER OH GOD CAN U NOT. Mostly kembali ke band, indie atau alternative, yang sesuai mood kadang-kadang aja: yang musiknya catchy atau enak aja buat dance. Dan aku juga explore ke musik-musik lokal, penyanyi Indonesia juga ternyata banyak banget yang underrated padahal musik mereka oke, kayak Ariel Nayaka, Weird Genius sama Dipha Barus.
High School Playlist:
1. Arctic Monkeys - R U Mine?
2. Arctic Monkeys - Crying Lightning
3. Arctic Monkeys - Dance Little Liar
4. Fall Out Boy - Centuries
5. Imagine Dragons - Believer
6. Emir Hermono ft. A. Nayaka and Rayi Putra - 021
7. Amy Winehouse - Back to Black
8. Weird Genius - Sweet Scar
9. Dua Lipa - New Rules
10. Coldplay - Everglow

    College, masih belum berubah, cuman aku semakin mencintai musik indie Indonesia dan musik-musik underrated luar juga. Asal apa yang aku dengerin bagus issokay. Soalnya kebutuhan lagu aku kuliah ini paling buat temen nugas di perpustakaan, temen workout, temen jalan dari fakultas ke perpus pusat atau ke student centre. Arctic Monkeys masih menempati urutan pertama playlist (dan hatiku, OMGGG ALEX ASDFGAJSGAKLAJS). Jadi sadar aja kalo semakin kesini aku semakin suka musik yang asal aku enak dengerin aja, yang underrated, indie, dance, apa aja yang enak pokoknya. Secara 'siapa yang nyanyi' sih masih cinta sama Arctic Monkeys, kalo secara genre mungkin pop, alternative.
    Sekali kali deh kalian ngulik NIKI Zefanya, Ariel Nayaka, Emir Hermono, Dipha Barus (ini udh mayan hits ya), Adrian Khalif, bagus bagus cui lagunya beneran deh.
College (first year) Playlist:
1. Arctic Monkeys - R U Mine?
2. Arctic Monkeys - Dance Little Liar
3. Yovie ft. Tulus and Glenn - Adu Rayu
4. Tame Impala - Solitude is Bliss
5. NIKI Zefanya - Sugarplum Elegy
6. A. Nayaka ft. Emir Hermono - 3am in Jakarta
7. Kery Astina ft. Skinnyfabs - Unstable Love
8. Scotty McCreery - This Is It
9. Quinn XCII - Full Circle
10. Halsey - Without Me

Tuesday, July 2, 2019

Kegabutan Libur Semester

    Merhaba! Jadi, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sudah libur semester nih gais woohooo. Kita sudah UAS di tengah-tengah puasa, yea mantap. Oya sebelumnya, saya, Ratih, selaku pemilik tunggal blog Classy ini mengucapkan: minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin, selamat lebaran, selamat pulang, selamat berkumpul kembali bersama keluarga kalian di manapun kalian berada. Bersyukurlah kalian yang mudik yah, karena aku orang asli Jogja, dan bunda nggak mudik ke Cirebon, ayahku juga nggak mudik ke Surabaya, jadi ya sudahlah. Dan bersyukurlah kalian juga yang asli (atau harus menetap) di Jakarta yang lenggang banget yakan selama libur lebaran, sedangkan Jogja naudzubillah lah.
    Welp, as I mentioned before, UNY sudah libur, berarti kita libur dari minggu ketiga Mei sampai nanti masuk awal Sepetember, wow. Ya dan, sebagai orang asli Jogja dan nggak berniat kemana-mana juga, gabut banget bakalan. Jadi aku udah mengumpulkan amunisi sebenernya, film-film dan series dari warnet, cuman filmnya udah habis, seriesnya masih.....mengumpulkan niat aja, soalnya agak kecewa di tengah jalan. Aku juga download banyak e-books, ada series-nya Tere Liye yang Bumi, Bulan bla bla bla itu, ada Sapiens, Sarinah, Girl with The Dragon Tattoo, dan lainnya, tapi kayaknya itu semua nggak cukup deh. So, here are the things I do (doing, and (hopefully) will be doing) selama liburan semester. Semoga ini pos menginspirasi kalian yang gabut liburan semester enaknya ngapain yah.
1. Movies and series
    As I mentioned before, aku sudah punya amunisi untuk semua kegabutan ini. Aku copy beberapa film, ngelengkapin lagi koleksi MCU (cz harddisk rusak), dan copy series. Aku copy Pet Sematary (5/10), The Great Gatsby, omg finally setelah baca bukunya (9/10), Pride and Prejudice, ini juga setelah pinjem bukunya di perpus (7.5/10), la Belle et la Bete, versi French nya Beauty and the Beast (8/10), Swiss Army Man (8/10). Terus kalo series aku download Queen in the South (bukan, bukan Nyi Roro Kidul), Haunting in Hill House, sama 11.22.63 (9/10). Aku sangat merekomendasikan series 11.22.63, ini tentang Jack yang dia masuk ke portal yang ada di Dining Trailer, yang membawanya ke tahun 1960, dia ditugaskan untuk mencegah pembunuhan JFK (yea by the title adalah tanggal ditembaknya JFK). Seru aja Jack harus berusaha survive di tahun segitu, dia ketemu Sadie, dia mata-matai Lee Oswald, aku sangat merekomendasikan ini pokoknya. Apalagi yang main James Franco ayolaaaahhhhhh.

2. BookZ
    Another thing that I loved the most is book, so, karena era digital yang surprisingly amazing ini (ealah) aku jadi banyak download e-books. Cuman aku tidak enjoy membacanya dibandingkan dengan aku membaca buku sungguhan, my eyes just can't stare at the screen too long. Oya, shoutout kepada Dea (deamaharanif) yang sudah memberikanku beberapa e-books sejarah yang sangat bagus kayak Sapiens, Paris: Sejarah yang Tersembunyi, Kota Djawa Tempo Doeloe, Konspirasi Romawi dan Homo Deus. Parah, de, you rock! Buku-buku lain yang aku juga download ada series Bumi, Bulan sampe manalah itu aku masih belum hafal urutannya dari Tere Liye, Rindu, Hujan di Bulan Juni, Pada Senja yang Membawamu Pergi (ekheum), Danur, macem-macem genre lah, sampe Paulo Freire Pendidikan yang Membebaskan juga ada. Rekomendasiku adalah Pride and Prejudice (English lama, so you want to take your time), The Great Gatsby (again, English lama), sama The Girl with The Dragon Tattoo

3. Ikut panitia OSPEK
    Biar nggak gabut-gabut amat juga, aku daftar jadi panitia sie PDD untuk PKKMB (MOS) jurusan, dan makrab. Terus rencananya aku daftar jadi pemandu buat Penerimaan Warga Baru (PWB) Kamasetra, asik dah.

4. Ikut semester pendek
    This is actually the real life of mahasiswa gabut, untungnya makulnya memiliki judul yang sangat menarik, Sejarah Kesenian. I'm gonna have another post for this one.

5. Jalan-jalan dan mengunjungi event
    Kemaren aku dan temen-temen gabutku sempat ke Solo, awalnya mau liat pagelaran, tapi gagal karena pagelarannya jam 7 malem sedangkan kereta kita jam 6.40 malem, prameks terakhir. Aku juga mengunjungi events yang ada di Jogja, seperti event-nya IFI (Insitut François Indonesia) ada bedah buku Migrasi orang Jawa ke Caledonie, pemutaran film, dan pagelaran angklung. Aku juga ke Vredeburg nonton film Banda, asik banget ternyata. Sekala Niskala, film ini sempet meraih banyak penghargaan di luar negeri. Film ini genre-nya sci-fi kearifan lokal Indonesia, pokoknya wajib bats ditonton.






6. Working OoOooOout
    Welp, a lot of you guys must be thinking aku dieting setelah lebaran dengan workout and diet and whatever, I'm getting used to it, whenever people commented, "lagi diet ya mba" when I run or I refuse to take rice, srsly. Oke diet 30%, 70% nya adalah......I just wanted a healthy lifestyle. Penyakit-penyakit jaman sekarang aneh-aneh cuy, penyakit yang biasanya diderita orang usia senja sekarang bisa diderita orang usia produktif, asap polusi udah semakin tercemar dan semuanya lah, semuanya is getting worse. I just wanted a healthy lifestyle, kay? Aku mau main sama cucuku nanti, masih bisa pergi-pergi sendiri saat usiaku udah diatas 60, that's it. And I've been using this app since....gatau, a thoOoOusand years ago, aku suka banget karena ada pre run sama post run excercise-nya juga, sama back pain relief---sukanya pegel kalo abis ngerangkum akutu (walau harus nonton iklan dulu cyn yang ini). Namanya Women Workout.

7. Masak
    Hiya, sejak aku di rumah terus, bundaku jadi males gitu masak, jadi aku selaku koki 1 menggantikan chef utama terus. Bunda soalnya juga jualan jamu sekarang, jadi aku yang masak. Di dapur aku bereksperimen seadanya, aku lagi suka sama chanel Pufflova sama Puguh Kristanto Kitchen, soalnya disana banyak resep yang gampang. Waktu itu aku masak ceker balado yang pedes banget ternyata-_- terus waktu Ozi ke rumah, aku masakin Tteopokki wkwkwk, tapi rice cake nya gagal karena kebanyakan kanji jadi cilok.

8. Belajar dan merangkum
    Lah apaan nih kok malah belajar? Iya call me crazy or whatevs, tapi aku emang lagi belajar dan merangkum---lebih tepatnya mengejar ketertinggalanku, bingung? So, I didn't get my dream departement, International Relations, but thank God it's college, right? You can learn/read/get curious for everything that you want. Jadi aku melihat kurikulum HI UGM dan HI UI, kemudian aku pinjem buku serta download e-books, lalu aku rangkum deh. I also studying law---yang sebenernya masih masuk di HI, tapi hukum disini aku mau belajar hukum Islam, hukum adat sama hukum lingkungan hidup dan SDA. Tapi aku juga enggak murtad kok, aku cari kurikulum sejarah UI sama UNAIR buat referensi. Oya, aku mau merekomendasikan app yang bakalan bikin kamu lebih fokus belajar, namanya Endel. Kok bisa bikin fokus? Jadi, Endel ini app kayak Calm, Tide, app suara yang bisa bikin kamu relaks, membantu untuk tidur, dan lain lain. Endel ini simple banget app-nya, ada 4 fitur suara, yaitu relax mode, focus mode, go to mode dan sleep mode. Aku suka banget pake focus mode kalo belajar, sama relax mode kalo sore-sore di kamar. It helps a loOoOot. Karena aku udah coba juga dulu pake lagu classical kayak Canon, Ode To Joy, yang ada tanganku ikut gerak-gerak, bukannya fokus. App Endel ini sangat membantu, walaupun masih beta mode, tapi beneran deh, kalian harus download.


9. Improving other skills
    Aku bikin novel udah dari zaman SMA dan nggak pernah kelar, akhirnya aku beranjak ke cerpen aja. Udah ada 3 cerpen sejak malem takbiran yang aku bikin, alhamdulillah, cuman nggak tau harus di-publish kemana, apakah ke Wattpad, apakah ke blog ini, apakah dikirim ke majalah, idk.
    Aku juga pingin main biola lagi, aku rindu sungguh rindu, rasanya anggun aja kalo lagi main biola gitu. Maybe next time aku pinjem biolanya Atsil atau Nada bisa lah gampang. Tapi aku juga nggak lupa memperbanyak latian gitar, terutama petikan, tapi aku masih belom sanggup fingering sungguhan. Sama latihan vokal, thanks to Nada yang sudah embrace aku kalo suara rendah serak-serak itu seksi juga, heheheh.

10. D.I.Y-ing
       Welp, ini aku lagi bikin semacam kimono cardigan mumpung aku ada bahannya yang terawang gitu. Aku udah lama emang mau banget kimono kardigan, terutama warna item, jadi bisa dikombinasikan kalo aku pake baju polos (dan yang kebanyakan) berwarna hitam. Pegel juga tapi aku jahitnya pake tangan.


Yah, jadi begitulah kegiatanku, semoga kalian-kalian juga kalo bingung jadi nggak bingung lagi setelah liat postingaku.
Cheers!

WICITRA: Ramandayapati

    Jadi, setelah pelantikan KAMASETRA kemaren, kita langsung Pentas Warga Baru, yang judulnya Wicitra, yaitu: Wijil Cinarita Warga Anyar. Wicitra kali ini mengangkat cerita Anoman Obong---yang kemudian diberi judul Ramandayapati. Peranku disini sebagai buto, Kirana sebagai kethek, dan Diva yang awalnya jadi air-air, dia naik pangkat jadi sayempraba wkwk. Latihan dimulai sejak Maret, yang awalnya pentas bakalan akhir bulan April, 27 April, ternyata diundur jadi 1 Mei, dari 1 Mei diundur lagi jadi 5 Mei, setelah 5 Mei diundur lagi jadi 11 Mei, welp, agak fucked up sebenernya, tapi yasudalahya. Oya, disini juga pentas gabungan semua bidang, tari, karawitan, dhalang dan teater tradisional. Jadi ada beberapa adegan yang ditarikan dan diadegankan di dalam kelir.
    Prosesnya sendiri, I'm not gonna sugarcoat, it was so hard, depressing, intimidating, dan menyakitkan, literal maupun harfiah. Dua minggu pertama itu sangat menyenangkan, soalnya kita semua sama-sama semangat, tapi kemudian diundur-diundur-diundur, jadi udah berkurang excitement-nya. Dua minggu terakhir---seminggu terakhir, berarti udah puasa kan, aku jadi sering pulang jam 12, bahkan pulang sahur. 
    Pas hari H, semuanya lancar alhamdulillah, penontonnya mbludak di Pendopo Tedjo FBS, temen-temenku banyak yang dateng juga: Aya, Davina, Tiara, Rahma, Josha, Aldias, Amri, ada Atsil sama Nada, ada Umar juga bahkan ternyata dia nonton, and of course my parents and Ozi.
anak Sumatra yang mau nonton kethoprak sambil makan ketoprak











masih aja terngiang







A little habit for my earth

    Hai guys, so, it has been quiet an issue tentang kesadaran lingkungan, mulai dari bungkus plastik yang bayar (walau cuman Rp. 300 doang, and I don't think it would do anything for this issue), stainless straw, dan campaign tentang binatang-binatang laut yang trapped, makan plastik dan bahkan mati karena plastik. Memang sudah saatnya kita semua paham kalo bumi ini sudah banyak terkontaminasi, terutama oleh sampah plastik yang life span nya sangat panjang untuk bisa terurai. Aku sendiri sangat sadar perbedaannya waktu aku ke pantai Parangtritis atau Baron dulu waktu kecil, masih bersih, kerasa syahdunya, dan sekarang udah banyak sampah dimana-mana, numpuk, ya walau cuma di satu tempat, tapi kan bikin polusi mata juga. I'm so happy that everyone now are aware of this issues, semakin banyak yang jual/menggunakan totebag buat belanja, atau kardus kalo belanjaannya banyak, banyak juga yang mulai menggunakan stainless straw dan bawa tumblr sendiri pas beli minuman. Walaupun mungkin langkah-langkah itu sederhana, tapi percayalah, dampaknya sangat besar.
    And I am myself also doing (or at least trying) this campaign. I've been doing it since 2017 aku sering bawa totebag dan minta kasir buat pake kardus kalo belanja cukup banyak, dan kalo aku cuma beli beberapa barang apalagi kalo cuma minum atau snack, dua atau tiga barang, I'd rather say, "nggak usah pake plastik mbak" then put it in my bag, atau di jok motor. I'm also looking forward to invest on stainless straws and eating utensils, kayak sendok dan garpu, or even chopsticks. Satu lagi juga yang aku sekarang mulai lakukan untuk kebaikan diriku sendiri (and also for my financial good) adalah mengurangi beli minuman kayak thai tea, boba milk, atau apalah yang sekarang lagi hits yang menggunakan gelas plastik. Selain aku emang nggak suka jajan---kalo lagi nggak craving banget---aku juga melihat betapa gelas-gelas plastik ini sangat....toxic ya buat lingkungan. Kalo emang aku beli, atau dibeliin minuman dengan gelas plastik, atau bowl yang microwave safe itu, I'd rather kept those dan nunggu aku recycle jadi barang lain, biasanya aku jadiin organizer barang-barangku. Another thing is that cosmetics/skincare product empties, kebanyakan sih toner, baby oil, moisturizer dan foundation. Kalo botol bentukannya biasanya aku simpen dan nantinya aku pake buat skincare DIYs, kalo bentuknya tube seringnya aku simpen aja, kalo tube nya agak besar aku pake skincare DIYs juga, terutama buat scrubs. Kalo yang bentuknya tin, kayak lip balmnya nivea, karena bentuknya estetik yahahaha biasanya aku buat organizer anting, pins atau peniti.
    Intinya, apapun waste yang aku hasilkan, aku berusaha reduce atau recycle. Pinter-pinter aja cari ide buat merubah sampah itu jadi hal lain yang bisa menambah guna barang tersebut. Anything, anything for the earth, really. I am continuing this campaign, and I hope through this post, you will also do this campaign for our better earth.

Wednesday, May 29, 2019

Increasing my English

    For this semester holiday, I have so many things to do. I make a list:
1. Studying international relations, law and politics, based on UGM and UI's curriculums.
2. Studying Dutch, for the sake of your Dutch subject when pak Yuanda is teaching on the 4th semester.
3. INCREASING ENGLESH.
Yea, the 3rd one is so important. But why English instead of Dutch? Basically, I enjoyed watching movies and youtube in English without subtitles, I get used to it. I get used to listening, and auto-translate it on my head. And I'm craving for podcasts recently, I've been listening to The TryPods, from my fave youtubers, the Try Guys. But......my English is not decreasing, nor increasing, just, same, and that's the problem, stagnancy always bore me. Maybe because now I often use my ear to listen (of course you use your ear to listen) on podcast or any videos, I rarely read on English, especially like journals, of any scientific writings in English. Because it's different, right? The everyday languange and the scientific language, the scientific one is harder. This is the problem when you only learn English from music and movies, then you get used to it. You never really know the formal (or the right) structure of a sentence (yes, grammar), so you're fucked up when you're writing in English (tho I passed the ProTEFL test).
    And it bothers me, again, the stagnancy. I want to get used reading History books in English without having my finger to follow the sentences, as if my finger is the scanner to process the words on my head. I want to get used to reading in English as well as I enjoyed listening English podcasts. So maybe, on this holiday, I'm gonna print some of History journals in English, then I'll identify the sentences, highlight new words and just....make my head used to it. Then I'll save my money to buy English books (this might ended up bullshit, but we'll see). And for further learning, I'll translate some of my journals and writings into English, scientific English. Wish me luck on that.

people who read my blog

search here?

Amaranggana Ratih Mradipta. Powered by Blogger.